Kepala BNPT mengaku tak bisa terus pantau WNI yang gagal masuk Suriah
Merdeka.com - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol Suhardi Alius, mengaku pihaknya sulit memantau warga negara Indonesia (WNI) yang sudah dideportasi oleh pemerintah Turki. WNI umumnya tidak bisa atau gagal menyeberang dari Turki ke Suriah.
"Memang enggak bisa seterus-terusnya (dipantau). Bentangannya kan besar sekali ya," kata Suhardi di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (22/5).
Ketika mereka sudah tiba Indonesia, BNPT baru dapat memantau para WNI itu. Di Jakarta, BNPT akan menampung mereka di Panti Sosial Bina Laras Cipayung, Jakarta Timur, untuk didata mengikuti program deradikalisasi selama satu bulan.
-
Di mana WNI dievakuasi ke? Pagi ini, saya menerima laporan bahwa mereka telah sampai di Suriah, melalui Damaskus dengan selamat.
-
Dari mana WNI dipulangkan? Empat di antaranya telah dipulangkan ke Indonesia.
-
Dimana WNA itu ditangkap? HBR belakangan ditangkap Imigrasi Tanjung Perak dan terancam dideportasi ke negaranya lantaran izin tinggalnya sudah tidak berlaku.
-
Kapan WNI dipulangkan? Direktorat Perlindungan WNI Kementerian Luar Negeri secara bertahap memulangkan Warga Negara Indonesia (WNI) yang terjebak di Gaza Palestina.
-
Apa yang dilakukan BNPT untuk penyintas? BNPT juga sering mengadakan agenda gathering yang ditujukan untuk menumbuhkan semangat hidup dan mengembalikan kepercayaan diri bagi para korban terorisme agar tetap berdaya.
-
WNI apa yang sudah dipulangkan? Berdasarkan data Kemlu, terdapat 10 WNI di Gaza. Empat di antaranya telah dipulangkan ke Indonesia.
"Di sana kami kasih psikolog, konseling anak-anak. Satu bulan itu kami lihat, kami tanya. Nah, hasilnya beda-beda memang," ucap Suhardi.
Setelah menyelesaikan program tersebut, BNPT nantinya menyerahkan para WNI itu ke dinas sosial pemerintah daerah asal mereka masing-masing.
"Kami sampai mengikutinya ke alamat dan tujuan. Kami minta Kemendagri kirim pejabat dari Pemkot, Pemkab untuk menjemput supaya tahu persis di mana mereka tinggal dan bergaulnya sama siapa dan sebagainya," kata Suhardi.
Hanya saja, setelah itu BNPT bersama Polri dan TNI tak bisa terus menerus memantau mereka.
"Itu yang sekarang kita sedang cari polanya, bagaimana supaya begitu mereka kembali, kita bisa terus monitoring," terang Suhardi.
Minta semua kementerian deteksi dini paham radikalisme
Suhardi Alius, mengimbau kepada seluruh kementerian dan lembaga agar melakukan deteksi sejak dini akan adanya paham radikalisme dan terorisme.
"Diharapkan masing-masing kementerian melakukan langkah asesmen lagi, sampai sejauh mana tingkat paparan ideologi radikalisme dan terorisme. Entah pegawainya, entah apanya," kata Suhardi.
Hal ini, menurutnya, agar masing-masing kementerian dan lembaga mengevaluasi diri. Salah satunya lembaga pendidikan.
Suhardi mengatakan, Presiden Joko Widodo dalam rapat terbatas menginstruksikan pembersihan lembaga pendidikan di Indonesia dari ideologi radikalisme dan terorisme.
"Kalau pendidikan kan khusus di Kementerian Pendidikan. Tapi kan ya tidak menutup kemungkinan paham-paham itu tidak hanya di pendidikan. Kementerian yang lain juga. Namanya juga ideologi dan pemahaman," terang Suhardi.
Ia nenyarankan agar Indonesia bisa Jepang memiliki kurikulum pendidikan perilaku sejak anak mengenyam bangku sekolah dasar. Seperti yang sudah diterapkan di Jepang.
"Di Jepang itu, dari kelas 2 SD mereka diajarkan berperilaku baik, etika menghadapi orangtua, guru, termasuk soal nasionalisasi dan itu tidak ditinggalkan. Kalau mereka hanya dikasih matematika saja, memang pintar, tapi nanti tidak punya moral," ucap Suhardi.
Reporter: Hanz Jimenez Salim
Sumber: Liputan6.com
(mdk/rzk)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ke-23 napi terorisme itu,akan menjalani sisa masa tahanan di lapas berbeda di Jatim
Baca SelengkapnyaSebanyak 101 pencari suaka asal Afghanistan, Irak dan Pakistan masih bertahan di gedung tersebut.
Baca SelengkapnyaSementara itu, Wakil Presiden Ma’ruf Amin berpesan kepada BNPT untuk lebih memperkuat kolaborasi melalui pendekatan multipihak.
Baca SelengkapnyaViral Pengungsi Rohingya di Aceh 'Ngelunjak', Menko Muhadjir Ngaku Belum Terima Laporan
Baca SelengkapnyaHal tersebut disampaikan Rycko usai mengikuti peringatan tragedi kemanusiaan Bom Bali di Ground Zero atau Tugu Peringatan Bom Bali.
Baca Selengkapnya59 WNI asal Banten dan Makassar diduga diamankan petugas haji Arab Saudi lantaran ketahuan menggunakan visa ziarah.
Baca SelengkapnyaYekti menegaskan Lapas Klas II A Tangerang, akan menindak tegas N, jika nantinya berhasil ditemukan.
Baca SelengkapnyaKeberlanjutan pembinaan resmi dari Pemerintah inilah yang akan memperkuat komitmen mantan anggota JI.
Baca SelengkapnyaDelapan orang narapidana kasus terorisme dipindahkan dari Rutan Cikeas Jawa Barat ke tiga lapas yang tersebar di Jawa Timur.
Baca SelengkapnyaPemerintah belum bisa memastikan kepul para WNI tersebut karena saat ini jalur penerbangan di sejumlah negara Timur Tengah menerapkan sistem buka tutup.
Baca SelengkapnyaBelasan pengungsi tersebut kabur dengan cara merusak pagar jaring besi.
Baca SelengkapnyaMereka diamankan lantaran tidak bisa menunjukkan visa haji sebagai syarat masuk ke Kota Suci Mekkah.
Baca Selengkapnya