Kisah Gus Dur dan Abu Nawas
Merdeka.com - Ilaahii lastu lil firdausi ahlaan wa laa aqwaa 'alaa naaril jahiimi
Fa hablii taubatan waghfir zunuubii fa innaka ghaafirudzdzambil 'azhiimi
Wahai Tuhanku. Aku bukanlah orang yang pantas masuk surga, tetapi aku juga tidak kuat dengan api neraka.
-
Siapa Kakek Gus Dur? Kakek Gus Dur dari jalur ibu diakui sebagai ulama besar karena keilmuannya
-
Siapa yang minta pemulihan nama baik Gus Dur? Sebelumnya, Fraksi PKB meminta MPR RI untuk memulihkan nama baik mantan Presiden RI Gus Dur.
-
Apa yang Gus Dur tanamkan selama hidupnya? Pasalnya beliau selama hidup selalu menanamkan nilai-nilai toleransi dalam kehidupan berbangsa.
-
Bagaimana Gus Dur menunjukkan keberagaman? Tak hanya soal kebijakan, bahkan pakaian yang ia kenakan juga menunjukkan keberagaman di mana hal itu menjadi ikonik dari dirinya. Pakaian yang sering ia kenakan adalah baju batik, sarung, dan peci. Hal ini menarik karena beliau adalah santri, kiai, atau ulama, dan pernah menjadi ketua umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). Namun, dibanding menggunakan gamis putih panjang yang sering dipakai oleh para habib, ia lebih memilih memakai batik.
-
Bagaimana Gus Dur ganti nama? Nama asli beliau, Abdurrahman Ad-Dakhil, diberikan oleh ayahnya, KH. Wahid Hasyim, dengan harapan agar Gus Dur kelak memiliki keberanian seperti Abdurrahman Ad-Dakhil, pemimpin pertama dinasti Umayyah di Andalusia. Namun, nama Ad-Dakhil kemudian diganti dengan 'Wahid,' yang diambil dari nama ayahnya.
-
Bagaimana Gus Dur menunjukan sikap toleransi? Ia melakukan pendekatan yang lebih simpatik kepada kelompok Gerakan Aceh Merdeka (GAM), mengayomi etnis Tionghoa, dan meminta maaf kepada keluarga korban G30/S PKI.
Karena itu berikan kepadaku kemampuan bertaubat dan ampuni dosa-dosaku. Karena hanya Engkaulah yang dapat memberikan maaf atas dosa-dosa yang besar.
Kita sering mendengar syair Al I'tirof tersebut dinyanyikan oleh para artis seperti kelompok musik asal Malaysia, Rayhan atau pun artis Indonesia Haddad Alwi. Syair Al I'tirof juga familiar di kalangan masyarakat yang tinggal di pedesaan. Biasanya syair tersebut dilantunkan menjelang salat berjamaah sembari menunggu para jamaah ngumpul.
Apa kaitannya dengan Gus Dur? Saat Gus Dur wafat 4 tahun selam, ada salah satu stasiun televisi yang kerap memperdengarkan suara Gus Dur melantunkan syair Al I'tirof dengan suara yang mendayu-dayu, serta menampilkan gambar kenangan-kenangan Gus Dur saat masih hidup.
"Saat dengar Gus Dur melantunkan syair Al I'tirof, rasanya anggapan-anggapan kita tentang Gus Dur yang selama ini liberal seakan sirna," kata Masykur, mantan jurnalis yang kini jadi diplomat kepada merdeka.com.
Syair Al I'tirof diciptakan oleh pujangga besar Arab masa pemerintahan bani Abbasiyah, Al Hasan bin Hani al-Hakami, atau yang lebih dikenal dengan panggilan Abu Nawas. Abu Nawas sendiri adalah penyair kepercayaan Raja Harun Al Rasyid masa khalifah Abbasiyah.
