Kisah Ciu, Miras Khas Banyumas Dijadikan Hand Sanitizer
Merdeka.com - Hand sanitizer berbahan ciu, minuman beralkohol tradisional asal Banyumas, dibagikan cuma-cuma ke masyarakat Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Senin (23/3). Kandungan alkohol berbahan ciu itu diklaim oleh Bupati Banyumas Achmad Husein mencapai 96 persen.
Ciu tersebut diproduksi oleh masyarakat Desa Wlahar, Kecamatan Wangon. Ciu lantas dicampur dengan hidrogen peroksida, glisorel dan air menjadi hand sanitizer. Achmad Husein sudah meminta RSUD Banyumas dan Ajibarang untuk menyuplai gliserol dan hidrogen peroksida.
"Nanti akan kita bikin isi ulangnya. Titiknya di alun-alun purwokerto," kata Husein melalui sambungan telepon, Senin (23/3).
-
Siapa yang menyebarkan cincau di Indonesia? Para pedagang Tiongkok menyebarkan minuman ini ke berbagai pelosok Indonesia.
-
Bagaimana penanganan Covid-19 di Indonesia? Jokowi memilih menggunakan strategi gas dan rem sejak awal untuk menangani pandemi Covid-19. Gas dan rem yang dimaksudkan Jokowi diimplementasikan dalam tiga strategi yakni penanganan kedaruratan kesehatan, jaring pengaman sosial, dan pemulihan ekonomi. Inilah yang kemudian menjadi ujung tombak dalam penanganan Covid-19 di Indonesia.
-
Bagaimana cara mencegah TBC di Cianjur? “Kami meminta warga ikut serta mencegah penyakit TBC dengan menjaga kebersihan diri, keluarga dan lingkungan sekitar,“ imbaunya
-
Produk apa saja dari Cianjur yang tembus pasar ASEAN? Makanan sampai radio antik jadi produk UMKM asal Kabupaten Cianjur, Jawa Barat yang tembus pangsa pasar negara ASEAN.
-
Apa yang berhasil diturunkan di Kecamatan Buahbatu? Dengan kekompakan warga, masalah stunting di Kecamatan Buahbatu, Kota Bandung ini bisa diatasi.
-
Apa isi dari rekuh Cianjur? Rekuh dianggap berbeda dari rujak lain karena isiannya yang tak hanya buah segar, melainkan juga ada tambahan potongan kentang dan tahu goreng.
Hand sanitizer berbahan ciu yang dibagikan ke warga dikatakan Husein berjumlah ratusan dalam kemasan 10 ml. Nantinya warga yang membutuhkan cairan hand sanitizer bisa mengisi ulang di ruang publik. Lokasi isi ulang akan diuji cobakan di alun-alun Purwokerto.
"Agar tak berkerumun, bagi warga yang mau isi ulang nanti polanya mengantre. Jarak tetap harus dikontrol 1,8 meter," katanya.
Sejarah singkat Ciu
Kepala Desa Wlahar, Narsim bercerita produksi Ciu di desa Wlahar punya jejak panjang. Pembuatan ciu, dari cerita turun temurun yang ia dengar, berawal ketika banyak pekerja kolonial Hindia Belanda yang melakukan pekerjaan di Wlahar.
Singkat cerita, warga diajarkan membuat ciu yang saat itu dikatakan sebagai ramuan penyehat badan.
Produksi ciu sendiri yang biasa dibuat oleh warga umumnya hanya mencapai kadar alkohol maksimal 55 persen. Pada tahun 2007, kata Narsim, ciu produksi Wlahar diperjuangkan jadi bio etanol. Eksperimentasi yang dilakukan dari 30 liter ciu berkadar 30-35 persen disuling lagi jadi 5 liter sehingga kandungan alkohol naik menjadi 80 persen.
"Bahan dasar gula Jawa per 50kg, tape 2 kg, ragi 24 biji. Nantinya menjadi rendaman air 200 liter. Saat dijadikan bio etanol penyusutan memang banyak. Sehingga harga jual jadi mahal," kata Narsim melalui sambungan telepon.
Ciu juga kerap dimanfaatkan untuk cairan urut. Penggunaan ciu untuk urut pernah dipromosikan dengan sebutan Tirta Brahma. Promosi ini diakui Narsim untuk mengubah pandangan negatif terhadap ciu yang diidentikkan sebagai minuman keras untuk mabuk-mabukan.
Dengan pemantaan ciu sebagai bahan Hand Sanitizer di tengah wabah Corona ini, Narsim berpendapat produk khas Wlahar ini setidaknya memperoleh manfaatnya untuk khalayak luas. Ciu yang mengandung alkohol 80 persen setidaknya dapat dimanfaatkan sebagai bahan gel pembersih tangan dan benilain manfaat untuk menjaga kesehatan.
"Saya bersyukur produk warga Wlahar dapat bermanfaat untuk kesehatan banyak orang dan melawan penyebaran penyakit," pungkasnya.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bapanas sudah melakukan uji coba laboratorium terhadap 240 senyawa residu pestisida pada sampel anggur Shine Muscat.
Baca SelengkapnyaPolisi menemukan 256 botol ukuran kecil, dan 32 jerigen berisi 35 liter
Baca SelengkapnyaUji cepat, dijelaskan Yusra, dilakukan di hampir 100 titik kabupaten/kota se-Indonesia
Baca SelengkapnyaPotensi kerugian negara akibat pabrik ini mencapai setengah miliar rupiah
Baca SelengkapnyaPolisi menggerebek ruko yang dijadikan tempat produksi pabrik minuman keras ilegal jenis 'Ciu' di Tambora.
Baca SelengkapnyaBarang hasil cukai ilegal di Jawa Timur merugikan negara hingga Rp10 triliun.
Baca SelengkapnyaPemusnahan digelar di PT Sinergi Jelma Anugrah, Kecamataan Pandaan, Kabupaten Pasuruan, Jatim
Baca SelengkapnyaResep jamu Kiringan sudah bertahan selama 74 tahun. Kini jadi aset budaya Khas Bantul
Baca SelengkapnyaPjs. Bupati Bandung, Dikky Achmad Sidik mengatakan, pemanfaatan DBH CHT harus dilaksanakan sesuai perundang-undangan.
Baca SelengkapnyaMenyambut Hari Jamu Nasional 2024, Sido Muncul menggelar acara Ayo Minum Jamu.
Baca SelengkapnyaMenteri Pertahanan Prabowo Subianto meresmikan lima titik sumber air bersih di Desa Pamupukan, Kecamatan Ciniru, Kabupaten Kuningan, Rabu, (20/12).
Baca SelengkapnyaBantuan sarana air bersih dan pelatihan hidup bersih dan sehat diharapkan mampu meningkatkan taraf kesehatan masyarakat.
Baca Selengkapnya