Kisah heroik pemuda Korea bertempur membela kemerdekaan Indonesia
Merdeka.com - Sekelompok orang bergerak cepat di kegelapan malam. Mereka mengendap-endap mendekati Jembatan Cimanuk di wilayah Garut Jawa Barat. Pemimpinnya, seorang pria bernama Komaruddin.
Komaruddin merayap dengan lincah di bawah jembatan. Dia memasang bom rakitan di sejumlah titik kontruksi jembatan yang merupakan akses penting menuju Wanaraja itu. Setelah beres, dia bergerak cepat meninggalkan jembatan Cimanuk.
Beberapa menit kemudian, "Glaaaarrr!" Ledakan keras membahana. Jembatan Cimanuk roboh ke sungai yang mengalir di bawahnya. Peristiwa itu terjadi tahun 1947.
-
Siapa saja yang dilatih Yeom Ki-hun? Dia telah melatih tiga penyerang Garuda selama sesi latihan pada 30-31 Agustus 2024. Ketiga penyerang tersebut adalah Dimas Drajad, Ramadhan Sananta, dan Hokky Caraka.
-
Siapa yang melatih Kim Ung-Yong? Kemudian ketia dia berusia 4 Tahun, ayahnya Professor Kim Soo-Sun mengakui bahwa Kim Ung-Yong telah menghapal sekitar 2000 kata baik dalam bahasa Inggris maupun dalam bahasa Jerman.
-
Siapa yang melatih pemuda Indonesia dalam artileri? Belanda melatih beberapa pemuda Indonesia guna mengoperasikan artileri.
-
Siapa yang melatih intelijen Indonesia? Tak lama kemudian, agen-agen Mossad mulai melatih dinas intelijen Indonesia dan sejumlah personel militer.
-
Bagaimana Kim Jong-un menembak senjata? Dalam salah satu foto Kim terlihat menjajal sebuah senjata senapan serbu dengan melepaskan serangkaian tembakan. Dengan memicingkan mata kirinya Kim mencermati target sembari menarik pelatuk. Gayanya sudah mirip seorang sniper yang sedang menembak musuhnya.
-
Bagaimana Kompol Syarif dididik? Karena sang Ibu berlatar belakang tentara, Syarif pun sudah dididik disiplin sejak belia.
Belanda murka luar biasa. Niat mereka menyerang basis pejuang Republik Indonesia di Wanaraja terpaksa ditunda. Rupanya rencana itu keburu ketahuan telik sandi Pasukan Pangeran Papak (PPP) yang kemudian memutuskan untuk segera menghancurkan jembatan Cimanuk untuk menghambat pergerakan pasukan Belanda.
Belanda tahu siapa pelaku utama penyerangan itu. Komaruddin alias Yang Chil Sung atau Yang Chil Seong, seorang pria yang berasal dari Korea Selatan. Dia juga yang melatih anggota Pasukan Pangeran Papak ilmu kemiliteran, mulai dari menembak, membuat bom hingga intelijen alias telik sandi.
Siapa sebenarnya Yang Chil Sung ini?
Dia lahir di tahun 1919 di Wanjoo, Provinsi Jeolla Utara, Korea Selatan. Saat itu Jepang menjajah Korea. Mereka merekrut pembantu tentara jepang (gunsok) atau penjaga tawanan perang (phorokamsiwon) dari orang-orang Korea. Ada juga yang dijadikan ilbon gunnin (tentara reguler Jepang).
"Namun jika yang menjadi gunsok atau phorakamsiwon, jumlah yang dijadikan prajurit ini tidak banyak, karena Jepang menganggap menjadi prajurit adalah tugas ksatria dan sesuatu yang suci," kata Rostineu, dosen Program Studi Bahasa dan Kebudayaan Korea di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia (FIB UI), dalam diskusi di Jakarta.
Di tubuh tentara Jepang, prajurit yang berasal dari daerah jajahan seperti Korea, Manchuria atau Taiwan, menjadi warga kelas dua. Salah sedikit saja, hukuman berat menanti.
Menurut catatan, Chil Sung adalah seorang penjaga tawanan perang (phrokamsiwon). Dia mendapat tugas menjaga camp tawanan di Bandung saat Jepang menguasai Nusantara tahun 1942.
Namun Rostineu tidak yakin jika Chil Sung hanya seorang penjaga tawanan. Melihat kemampuan militernya yang luar biasa. Militer Jepang tidak akan mengajari seorang penjaga tawanan biasa untuk merakit bom, perang gerilya dan intelijen.
"Dugaan saya, dia ini sebenarnya tentara Jepang. Hanya karena kebanyakan orang Korea menjadi penjaga tawanan perang maka dia diduga menjadi phorakamsiwon," kata Rostineu.
Di camp tawanan ini Chil Sung bertemu seorang wanita Indonesia, Lience Wenas, yang menjenguk kakaknya. Keduanya saling jatuh cinta dan menikah. Namun pernikahannya tidak lama.
Tahun 1945, Jepang kalah perang. Pasukan Jepang wajib menyerahkan senjata pada tentara sekutu. Belanda yang ingin kembali menguasai Indonesia kembali datang ke Nusantara.
Situasi menjadi tidak menentu. Sejumlah tentara Korea resah dengan keadaan ini. Di satu sisi mereka senang terbebas dari Jepang. Namun mereka juga takut akan disamakan dengan tentara Jepang dan dieksekusi sebagai tawanan perang oleh sekutu. Yan Chil Sung pun mengalami kegalauan serupa.
(mdk/ian)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Melanchton Siregar resmi menerima gelar Kolonel Tituler pada tahun 1947.
Baca SelengkapnyaSeorang prajurit perwira muda TNI AD berhasil meraih medali emas dalam kursus sniper yang diadakan di negara Tiongkok.
Baca SelengkapnyaSalah satu figur pahlawan legendaris dari Pulau Bintan yang berjasa melindungi tanah kelahirannya dari jajahan bangsa Portugis.
Baca SelengkapnyaZulkifli Lubis ialah sosok di balik terbentuknya Badan Intelijen Negara (BIN).
Baca SelengkapnyaBerikut potret Lapangan Tembak TNI AU yang dinamai dengan nama prajurit Kopasgat yang gugur di Papua.
Baca SelengkapnyaGubernur Jenderal Van Mook menggambarkan bahwa Amir merupakan orang yang tak mengenal kata takut.
Baca SelengkapnyaAksi prajurit Kopassus bertempur sampai titik darah penghabisan ini menimbulkan simpati dari kawan dan lawan.
Baca SelengkapnyaTokoh perjuangan kemerdekaan asal Tanah Datar ini mulai dilupakan, bahkan namanya sendiri sudah diajukan sebagai pahlawan nasional sejak lama
Baca SelengkapnyaMomen Bapak Matahari Kopassus berikan semangat prajurit TNI.
Baca SelengkapnyaPraka Mohammad Sugeng adalah nama prajurit TNI yang gugur dalam pertempuran di Papua. Namanya dikenang untuk lapangan tembak di Bandung.
Baca SelengkapnyaJaka Sembung jadi tokoh fiksi yang berasal dari Indramayu Jawa Barat. Intip fakta menariknya.
Baca SelengkapnyaDjamin Ginting adalah seorang pejuang kemerdekaan Indonesia yang berasal dari Tanah Karo, Sumatra Utara.
Baca Selengkapnya