Kapolri Tunjukkan Senapan M-4 Carbine Diduga Akan Dipakai Kacaukan Aksi 22 Mei
Merdeka.com - Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengatakan, sejumlah senjata api diamankan menjelang aksi demo 22 Mei di kantor Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) terkait menyikapi hasil Pemilu 2019. Menurut Tito, senjata itu diamankan setelah polisi menangkap sejumlah orang sejak Minggu (19/5) hingga Selasa (21/5) diduga untuk menunggangi aksi 22 Mei.
"Ini yang minggu lalu tanggal 19 Mei. Senjata jenis M4 yang dilengkapi dengan peredam. Jadi kalau ditembakkan suaranya tidak kedengaran. Kemudian juga dilengkapi tanpa pisir TNI artinya bisa dipakai teleskop untuk sniper," kata Tito dalam konferensi pers di Kemenko Polhukam, Jakarta, Rabu (22/5).
-
Apa tujuan warga demo? Dilansir dari akun Instagram @merapi_uncover, mereka mengadakan arak-arakan itu dengan tujuan 'Mberot Jalan Rusak' di sepanjang Jalan Godean.
-
Siapa yang terlibat dalam kerusuhan ini? Pada saat itu Maroko adalah protektorat Prancis, dan komisaris Prancis untuk Oujda, René Brunel, menyalahkan kekerasan yang terjadi pada orang-orang Yahudi karena meninggalkan Oujda dan bersimpati dengan gerakan Zionis.
-
Senjata apa yang digunakan pelaku? Terkait dengan senjata api yang dibawa pengemudi mobil tersebut, Kompol Margono mengatakan bahwa senjata yang digunakan pelaku diduga hanya senjata mainan.
-
Apa yang diminta oleh massa demo? Dalam aksinya, mereka mendesak DPR dan pemerintah untuk segera mengesahkan Revisi UU No. 6 Tahun 2014 tentang Desa.
-
Apa tuntutan utama aksi demo? Reza Rahadian ikut turun ke jalan dan berorasi di depan gedung DPR RI untuk menolak RUU Pilkada dan mendukung putusan Mahkamah Konstitusi.
-
Siapa yang ikut demo? Pada Minggu (17/3), warga di sepanjang Jalan Godean, tepatnya di Desa Sumberarum, Kecamatan Moyudan, Sleman, bersama satuan Jaga Warga mengadakan arak-arakan dengan membawa banner.
Tito melanjutkan, petugas kemudian menangkap tiga orang lainnya pada Selasa (21/5) kemarin. Sejumlah senjata api turut diamankan dari penangkapan ketiga orang tersebut.
"Tanggal 21 Mei kemarin kita juga menangkap 3 orang dengan senjata revolver jenis taurus, glock meyer 22 berikut sejumlah peluru 2 dus. Isinya lebih dari 50 berarti 60 butir," ujar Tito.
Dari pengakuan para pelaku, menurut Tito, senjata itu akan digunakan untuk aksi 22 Mei. Tujuan untuk membuat kerusuhan dalam aksi tersebut.
"Kita sudah mendapat informasi ini dipakai saat aksi 22 Mei melakukan penembakan pejabat termasuk terhadap massa supaya nanti menjadi memanas sehingga diciptakan martil seolah-olah menyalakan dari aparat sehingga timbul kemarahan publik untuk menjadi pembenaran langkah-langkah berikutnya," kata Tito.
Menurut Tito, dari informasi intelijen didapatkan kelompok teroris turut beraksi dalam demo 22 Mei. Namun kabar itu berhasil diantisipasi petugas dengan menangkap para pelaku.
"Selama lebih kurang satu bulan ini kita melakukan penangkapan sejumlah pelaku teror yang mereka akan bermain pada tanggal 22 Mei dengan menggunakan bom kemudian ada 4 senjata api satu senjata api, tiga senjata pendek," tandas Tito.
