Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Kasus 3 Siswa SD Tak Naik Kelas karena Agama di Tarakan, Ini Temuan KPAI

Kasus 3 Siswa SD Tak Naik Kelas karena Agama di Tarakan, Ini Temuan KPAI Ilustrasi siswa SD. ©2013 Merdeka.com

Merdeka.com - Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Retno Listyarti membeberkan sejumlah temuan terkait tiga kakak beradik yang tidak naik kelas selama 3 tahun karena persoalan agama di siswa SDN 05 Kota Tarakan, Kalimantan Utara. Salah satunya, ketiga korban ternyata anak pintar, namun menolak menyanyikan lagu rohani sesuai keinginan guru.

Retno memaparkan, berdasarkan informasi yang diterima tim pemantau dari pihak keluarga dan kuasa hukum secara daring, keluarga ketiga anak pindah agama dari Kristen Protestan ke Sanksi Yehuwa pada tahun 2018.

"Secara kebetulan, tidak naik kelas pertama adalah pada tahun ajaran 2018/2019, ketiga anak sempat dikeluarkan dari sekolah selama sekitar 3 bulan lamanya," jelas Retno dalam keterangannya, dikutip Sabtu (27/11).

Alasan tersebut tidak bisa diterima, karena ketidakhadiran tiga siswa selama 90 hari yang dianggap tidak hadir tanpa keterangan. Padahal ketidakhadiran mereka karena sempat dikeluarkan dari sekolah selama 3 bulan.

"Keputusan Pengadilan TUN memenangkan gugatan atas nama ketiga anak tersebut, keputusan PTUN dalam kasus tidak naik kelas yang pertama kali ini sudah inkrah," ujar Retno.

Keputusan tidak naik kelas yang kedua kali dialami ketiga anak itu pada tahun ajaran 2019/2020. Saat itu nilai pelajaran agama ketiga anak nol atau tidak ada nilainya.

Ketiganya tidak mendapatkan pelajaran agama, sekolah beralasan tidak ada guru agama untuk Saksi Yehuwa. Padahal Saksi Yehuwa oleh Kementerian Agama dimasukkan dalam bagian pendidikan agama Kristen.

"Jadi seharusnya, ketiga anak berhak mendapatkan pendidikan agama Kristen di sekolahnya," sebutnya.

Padahal Keputusan Pengadilan TUN pada tingkat pertama dimenangkan ketiga anak tersebut. Tetapi Dinas Pendidikan Kota Tarakan banding dan memenangkan pengadilan banding.

"Pihak penggugat kemudian melakukan kasasi dan keputusan kasasi belum ada. Artinya belum inkrah hingga November 2021," ungkap Retno.

Kasus tidak naik kelas yang ketiga kalinya terjadi pada tahun ajaran 2020/2021. Kali ini penyebab ketiga anak tidak naik kelas adalah nilai agama yang tidak tuntas, sementara nilai seluruh mata pelajaran yang lain sangat bagus.

Retno mengatakan, ketiga anak mengaku telah mengikuti semua proses pembelajaran pendidikan agama Kristen di sekolahnya. Mereka selalu mengerjakan semua tugas yang diberikan, termasuk ulangan/ujiannya. Bahkan nilai-nilai pengetahuannya selalu tinggi nilainya.

"Namun saat nilai praktik, ketiga anak tidak bersedia menyanyikan lagu rohani yang ditentukan gurunya karena bertentangan dengan akidahnya, dan meminta bisa mengganti lagu yang sesuai dengan akidahnya," jelasnya.

"Kasus tidak naik kelas yang ketiga kalinya juga digugat ke Pengadilan TUN, pengajuan perkara baru dilakukan pada Oktober 2021. Saat ini masih dalam proses persidangan," tambahnya.

Hilang Semangat Belajar

Di sisi lain, Retno juga mengungkap hasil penelusuran tim ketika mengunjungi rumah ketiga anak untuk mendengarkan suara mereka dalam kasus yang menimpanya selama tiga tahun berturut-turut, Senin (22/11).

