Kisah naskah proklamasi RI yang nyaris dibuang ke tempat sampah
Merdeka.com - Genap sudah Indonesia berumur 69 tahun setelah menyatakan kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1945 silam. Banyak sekali kisah terpendam yang mulai terlupakan.
Jatuhnya bom atom di kota Hiroshima dan Nagasaki pada tanggal 6 dan 9 Agustus mendesak Jepang menyerah pada sekutu.
Pasca kejadian tersebut, Soekarno, Hatta dan Radjiman yang merupakan ketua BPUPKI pun dipanggil oleh Marsekal Terauchi ke Dalat, Vietnam untuk memberikan kemerdekaan yang sudah dijanjikan dan membentuk Panitia Pelaksana Kemerdekaan Indonesia (PPKI) atau Dokuritsu Junbi Inkai. Namun, Jepang tidak akan memberikan kemerdekaan semulus itu lantaran pihak yang kalah perang harus memberikan daerah kekuasaannya kepada sekutu.
-
Kenapa B.M. Diah menyimpan naskah proklamasi? Memang, kertas tersebut sudah tak lagi sempurna, akan tetapi tidak ada yang menyangka sebuah kertas bisa menjadi arsip sejarah yang begitu berharga.
-
Teks proklamasi apa yang diselamatkan B.M. Diah? Ketika naskah tersebut selesai dibuat, lantas secarik kertas tadi otomatis dibuang ke tempat sampah karena sudah ada lembaran teks yang lebih rapi.
-
Mengapa penemuan ini penting bagi sejarah? Temuan ini memiliki implikasi yang signifikan dalam penilaian arkeologis mengenai penggunaan besi dan baja pada masa itu.
-
Kenapa penemuan ini penting bagi sejarah? 'Penemuan ini memberikan lokasi geografis dan konteks pertempuran yang merupakan salah satu kisah awal ekspansi Islam ke Irak modern, Iran, dan sekitarnya,' kata Deadman, seraya menambahkan ini adalah 'momen penting dalam sejarah.'
-
Siapa yang mengklaim foto tersebut sebagai dokumen sejarah? Dalam narasi yang diunggah di Facebook Kisah Ulama dan Sejarah Nusantara, foto itu diklaim merupakan dokumen bersejarah satu keluarga dengan leher terpanjang diambil pada tahun 1860.
-
Mengapa artefak tersebut penting? 'Artefak ini adalah karya unik Bogazkoy. Untuk pertama kalinya, kita dihadapkan pada sebuah karya yang dihias dengan pemandangan yang dibuat dengan begitu rumit dan indah.
Setelah mendarat di Indonesia, ketiga tokoh tersebut pun langsung bertolak ke rumah Laksamana Maeda yang merupakan petinggi militer Jepang di Indonesia. Disana mereka membicarakan tentang kemerdekaan yang dibicarakan Marsekal Terauchi.
Melihat adanya sesuatu yang tidak beres, para kaum muda seperti Wikana dan Chaerul Saleh membawa Soekarno dan Hatta ke Rengasdengklok untuk memaksa mereka memproklamirkan kemerdekaan. Setelah diskusi panjang berlangsung Soekarno dan Hatta pun meminta bantuan Laksamana Maeda untuk memfasilitasi tempat pembuatan naskah proklamasi.
Di sini ternyata naskah asli teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang ditulis tangan oleh Bung Karno dan didikte oleh Bung Hatta, ternyata sempat nyaris dibuang.
Untungnya naskah tersebut diselamatkan oleh BM Diah, seorang putera asal Aceh yang juga tokoh pers, pejuang kemerdekaan, diplomat, dan pengusaha Indonesia.
Tentu kita bertanya bagaimana bisa dokumen penting negara yang merupakan fakta historis itu bisa ada di tangan Diah. Menurut berbagai sumber, Diah menemukan naskah proklamasi tulisan tangan Soekarno tersebut di keranjang sampah di Rumah Laksamana Maeda, 17 Agustus 1945 dini hari, setelah disalin dengan mesin tik oleh Sayuti Melik.
