Kasus Rabies di TTS Bertambah jadi 46 Orang
Merdeka.com - Korban gigitan anjing rabies di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Nusa Tenggara Timur (NTT) bertambah menjadi 46 orang dari sebelumnya 20 orang. Sebanyak 46 orang ini tersebar di sembilan Kecamatan.
"Kasusnya bertambah sekarang sudah 46 orang," kata Bupati TTS Egusem Pieter Tahun," Rabu (31/5).
Menurutnya, sebanyak 46 kasus rabies itu dilaporkan dari enam kecamatan yakni Amanatun Selatan, Nunkolo, Kie, Kuatnana, Kolbano, dan Fautmolo.
-
Di mana rabies bisa ditemui? Dalam hal ini, rabies bisa ditemui di 150 negara dan di semua benua, kecuali Antartika dan Arktik.
-
Apa yang dimaksud dengan rabies? Rabies adalah infeksi virus yang menyebar melalui gigitan hewan yang telah terifeksi sebelumnya. Virus rabies ini dapat masuk dalam kelompok rhabdovirus.
-
Siapa yang rentan terkena rabies? Menurut data yang dilansir dari World Health Organization (WHO), sebanyak 59.000 penduduk di seluruh dunia meninggal akibat rabies, dan 99% di antaranya terkena gigitan anjing yang telah terinfeksi virus rabies.
-
Apa penyebab rabies? Rabies disebabkan oleh virus yang masuk ke tubuh manusia melalui cakaran atau gigitan hewan yang terinfeksi virus rabies. Jilatan hewan yang terinfeksi ke mulut, mata, atau luka terbuka, juga bisa menjadi cara virus rabies menular dari hewan ke manusia.
-
Bagaimana rabies menular? Rabies disebabkan oleh virus rabies, yang dapat ditularkan melalui gigitan atau cakaran hewan yang terinfeksi, seperti anjing, kucing, dan kelelawar.
-
Siapa yang rentan terinfeksi rabies? Terkena gigitan kucing yang terkena rabies menjadi hal yang berbahaya.
"Diduga mereka terinfeksi rabies dengan satu kematian yakni AB (45) warga Desa Fenun, Kecamatan Amanatun Selatan," ujar dia.
Ia menjelaskan, kesulitan yang dihadapi pemerintah daerah dalam penanganan rabies di Kabupaten TTS adalah cuaca, karena hujan terus terjadi. Bahkan jangkauan ke desa-desa yang dilaporkan terdapat gigitan anjing sangat jauh.
"Sudah ada 18 orang dari 45 orang yang telah divaksin dari 100 dosis vaksin yang dibantu oleh Dinas Kesehatan Provinsi NTT," jelas Egusem Pieter Tahun.
Terus meningkatnya warga yang suspect terinfeksi rabies akibat gigitan anjing menjadi salah satu alasan Pemerintah TTS menetapkan keadaan luar biasa (KLB).
"Kami nyatakan KLB rabies untuk kesehatan sedangkan wabah rabies untuk peternakan," ujar Egusem Pieter Tahun.
Ia menambahkan, ada dua yang ditetapkan untuk keadaan darurat saat ini yakni, KLB untuk kesehatan manusia yang ditangani oleh Dinas Kesehatan yang terkena rabies. Sedangkan wabah untuk rabies yang menyerang hewan anjing untuk Dinas Peternakan.
Pemerintah Daerah TTS juga telah mengeluarkan iimbauan kepada masyarakat untuk segera mengikat atau mengkandangkan hewan mereka khususnya anjing, kucing dan kera sebagai hewan pembawa rabies.
"Proses eliminasi dan pemusnahan adalah hal mutlak yang akan dilakukan, kita akan anggap hewan liar jika ditemukan dijalan," tegas Egusem Pieter Tahun.
Kepala Dinas Kesehatan TTS, Karolina Tahun mengatakan, dari 46 kasus tersebut 22 kasus dilaporkan oleh Kecamatan Amanatun Selatan.
"Desa Tefu ada 20 kasus dengan satu kematian, dan Desa Fatuluni sebanyak dua orang," kata Karolina.
Menurut Karolina, sudah ada dua sampel organ anjing dari Kabupaten TTS yang diperiksa oleh laboratorium Balai Besar Veteriner Denpasar yang dinyatakan positif rabies.
"Kemarin ambil sampel lagi satu, itu juga positif. Jadi sudah ada dua anjing yang diperiksa di Laboratorium Balai Besar Veteriner Denpasar)," jelas Karolina Tahun.
Dia menjelaskan, sampel organ anjing yang kedua diperiksa adalah milik salah satu warga Fenun berinisial TB. Anjing itu diambil sampelnya setelah menggigit salah satu warga Fenun.
(mdk/ray)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sepanjang tahun 2023 ini, ada hampir 4.000 kasus gigitan hewan rabies di Sumut.
Baca SelengkapnyaVirus rabies kembali merebak dan menelan korban jiwa.
Baca SelengkapnyaMenurut Yohanes Sadipun, awalnya korban yang merupakan siswa sekolah dasar itu dicakar anjing rabies bersama dua temannya.
Baca SelengkapnyaSeorang bocah berusia enam tahun berinisial AN tewas pasca-digigit anjing rabies di Desa Hikong, Kecamatan Talibura, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Baca SelengkapnyaKasus penularan virus rabies ke manusia di wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) belakangan semakin mewabah.
Baca SelengkapnyaTarget ini disampaikan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Letjen TNI Suharyanto.
Baca SelengkapnyaBila sudah muncul gejala karena terlambat penanganannya, maka risiko yang terjadi adalah 100 persen meninggal.
Baca SelengkapnyaSejumlah pasien demam berdarah dengue sampai saat ini masih menjalani rawat inap.
Baca SelengkapnyaKetiga korban terdiri dari dua pria dewasa dan bocah berusia 10 tahun.
Baca SelengkapnyaKementerian Kesehatan mencatat, hingga minggu ke-15 tahun 2024, terdapat 475 orang meninggal karena DBD.
Baca SelengkapnyaBNPB mengatakan bahwa jumlah penderita penyakit tersebut terdata pada Januari-Juli 2024 di Nias Selatan.
Baca SelengkapnyaSaat ini, seluruh pasien sedang menjalani perawatan intensif di ruang isolasi sejumlah rumah sakit Jakarta.
Baca Selengkapnya