Kemenkes Minta Rumah Sakit Sepanjang Jalur Mudik Siaga
Merdeka.com - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memastikan bahwa semua fasilitas layanan kesehatan seperti rumah sakit telah dipersiapkan untuk mengawal kegiatan mudik tahun 2023 berjalan dengan sehat dan aman.
“Pastinya fasilitas pelayanan kesehatan ya, seperti biasa kalau mudik kita siapkan baik rumah sakit maupun puskesmas di jalur-jalur mudik itu kalau bukan terkait COVID-19 ya,” kata Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes Siti Nadia Tarmizi di Jakarta, Kamis (30/3).
Nadia menuturkan layanan kesehatan yang disiapkan itu di luar penyakit COVID-19, misalnya seperti masyarakat mengalami pusing atau membutuhkan pemeriksaan tekanan darah tinggi (hipertensi). Di mana layanan akan terintegrasi dengan Kementerian Perhubungan sampai TNI/Polri.
-
Siapa yang mengalami masalah kesehatan? Batuk kering dan sesak napas dialami Kama, putra bungsu Zaskia Adya Mecca.
-
Siapa yang mengalami gangguan kesehatan? Dalam salinan DKPP, Pengadu (CAT) disebut mengalami gangguan kesehatan usai menjalani hubungan badan yang dipaksa oleh Teradu (Hasyim Asyari) dalam hal ini Ketua KPU RI Hasyim Asy'ari.
-
Siapa yang perlu berkonsultasi dengan tenaga kesehatan? Terakhir, konsultasikan dengan penyedia layanan kesehatan untuk mendapatkan penilaian kesehatan dan rencana perawatan yang profesional.
-
Siapa yang perlu rutin cek tekanan darah ? Ia juga menyarankan agar masyarakat secara rutin mengecek tekanan darah, terutama bagi mereka yang berusia 35 hingga 40 tahun ke atas dan memiliki riwayat keluarga dengan hipertensi.
-
Apa itu tekanan darah tinggi? Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah kondisi umum yang dapat memengaruhi kesehatan seseorang secara serius.
Namun layanan untuk penanganan kasus COVID-19 tetap disiagakan. Misalnya seperti memastikan ketersediaan tempat tidur untuk pasien COVID-19 beserta perawatan yang akan diberikan yakni pemeriksaan PCR, reagen (pereaksi kimia) hingga ketersediaan obat.
“Itu kita siapkan tadi ventilator, kemudian kita siapkan oksigen. Kalau sekarang saya tidak terlalu khawatir ya karena oksigen sudah cukup banyak di berbagai rumah sakit ya, tetapi tetap kita pastikan hal tersebut,” katanya.
Nadia mengatakan hal lain yang juga diantisipasi adalah terkait edukasi masyarakat untuk tetap melengkapi dosis vaksin COVID-19. Sebab meski pandemi telah terkendali, masyarakat masih akan terus hidup berdampingan dengan virus.
Walaupun booster kedua tidak dijadikan sebagai kewajiban atau syarat perjalanan mudik 2023, pemerintah tetap meminta masyarakat untuk segera mendapatkan booster agar kelompok rentan seperti lansia dan penderita komorbid yang mengikuti mudik.
Nadia menekankan vaksinasi masih sangat efektif untuk menjaga semua pihak dan mencegah seseorang menderita sakit berat dan berakhir dengan kematian.
“Ingat itu bukan buat kita saja, tapi ada orang yang berisiko tinggi, komorbid, orang dengan gangguan imunitas, itu kan masih banyak di negara kita. Apalagi ada hipertensi, dengan gagal ginjal, orang dengan diabetes mellitus, itu juga masih tinggi. Itu mereka memiliki risiko yang tinggi,” ujarnya.
Sementara terkait sentra vaksinasi, Nadia menjelaskan pada mudik kali ini tidak disediakan di semua titik. Tetapi bisa disediakan secara lokal oleh pemerintah daerah, karena distribusi vaksin sekarang sudah diberikan di puskesmas.
Kalaupun di adakan, sentra vaksinasi akan berlokasi di rest area yang memungkinkan untuk memberikan layanan vaksinasi COVID-19. Di samping itu, rencananya juga akan disediakan deteksi dini untuk pemeriksaan kencing manis hingga hipertensi.
"Jadi memang sudah jelas bahwa akan ada yang datang karena sayang sekali. Vaksin yang dibawa dalam sekian jam sudah harus tersuntikan, kalau tidak dia dianggap sudah tidak available lagi sehingga vaksin itu (berpotensi) terbuang," katanya.
(mdk/ded)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Berbeda dengan tahun 2019 yang didominasi penyakit kronis, seperti hipertensi atau diabetes.
Baca SelengkapnyaDalam sehari ada sekira 60 jemaah haji yang mendapatkan pelayanan rawat jalan.
Baca SelengkapnyaMudik Lebaran identik dengan perjalanan panjang yang bisa memicu aritmia hingga henti jantung.
Baca SelengkapnyaPemeriksaan kesehatan ini dilakukan langsung oleh Seksi Dokkes Polres Metro Jakarta Timur.
Baca SelengkapnyaIde awal pendirian klinik karena melihat jemaah haji memerlukan perawatan di masing-masing sektor.
Baca SelengkapnyaBerbagai penyakit itu timbul setelah warga tidur di luar rumah selama beberapa hari terakhir.
Baca SelengkapnyaBanyaknya stok obat tersebut telah memperhitungkan pola penyakit dan jumlah kebutuhan obat yang diperlukan jemaah haji.
Baca SelengkapnyaKenaikan tarif layanan medis ini untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dan untuk memberikan fleksibilitas dalam pengelolaan keuangan.
Baca Selengkapnya