Kisah Anak Gadis Penjual Pentol di Samarinda Rawat Ayah yang Sakit Stroke
Merdeka.com - Kondisi Sutardi (64) cukup memilukan. Pria yang sehari-hari berjualan pentol bakso keliling di Samarinda, Kalimantan Timur itu hanya bisa duduk usai serangan stroke pada Januari 2020 lalu.
Merdeka.com datang menyambangi kediaman Sutardi, Selasa (4/10). Lokasinya di bangunan indekos dua lantai di Jalan Lambung Mangkurat RT 27 Gang Syahdan Thoyib, Kelurahan Pelita di Samarinda.
Sutardi tinggal di lantai dua. Saat ditemui dia mencoba bangkit dari pembaringannya. Kamarnya tidaklah luas. Hanya berukuran sekitar 5x5 meter berkeliling plywood.
-
Apa yang terjadi pada pria disabilitas itu? Dia baru saja dibebaskan oleh militer Israel
-
Apa yang terjadi pada pria di Garut? Dirinya mengaku tak bisa tidur selama empat tahun terakhir dan selalu terjaga. Solihin (51) menjelaskan jika kondisinya ini dimulai sejak 2020 lalu. Setiap malam ia selalu terjaga, sehingga tubuhnya tidak bisa diistirahatkan.
-
Kenapa penjual roti pingsan? Dani: 'Lah terus roti yang beneran mana ya, Bang? Dari tadi Abang kok ngomong buah-buahan terus, sama sekali rotinya gak diomongin? Sebenarnya, abang ini jualan buah apa jualan roti bang? Kok saya jadi bingung ya, Bang, kalau gini caranya aku nggak jadi beli deh, Bang, habisnya Abang ngebingungin sih.' Penjual roti: (Hening seketika) Tidak lama kemudian, si penjual roti langsung pingsan.
-
Apa yang terjadi pada pemotor tersebut? Dalam video berdurasi kurang dari 1 menit itu, terungkap detik-detik saat seorang pengendara sepeda motor mengalami kecelakaan tunggal. Pemotor terlihat terjatuh di tengah-tengah kondisi lalu lintas yang cukup padat merayap.
-
Dimana Sertu Sarijo berjualan sate? Meski berkeliling, Sarijo dikenal telah memiliki lapak sendiri di depan kantor Kapanewon Panggang.
-
Kenapa Sertu Sarijo jualan sate? Dengan berjualan sate keliling, Sarijo rupanya ingin menjalin persaudaraan sekaligus silaturahmi ke warga setempat.
Di dalamnya terlihat berantakan. Hanya ada satu jendela kecil sekaligus sebagai ventilasi udara. Selain tilam tempatnya tidur, juga ada tumpukan pakaian kotor, botol bekas air mineral ukuran 1,5 liter hingga plastik bekas.
Kondisi Sutardi sendiri sudah nyaris sulit berbicara. Sesekali dia terlihat tidak berdaya ketika berusaha menggerakkan tangan kanannya, apalagi kakinya. Serangan stroke itu melumpuhkan anggota tubuh. Dia pun terkadang harus ngesot di lantai untuk pergi ke kamar mandi di lantai dua itu.
Dalam kamar hanya seluas itu, Sutardi dirawat putrinya, Eren Kristiana Dinar Betti. Gadis berusia 16 tahun itu duduk di bangku kelas 1 salah satu SMA swasta di Samarinda.
Eren adalah anak ketiga dari empat bersaudara. Dua kakaknya berada di Palangkaraya Kalimantan Tengah, dan satu lagi di luar negeri sebagai tenaga kerja Indonesia.
Mencari nafkah dengan berjualan pentol seketika terhenti saat Sutardi terkena stroke itu. Hingga akhirnya istri Sutardi dikabarkan sudah pindah tempat tinggal di Balikpapan.
"Ibu ada di Balikpapan. Kadang ke sini (menjenguk) kalau lagi di Samarinda," kata Eren saat berbincang bersama merdeka.com, Selasa (4/10).
Eren menerangkan situasinya memang dihadapkan pada pilihan yang tidak mudah. Menurut dia, tidak ada uang bisa didapat apabila ibunya tidak bekerja. "Kalau ikut jaga bapak sakit, tidak ada yang cari uang," ujar Eren.
Sutardi adalah perantau asal Jawa. Dari Jawa Timur dia pindah ke Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan. Pekerjaan Sutardi sebelumnya adalah pekerja bangunan, hingga akhirnya berdagang pentol rebus.
"Bapak aslinya lahir di Mojokerto. Karena keluarga Bapak semua di sana," ungkap Eren.
Situasinya memang menjadi semakin sulit sejak stroke itu. Belum lagi bicara urusan makan sehari-hari yang kini lebih sering sekadar bisa memakan roti. Apalagi dihadapkan pada tenggat waktu pembayaran indekos. Dari kabar, per 10 Oktober 2022 ini Sutardi sudah menunggak indekos dua bulan.
Meski hidup prihatin, Eren harus tetap bersekolah demi masa depannya. Tetangga yang iba dan peduli sesekali membantu, meski hanya bisa sesuai kemampuan. "Ibu juga kirim uang ke saya buat makan saya dan Bapak," ucap Eren.
"Saya bersyukur Bapak bisa ditinggal kalau saya sekolah, atau kerjain tugas sekolah dengan teman. Bapak ini tidak mau juga merepotkan orang. Yang bisa dia lakukan, dia lakuin sendiri," Eren menerangkan lagi.
Kini Eren dan ayahnya hanya bisa berharap pulang ke Mojokerto, Jawa Timur. Di mana keluarga ayahnya pernah mengungkapkan akan merawat Sutardi apabila bisa pulang kembali ke Mojokerto.
"Kalau tidak bisa pulang, paling tidak bisa pindah ke tempat yang lebih layak. Supaya saya juga bisa belajar dengan nyaman," demikian Eren mengakhiri perbincangan siang ini.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Simak cerita haru seorang kakek 70 tahun yang menderita stroke rela tetap bekerja demi keluarga.
Baca SelengkapnyaKisah lansia 80 tahun rela berjualan kerupuk demi hidupi anak ODGJ ramai disorot warganet. Begini informasinya.
Baca SelengkapnyaSariyani (62) hidup dengan begitu pilu. Di usianya yang kini telah senja, dia tak lagi hidup bersama sang suami sejak belasan tahun yang lalu.
Baca SelengkapnyaKisah seorang wanita lansia asal Purworejo benar-benar membuat siapapun yang membaca akan mengelus dada.
Baca SelengkapnyaIa diketahui berjualan gorengan di daerah Surabaya.
Baca SelengkapnyaKisah haru Pak Edi, penjual kerupuk Palembang yang tetap bekerja meski sakit.
Baca SelengkapnyaSetelah diperiksa, ternyata Pak Slamet didiagnosa terkena stroke.
Baca SelengkapnyaPak Alam berjualan tisu keliling dari Cikarang ke Jakarta. Ia naik kereta bersama putranya Sultan.
Baca SelengkapnyaSetiap orang tentu ingin hari tuanya berjalan damai dan menyenangkan.
Baca SelengkapnyaIa memperlihatkan video saat anaknya sedang diperiksa dokter di rumah sakit.
Baca SelengkapnyaKakek ini diketahui berjualan di sekitar GBLA, Bandung.
Baca SelengkapnyaDi tengah kelumpuhan yang dialami, pria malang itu rela berjuang demi bertahan hidup dan mencari rezeki.
Baca Selengkapnya