"Ketika tim bertanya apa harapan atau keinginan ketiga anak, mereka menjawab 'hanya ingin naik kelas'. Saat ditanya apa lagi harapannya? Jawabannya kurang lebih sama, hanya ingin naik kelas. Ketiganya juga ingin tetap bersekolah di SDN 051 Kota Tarakan," sebut Retro.

Retno menyampaikan, ketiga anak sempat menyatakan kehilangan semangat belajar jika mereka tidak naik kelas lagi untuk keempat kalinya.

Anak Pintar

Fakta selanjutnya, Retno mengatakan dari hasil wawancara dengan DH, selaku guru Pendidikan Agama Kristen SDN 043 Tarakan yang diperbantukan di SDN 051 Tarakan. Di SDN 051, dia hanya mengajar 4 siswa, termasuk ke-3 anak-anak itu. Tim juga mewawancarai D, guru PJOK yang juga menjadi Pembina Agama Kristen.

Retno menyampaikan, berdasarkan pengakuan DH, ketiga anak itu pintar dan nilai ilmu pengetahuan sering mendapat angka 100. Selain itu ketiganya juga berkelakuan baik dan sopan.

Namun pada nilai pendidikan agama, ketiganya dinyatakan tidak tuntas. Pada rapor tidak naik kelas ke-3 kalinya, tidak ada nilai praktik. Namun nilai kognitif atau pengetahuan tinggi dan nilai afektif atau sikapnya baik.

Hal itu bisa terjadi lantaran ketiga siswa menolak bernyanyi lagu rohani yang judulnya ditentukan guru pendidikan agama Kristen. "Orangtua sempat meminta izin agar anaknya diperkenankan menyanyikan lagu rohani yang sesuai akidahnya, namun tidak diperkenankan," katanya

Alasan penolakan guru, sebut Retno, berpedoman pada kurikulum Pendidikan Agama Kristen. Padahal Kompetensi Dasar (KD) dalam kurikulum pendidikan agama Kristen justru tidak menentukan judul lagu rohani.

Semisal, Retno mencontohkan dalam silabus mata pelajaran Pendidikan Agama Kristen kelas 4 SD, pada KD 4.6 berbunyi, menyanyikan lagu rohani anak-anak yang menunjukkan ucapan syukur atas dirinya, keluarga, teman, dan alam ciptaan Tuhan.

"KD tersebut sama sekali tidak menentukan judul lagu rohani yang harus dinyanyikan oleh peserta didik," ungkap Retno.

(mdk/yan)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Ini Sosok Pak Akbar Sarosa, Guru Agama SMKN 1 Taliwang yang Dituntut Rp50 Juta Akibat Tegur Siswa untuk Salat
Ini Sosok Pak Akbar Sarosa, Guru Agama SMKN 1 Taliwang yang Dituntut Rp50 Juta Akibat Tegur Siswa untuk Salat

Akbar terancam membayar denda sebesar Rp50 juta lantaran laporan orang tua siswa.

Baca Selengkapnya
Viral Video 'Ice Breaking' Anak SMA Belum Bisa Matematika Dasar, Fakta Miris Dunia Pendidikan
Viral Video 'Ice Breaking' Anak SMA Belum Bisa Matematika Dasar, Fakta Miris Dunia Pendidikan

Sebuah video yang diunggah oleh akun Instagram seorang guru @julaehaju menunjukan mirisnya kondisi pendidikan di Indonesia saat ini.

Baca Selengkapnya
Buntut Honorer Supriyani Dipolisikan, Guru Ramai-Ramai Tolak Siswa Anak Polisi Sekolah di Seluruh SD Baito
Buntut Honorer Supriyani Dipolisikan, Guru Ramai-Ramai Tolak Siswa Anak Polisi Sekolah di Seluruh SD Baito

Selain berunjuk rasa mengawal perkara guru honorer Supriyani, PGRI Baito ramai-ramai menolak siswa D dan saksi kembali bersekolah.

