Kecamatan-Desa di Banyuwangi Mulai Tampilkan Data Penerima Bansos ke Publik
Merdeka.com - Sejumlah kecamatan di Banyuwangi mulai menampilkan secara transparan data penduduk penerima bantuan sosial dampak Covid-19 dari pemerintah.
"Ini saya cek beberapa kecamatan dan desa sudah memulai. Ini sesuai arahan Presiden Joko Widodo agar semua data ditampilkan," ujar Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas.
Dengan ditempelnya nama-nama penerima bansos, menurut Anas, ini sesuatu yang baik karena data penerima menjadi lebih terbuka dan transparan sehingga masyarakat bisa saling mengawasi.
-
Siapa yang dapat bansos? Muhadjir mengamini, pernyataan tersebut menjadi kontroversi publik. Dia menilai hal itu disebabkan interpretasi yang keliru oleh masyarakat.
-
Apa yang diselamatkan Kemensos terkait penyaluran Bansos? Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini menyampaikan progres perbaikan Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) yang di tahun 2020 banyak mendapatkan catatan dari BPK, BPKP, dan KPK. Dalam acara yang diselenggarakan di Gedung ACLC KPK tersebut Mensos Risma menyatakan potensi kerugian negara penyaluran Bansos lebih dari Rp523 M/bulan dapat diselamatkan melalui penidaklayakan penerima Bansos yang dilakukan bersama Pemerintah Daerah sebanyak 2.284.992 Keluarga Penerima Manfaat (KPM)
-
Bagaimana cara pemerintah bagikan bansos? Menko PMK juga menyarankan Kemensos memberikan pembinaan untuk korban judi online yang mengalami gangguan psikososial.
-
Siapa yang ditanya soal bagi bansos? Daniel menyoroti Menko PMK Muhadjir Effendy dan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto yang ikut membagikan bantuan sosial. Sementera, peran Memsos Risma justru minimalis.
-
Bagaimana Risma mendekati penerima bansos? 'Misalkan kemarin saya temukan ada anak yatim enggak ada orang tuanya. rumahnya di jurang, itu saya masuk harus jalan kaki 1 kilo gitu itu enggak ada orang tuanya, saya harus rayu dia. maukah kamu ikut di tempat kami? jadi, saya datang untuk itu,' ujarnya.
-
Siapa yang disosialisasikan jaminan sosialnya? Menteri Ketenagakerjaan, Ida Fauziyah, menyosialisasikan program Jaminan Sosial Ketenagakerjaan kepada para pekerja migran Indonesia (PMI) di Makau.
"Pertama, ini agar tidak menimbulkan kecurigaan. Kedua, dalam pendataan dimungkinkan ada error, meskipun tidak banyak dan tidak signifikan, tetapi tetap perlu dikoreksi," ujarnya.
"Langkah ini secara bertahap diikuti desa-desa dan kelurahan," terang Anas.
Kecamatan-Desa di Banyuwangi Mulai Tampilkan Data Penerima Bansos ke Publik ©2020 Merdeka.comAnas menambahkan, setiap kecamatan juga membuka tempat pengaduan dengan nomor telepon yang dipasang di spanduk.
"Jadi kanal pengaduan kita siapkan dua jalur. Pertama, jalur konvensional lewat kantor desa, kelurahan, dan kecamatan. Kedua, jalur online yang sistemnya sedang dikerjakan, Senin atau Selasa besok sudah siap diakses," ujar Anas.
Dalam dua kanal pengaduan itu, warga bisa melaporkan dirinya sendiri, atau melaporkan tetangga atau warga lain yang dinilai perlu dibantu. "Sistemnya by NIK, agar bisa langsung terdeteksi apakah yang warga yang dilaporkan itu sudah menerima bantuan atau belum," ujarnya.
Saat ini, di Banyuwangi total ada 269.000 kepala keluarga (KK) yang mendapat bantuan dari program pemerintah pusat, provinsi, dan daerah; sudah melampaui data warga miskin di Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) sebesar 193.000 KK. Angka penerima bantuan kemungkinan bertambah karena masih ada pengisian data lanjutan dari program Bantuan Sosial Tunai Kementerian Sosial, di mana Banyuwangi mendapat tambahan kuota dari Menteri Sosial Juliari P. Batubara.
Sementara itu, Camat Licin, Hartono, mengatakan, pihaknya sudah mulai menampilkan data penerima bansos sejak dua hari lalu di kantor kecamatan dan desa.
"Sebanyak 1.328 penerima bantuan terpampang jelas di papan pengumuman kantor kecamatan dan desa. Warga bisa mengecek langsung, dia menerima skema bantuan yang mana. Sehingga warga tidak salah paham, misalnya karena warga lain bantuannya cair duluan. Karena jenis bantuannya memang banyak dan cairnya pun bergiliran," urai Hartono.
Cara ini, kata Hartono, juga menjadi alat kontrol dalam memantau jumlah penerima bantuan di setiap desa berikut skema bantuannya.
Hal yang sama juga sudah dilakukan Camat Genteng, Firman Sanyoto. Di halaman kantor kecamatan, data-data ditata rapi di papan dengan menggunakan delapan binder berdasarkan desa yang ada di kecamatan itu.
"Tidak hanya di kecamatan, desa juga sudah kami minta membuat hal serupa, agar terlihat menarik. Bahkan, kami juga sudah mulai menampung laporan warga, siapa saja yang belum mendapatkan bantuan untuk kami masukkan skema yang memungkinkan," pungkas Firman. (mdk/hhw)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ganjar menuturkan, program KTP Sakti merupakan jawaban atas keluhan masyarakat terkait permasalahan data penerima bantuan.
Baca SelengkapnyaPemkab Banyuwangi berinovasi untuk memperkuat penguatan pemerintahan berbasis digital.
Baca SelengkapnyaDia menilai bansos harus dipastikan diperoleh bagi mereka yang tercatat sebagai warga miskin dan prasejahtera.
Baca SelengkapnyaAnies kembali menekankan bahwa bansos harus diberikan kepada si penerima dengan menyesuaikan kebutuhan dan tidak dirapel.
Baca SelengkapnyaSejumlah bansos akan disalurkan pemerintah pada November.
Baca SelengkapnyaKTP Sakti diyakini bisa menjadi sebuah program andalan yang berpihak kepada masyarakat.
Baca SelengkapnyaRieke pun berharap dengan program big data yang diusung pasangan capres - cawapres, Ganjar dan Mahfud MD bisa membuat penyaluran bansos bisa tepat sasaran.
Baca SelengkapnyaMelihat Kerja Bupati Ipuk untuk mendekatkan pelayanan publik dan meninjau program kerja.
Baca SelengkapnyaBupati Ipuk juga menyalurkan bantuan sosial BLT Dana Desa kepada ratusan keluarga penerima manfaat (KPM).
Baca SelengkapnyaPelayanannya akan diperbaiki dan ditambah supaya lebih cepat.
Baca SelengkapnyaAhok pernah menjabat sebagai Gubernur Jakarta pada 2014 silam
Baca SelengkapnyaTerdapat sejumlah fitur yang dapat diakses oleh para relawan maupun pendukung.
Baca Selengkapnya