Kisah Hikmat, Disabilitas Netra yang Sukses Ciptakan Lapangan Usaha Mandiri
Di tahun 2006, Hikmat memulai karirnya sebagai pengusaha dan terapis Pijat Shiatsu 'Paradise' di Cimahi.
Di tahun 2006, Hikmat memulai karirnya sebagai pengusaha dan terapis Pijat Shiatsu 'Paradise' di Cimahi.
Kisah Hikmat, Disabilitas Netra yang Sukses Ciptakan Lapangan Usaha Mandiri
Hikmat Firdaus semula tidak menyangka, efek samping setelah operasi meningitis membuat penglihatannya terganggu. Hikmat kehilangan penghilangan total di mata kiri dan 5-10 persen penglihatan di mata kanan.
Kebahagiaan masa remajanya terengut. Pendidikan yang tengah ia jalani di sebuah kampus ternama di Kota Bandung terpaksa dihentikan.
"Saya percaya, ketika satu pintu rezeki ditutup, Allah bukakan pintu-pintu rezeki lainnya,"
kata Hikmat Firdaus, instruktur Shiatsu Sentra Wyata Guna Bandung, saat ditanya proses yang ia jalani untuk melanjutkan hidup.
merdeka.com
Hikmat semula sempat menolak disebut netra, karena optimis bisa pulih kembali setelah menjalani berbagai macam pengobatan alternatif. Perlahan, ia mulai menerima keadaan dan mencari cara untuk hidup mandiri.
Berbekal informasi dari temannya, Hikmat akhirnya mengikuti pelatihan pijat shiatsu bagi disabilitas sensorik netra di Sentra Wyata Guna Bandung.
Selain shiatsu, selama tiga tahun ia mendapatkan pelatihan pengelolaan panti, manajemen pengelolaan terapis dan pasien, hingga kesempatan magang. Tidak menyangka, masuknya Hikmat ke Sentra Wyata Guna Bandung berhasil mengubah hidupnya.
Di tahun 2006, Hikmat memulai karirnya sebagai pengusaha dan terapis Pijat Shiatsu 'Paradise' di Cimahi. Selama 18 tahun berdiri, usaha Pijat Shiatsu 'Paradise' tidak hanya meningkatkan perekonomian Hikmat dan keluarga, tetapi juga membawa manfaat bagi sembilan terapis lain penyandang sensorik netra yang direkrut Hikmat.
Mantan mahasiswa Teknik Kimia ini mengungkapkan, setiap bulan perusahaannya menerima sekitar 600 sampai 700 pasien dengan tarif Rp 50.000 per pasien. Omzet perusahaannya sekitar Rp 20 juta sampai Rp 22 juta per bulan.
"Kalau setiap terapis menangani 60 pasien per bulan dengan tarif Rp 50.000, maka setiap terapis bisa mendapat Rp 3 juta – Rp 4 juta per bulan. Itu sudah bersih dan belum termasuk tip," ungkap Hikmat.
Meski usaha pijat shiatsunya berkembang, Hikmat tidak pelit ilmu. Hikmat membuka kesempatan bagi penyandang disabilitas sensorik netra yang mau belajar shiatsu melalui Sentra Wyata Guna maupun secara personal. Harapannya, di tengah persaingan kerja yang sulit, akan banyak teman-teman sensorik netra yang bisa bekerja dan memiliki perekonomian mandiri.