Baca Selengkapnya
Viral Siswa Disabilitas dan Yatim di SMPN 4 Makassar Dibully Hingga Tak Mau Sekolah Lagi, Ini Penjelasan Kadisdik
Viral Siswa Disabilitas dan Yatim di SMPN 4 Makassar Dibully Hingga Tak Mau Sekolah Lagi, Ini Penjelasan Kadisdik

Korban mengalami perundungan sejak pertama kali masuk SMPN 4 Makassar.

Baca Selengkapnya
Fakta Terbaru di Balik Kasus Perundungan di Cilacap, Dapat Sorotan Dunia
Fakta Terbaru di Balik Kasus Perundungan di Cilacap, Dapat Sorotan Dunia

Polisi melakukan penyidikan terhadap kasus tersebut. Hasilnya dua orang siswa ditetapkan sebagai tersangka.

Baca Selengkapnya
Kubu Empat Tersangka Beberkan Kronologi Penganiayaan Santri di Kediri hingga Meninggal Dunia
Kubu Empat Tersangka Beberkan Kronologi Penganiayaan Santri di Kediri hingga Meninggal Dunia

Kasus ini sebelumnya terungkap bermula dari pelaporan pihak keluarga korban di Polsek Glenmore wilayah hukum Polresta Banyuwangi.

Baca Selengkapnya
Potret Suram SD Negeri di Batang, Dulu Favorit Kini Tak Ada Siswa yang Mendaftar
Potret Suram SD Negeri di Batang, Dulu Favorit Kini Tak Ada Siswa yang Mendaftar

Sejumlah SD negeri di Batang kekurangan murid. Hampir separuh dari 452 sekolah di daerah itu tidak memenuhi rombongan belajar.

Baca Selengkapnya
Kepesertaan Ribuan Calon Siswa SMA/SMK Negeri di Jabar Dibatalkan, Ini Penjelasan Ridwan Kamil
Kepesertaan Ribuan Calon Siswa SMA/SMK Negeri di Jabar Dibatalkan, Ini Penjelasan Ridwan Kamil

Ridwan Kamil mengatakan pembatalan itu untuk memberikan pelajaran bahwa semua harus sesuai dan ikut pada aturan yang ditetapkan.

Baca Selengkapnya
Menteri Abdul Mu’ti Telusuri Viral Tiga Siswa SD Dipulangkan Karena Nunggak
Menteri Abdul Mu’ti Telusuri Viral Tiga Siswa SD Dipulangkan Karena Nunggak

Abdul Mu'ti berharap kasus yang dialami tiga siswa SDIT ICMA tersebut dapat menemui jalan keluar secepatnya.

Baca Selengkapnya
Niat ke TPQ Buat Mengaji, Lima Bocah Malah Dicabuli Guru dengan Dalih dapat Pahala
Niat ke TPQ Buat Mengaji, Lima Bocah Malah Dicabuli Guru dengan Dalih dapat Pahala

Perbuatan tersebut dilakukan berulang kali kepada kelima korban dengan rentang waktu yang berbeda-beda sejak tahun 2018 hingga Juli 2023.

Baca Selengkapnya
Cerita Pilu 3 Bocah Ogan Ilir Kabur ke Banten, Ternyata Kesal Tidak Bisa Lanjut Masuk SMP
Cerita Pilu 3 Bocah Ogan Ilir Kabur ke Banten, Ternyata Kesal Tidak Bisa Lanjut Masuk SMP

HN mengajak kabur kedua adiknya lantaran kesal diputus sekolah oleh orang tuanya. Hal ini karena kondisi ekonomi keluarga.

Baca Selengkapnya
Anggota Dewan Klungkung Sidak Sekolah di Nusa Penida: Rawan Ambruk dan Tak Punya Guru Olahraga
Anggota Dewan Klungkung Sidak Sekolah di Nusa Penida: Rawan Ambruk dan Tak Punya Guru Olahraga

Selain kondisi gedung sekolah yang perlu diperbaiki, dewan guru pun menyampaikan bahwa SDN 7 Suana kekurangan meja dan kursi.

Baca Selengkapnya