Sebelumnya diberitakan, mantan Danjen Kopassus, Mayjen (Purn) TNI Soenarko ditangkap dan ditetapkan sebagai tersangka atas kasus penyelundupan senjata api ilegal. Jenisnya diketahui senjata serbu.
Berdasarkan informasi yang diperoleh merdeka.com dari sumber internal Polri, senjata yang diselundupkan oleh Soenarko adalah senapan serbu M4 Carbine buatan Amerika Serikat. Hal ini dibenarkan Karopenmas Divhumas Polri Brigjen Dedi Prasetyo.
"Iya benar itu," singkat Dedi melalui pesan singkat kepada merdeka.com, Selasa (21/5).
Kemudian Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko mengatakan, tiga orang ditangkap terkait penyelundupan senjata laras panjang untuk mengganggu keamanan pada 22 Mei mendatang. Menurut dia, tiga orang itu memiliki peran masing-masing.
"Sebagai kelanjutan dari penangkapan senjata laras panjang, yang pernah saya sampaikan. Saat ini juga telah ditangkap 3 orang sebagai aktornya," kata Moeldoko di kantornya Gedung Bina Graha, Jakarta Pusat, Rabu (22/5).
Dia mengatakan, peran ketiga orang ini adalah mencari senjata, menyediakan senjata dan eksekutor. "Namanya jelas, ada namanya Asumardi ini mencari senjata. Berikutnya Helmy Kurniawan menjual senjata, dan Irwansyah sebagai eksekutor," ujar dia.
Mantan Panglima TNI ini menyebut masih menyelidiki kasus tersebut. Termasuk pihak yang menjadi sasaran kelompok ini.
"Eksekutor kepada siapa? Saya kira semua sudah tahu, pada pejabat yang sudah disiapkan sebagai sasaran. Ini saya sampaikan kepada publik agar publik paham tentang perkembangan situasi yang saya sampaikan. Agar tidak ada praduga. Ini jenis senjata yang disita oleh Bareskrim dengan amunisinya," tukas dia.
Dia mengatakan, pengungkapan penyelundupan senjata ini membuktikan adanya indikasi menciptakan penembakan jitu saat terjadi demonstrasi aksi 22 Mei. Menurut dia, upaya kelompok ini membuat kerusuhan saat berlangsung demonstrasi tersebut.
"Apa yang saya sampaikan sejak awal, telah terbukti bahwa ada sebuah upaya sistematis dari kelompok tertentu di luar kelompok teroris, dompleng pada suasana ini. Untuk itu, saya ingin memberikan pemahaman kepada masyarakat Indonesia untuk tidak melibatkan diri dalam kerumunan massa dan supaya hindari itu. Karena memang ada upaya sistematis untuk membawa suasana ini menjadi suasana yang tidak baik," pungkas dia.
Reporter: Putu Merta Surya PutraSumber: Liputan6.com
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dalam operasi preventif yang dilakukan oleh aparat TNI-Polri, mereka menemukan senjata yang akan diselundupkan untuk teroris KKB Papua yang terbaru dan canggih.
Baca SelengkapnyaSenjata api generasi baru KKB ini disita dari Kamp Bandara Batas Batu.
Baca SelengkapnyaSimulasi ini digelar sebagai upaya mematangkan persiapan prajurit TNI dalam mengamankan kelancaran Pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaKapolri juga meminta kapolda di seluruh Indonesia untuk melakukan pemantauan lebih ketat lagi pada anggotanya yang memegang senpi.
Baca SelengkapnyaKaryawan KAI ini terinpirasi pemberontakan napi terorisme saat menyerang Mako Brimob
Baca SelengkapnyaKelimanya merupakan warga Pakuhaji, Kabupaten Tangerang, Banten.
Baca SelengkapnyaPolisi ke depan lebih baik membawa pentungan seperti di negara maju.
Baca Selengkapnya