Abu Nawas dikenal sebagai pribadi yang cerdas, jenaka, tapi kadang suka melakukan hal yang aneh-aneh. Banyak cerita lucu terkait dengan kisah Abu Nawas ini. Sosok Abu Nawas kerap dikait-kaitkan dengan Gus Dur. Bahkan, ada yang menganggap, Gus Dur adalah sosok Abu Nawas-nya Indonesia.
Gus Dur ternyata juga mengoleksi banyak syair karya Abu Nawas. Bahkan, konon cucu pendiri Nahdlatul Ulama tersebut sampai hafal 2.000-an bait syair Abu Nawas.
"Biasanya beliau sambil jalan, sambil melafalkan syiiran Abu Nawas yang saat itu beliau masih hafal 2.000-an bait. Setiap syair yang dibaca dengan lantunan khas, diterjemahkan, dieksplor," kata Khofifah dalam rilisnya kepada media tak lama setelah Gus Dur wafat pada 30 Desember 2009 silam.
"Sehingga suatu saat Pak Wimar Witoelar bilang, meski orang sekuler kalau sering ikut jalan pagi dengan Gus Dur bisa jadi ideolog," imbuh Khofifah.
Konon, syair Al I'tiraf diilhami dari sebuah kisah seorang sahabat Nabi Muhammad yang baru kembali dari medan pertempuran. Saat berada di pintu rumahnya, secara tidak sengaja tiba-tiba nampak olehnya betis seorang perempuan. Perempuan itu adalah istri sahabatnya yang ketika itu sedang bertamu di rumahnya.
Saat itu juga dia melompat keluar dari pintu dan berlari meninggalkan rumahnya, menuju tempat yang sepi, selama bertahun-tahun, untuk bertobat kepada Allah SWT atas ketidaksengajaannya. Rintihan tobatnya itulah saat ini menjelma menjadi syair Al I'tiraf.
Berikut cuplikan Gus Dur yang melantunkan syair Al I'tirof:
(mdk/war)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Presiden keempat RI Abdurrahman Wahid alias Gus Dur masih terus menjadi perbincangan hingga kini. Banyak kisah teladan dari sosoknya.
Baca SelengkapnyaK.H. Abdurrahman Wahid atau biasa dikenal Gus Dur merupakan sosok guru bangsa yang karismatik.
Baca SelengkapnyaCak Imin beranggapan bahwa pemaparan Fraksi PKB MPR RI dalam Sidang Paripurna Akhir MPR RI Masa Jabatan Periode 2019—2024 secara legal memiliki dasar yang kuat.
Baca SelengkapnyaGus Dur adalah pemimpin yang begitu dicintai rakyat Indonesia karena sosoknya gigih memperjuangkan hak-hak kaum minoritas.
Baca SelengkapnyaDiketahui, penurunan Gus Dur tertuang dalam Ketetapan (TAP) MPR Nomor II/MPR/2001 tentang Pertanggungjawaban Presiden.
Baca SelengkapnyaPresiden ini dikenal sebagai sosok yang jenius. Hasil pemikirannya sering dikagumi banyak orang. Namun, ia tak punya banyak uang.
Baca SelengkapnyaPimpinan MPR RI sepakat mencabut TAP MPR Nomor II/MPR/2001 sebagaimana permohonan Fraksi PKB.
Baca SelengkapnyaSosok Gus Dur tak bisa dilepaskan dari kisah-kisah humoris semasa hidupnya.
Baca SelengkapnyaNusron mengatakan, banyak saksi yang mendengar ‘ramalan’ Gus Dur bahwa Prabowo menjadi presiden di masa tua.
Baca SelengkapnyaPresiden ke-4 Republik Indonesia, Abdurrahman Wahid alias Gus Dur tak bisa dilepaskan dari kisah-kisah jenaka
Baca SelengkapnyaPrabowo mengatakan, nilai yang diajarkan oleh Gus Dur terus dijaga dan menjadi bagian perjuangannya.
Baca SelengkapnyaKoordinator Simpatisan PKB Jawa Timur, Roni Mahendra mengungkap alasan mengalihkan dukungan ke Prabowo-Gibran.
Baca Selengkapnya