Takut akan dibuang kembali, Diah pun menyimpan naskah asli proklamasi itu selama 49 tahun lamanya sebelum akhirnya diserahkan ke pemerintah pada tanggal 29 Mei 1992.
Tragedi pembuangan naskah proklamasi tulisan tangan Soekarno ini pun dibenarkan oleh seorang yang mengaku bekas tentara buatan Jepang, pembela tanah air (PETA) bernama Andaryoko.
Andaryoko menuturkan kisah pembuangan naskah proklamasi dalam versi lainnya. Menurutnya, tragedi berawal ketika naskah proklamasi tersebut ditulis oleh Bung Karno sekitar pukul 04.00 WIB, 17 Agustus 1945. Setelah selesai, Bung Karno kemudian memberikan naskah itu kepada para pemuda yang berkumpul di rumahnya, Jalan Pegangsaan Timur No 56. Naskah itu selanjutnya diketik oleh Sayuti Melik.
Setelah usai diketik oleh Sayuti Melik, Andaryoko menceritakan bahwa naskah tersebut nyaris dibuang oleh Sayuti Melik dan dibuang karena dianggap tidak dibutuhkan lagi.
Setelah ditunjukkan naskah proklamasi hasil ketikan Sayuti Melik, usai mandi, Bung Karno bertanya soal naskah aslinya.
Setelah ditanyakan tentang keberadaan naskah aslinya, Andaryoko menceritakan bahwa Sayuti Melik langsung mencari kertas tulisan tangan Soekarno dan menyetrikanya agar bisa utuh seperti semula.
Saat ini naskah asli tersebut berada di Arsip Nasional. Jika tak diselamatkan, entah apa yang terjadi dengan dokumen bersejarah tersebut. (mdk/ian)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dengan insting jurnalistiknya, B.M. Diah memutuskan untuk memungut kembali naskah teks proklamasi yang asli dari tempat sampah.
Baca SelengkapnyaTerdapat berbagai fakta unik kemerdekaan Indonesia yang jarang diketahui.
Baca SelengkapnyaPrabowo berpidato berapi-api menceritakan masa lalu bangsa Indonesi
Baca SelengkapnyaBendera merah putih dan teks proklamasi itu diterbangakn ke Kalimantan Timur dengan pesawat Boeing milik TNI AU.
Baca SelengkapnyaKirab ini dipimpin oleh Kepala Sekretariat Presiden Heru Budi Hartono, dimulai dengan penyerahan Sang Merah Putih dan teks proklamasi di IKN.
Baca SelengkapnyaPotret makam para Pejuang Indonesia terbengkalai di pelosok desa Sumedang, Jawa Barat.
Baca SelengkapnyaProklamasi Kemerdekan 17 Agustus 1945 digelar dengan sangat sederhana. Bahkan Sukarno pun tak pernah membayangkan peristiwa besar digelar dengan sederhana.
Baca SelengkapnyaKedua benda pusaka itu akan dikirab dengan rombongan mobil taktis Maung, menuju ke Cawan Monas.
Baca Selengkapnyakirab kedua benda pusaka ini merupakan kegiatan terakhir dalam rangkaian kegiatan di bulan kemerdekaan untuk memperingati HUT Ke-79 RI.
Baca SelengkapnyaProsesi pengembalian duplikat bendera pusaka Merah Putih dan salinan teks proklamasi mulai dilakukan.
Baca SelengkapnyaPenemuan buku tersebut seakan menyimpan kisah dan kenangan yang tersembunyi di balik halaman-halaman usangnya.
Baca SelengkapnyaPeristiwa Bersejarah sebagai Sumber Inspirasi dalam Pembuatan Naskah Drama tentang Perjuangan Kemerdekaan Indonesia
Baca Selengkapnya