Kisah pendaki Gunung Bawakaraeng yang ditinggal rombongan hingga sekarat
Merdeka.com - Beberapa waktu lalu, sempat viral di media sosial Facebook mengenai seorang perempuan yang sekarat lantaran ditinggal rombongannya di Gunung Bawakaraeng saat pendakian.
Kisah viral tersebut pertama kali diunggah oleh Alim Alwi Yusuf di Facebook dan Instagram miliknya pada Senin, 14 Mei 2018, setelah ia pulang dari mendaki Gunung Bawakaraeng. Unggahan itu telah dibagikan lebih dari 4.500 kali, disukai lebih dari 8000 kali, dan mendapat 1400 komentar dari warganet.
Kepada Liputan6.com, Alim menceritakan bahwa kejadian itu dialaminya pada Minggu pagi, 13 Mei 2018, sekitar pukul 10.00 Wita. Kala itu, Alim dan kawan-kawannya hendak turun setelah mencapai puncak gunung Bawakaraeng.
-
Kenapa pendaki tersesat di Gunung Singgalang? Lima orang pendaki itu tersesat di jalur pendakian karena kondisi cuaca ekstrem sehingga mereka kehilangan arah.
-
Siapa pendaki yang hilang? Pada Senin (7/10), seorang gadis pendaki Gunung Slamet bernama Naomi Daviola dikabarkan hilang dan diduga tersesat.
-
Apa yang terjadi jika pendaki jatuh? 'Yang sering naik dan yang sering bikin konten, ini ke bawahnya sangat jauh, bisa sampai puluhan meter. Makanya yang jatuh kami pastikan tidak akan dievakuasi apapun alasannya. Karena apapun alasannya, ini sangat berbahaya,' terang pencinta alam tersebut.
-
Dimana pendaki ditemukan? 'Korban yang hilang ini kita tidak tahu masuk kelompok mana dia. Pencarian juga kita mempertimbangkan cuaca, jangan sampai nanti korban bertambah,' sebutnya.
-
Apa yang terjadi pada pendaki Gunung Marapi? Sebanyak 74 dari 75 pendaki Gunung Marapi telah ditemukan. Di antara korban yang sudah ditemukan terdapat 22 orang meninggal dunia.
-
Mengapa pendaki Amerika Serikat ini tersesat? Namun, ia tersesat setelah kehilangan arah, sebagian besar disebabkan oleh kerusakan beberapa jalur penting akibat kebakaran hutan yang baru saja terjadi di wilayah tersebut.
"Kami sudah balik dari puncak, pas di Pos 8 dua pendaki gunung (perempuan) minta tolong ke kami," kata Alwi saat dikonfirmasi, Kamis, 17 Mei 2018.
Ternyata, dua pendaki perempuan itu meminta tolong lantaran seorang temannya nyaris tak sadarkan diri karena hipotermia. "Iya pucat wajah, kaki dan tangannya. Dia hipo, untung temannya yang dua itu masih bisa bertahan," ucapnya.
Rombongan Alim dan rombongan pendaki lainnya tak tinggal diam. Dengan sigap, Alim dan kawan-kawannya membuat tandu agar bisa sesegera mungkin membawa pendaki perempuan yang terkena hipotermia ke lokasi yang lebih aman.
"Tandu dibuat dari tangkai pohon dan akar pohon, karena tali yang dibawa teman itu pendek," ucapnya.
Dengan tandu itulah kemudian pendaki perempuan itu dibawa dengan susah payah. Sekitar 20 orang pendaki bergantian menggotong tandu untuk membawa turun pendaki perempuan itu.
Alim menuturkan proses evakuasi berjalan lama dan rumit. Pasalnya, medan di Gunung Bawakaraeng yang terjal dan licin serta berlumpur akibat hujan sepanjang malam.
"Itu (butuh) sekitar empat jam lebih. Empat jam itu hanya satu pos, dari Pos 8 sampai Pos 7," ungkapnya.
Baru pertama kali mendaki
Belakangan diketahui, gadis yang mengalami hipotermia itu bernama Ina. Setelah berbincang dengan dua teman Ina, terungkap bahwa saat itu adalah kali pertama gadis itu mendaki di Gunung Bawakaraeng.
"Saya sempat tanya-tanya, mereka mengaku rombongannya 22 orang, dan baru pertama kali naik ke Gunung Bawakaraeng," ungkapnya.
Ketiganya kemudian ditinggalkan oleh rombongannya di Pos 8. Alasannya adalah karena rombongan mereka tak sabar untuk mencapai puncak Gunung Bawakaraeng.
"Pengakuan mereka begitu, teman-temannya naik duluan ke puncak dan mereka ditinggal," ucapnya seraya menambahkan bahwa ia sempat melihat rombongan pendaki yang diduga meninggalkan ketiga perempuan itu saat di Pos 9.
Padahal waktu itu, kata Alim, cuaca digunung dengan ketinggian puncak 2.830 mdpl itu cukup ekstrem. Hujan turun lumayan lebat, angin bertiup dengan kencang sehingga cuaca menjadi sangat dingin.
Parahnya, Ina dan dua orang temannya tidak membawa jas hujan sama sekali. Mereka hanya berusaha bertahan dari cuaca ekstrim itu dengan jaket.
"Parah, tidak ada ponco dan jas hujan. Mereka cuma ada jaket. Kalau jaket itu basah, sudah pasti tidak bisa menghangatkan," ucap Alim sedikit kesal.
Tak lama kemudian, tim gabungan dari Pos 5 menuju ke Pos 7 untuk memberikan pertolongan, hingga akhirnya Ina dapat diselamatkan. "Dia sempat sekarat itu, beruntung dia selamat," kata Alim lagi.
Alim tak lagi mengetahui kabar pendaki perempuan yang ditolongnya itu sejak dijemput oleh Tim Gabungan di Pos 7. "Yang jelas saya dengar dia langsung dibawa ke Puskesmas untuk diberikan pertolongan pertama," sambungnya.
Sehari setelah aksi heroik Alim, pemuda itu kemudian dihubungi melalui Massanger Facebook oleh seorang perempuan yang mengaku sebagai kakak dari Ina.
"Saya kakaknya Ina, kamu dan kawan-kawan mu kan yang menolong adik saya. Terima kasih banyak sudah menolong adik saya. Alhamdulillah, baik-baik dia," kata Alim menirukan pesan dari perempuan yang mengaku kakak Ina.
Agar kejadian serupa tak terjadi lagi, Alim berpesan agar kebersamaan harus selalu diutamakan dan jangan pernah tinggalkan rombongan hanya untuk mencapai puncak sendiri.
"Apalah arti sebuah puncak jika di dalamnya hanya ego yang ada. Kekompakan dan kebersamaan team yang terpenting. Puncak tidak akan lari kemana," ucapnya.
Hal ini mengingatkan kita pada Dua Srikandi yakni Fransiska Dimitri Inkiriwang (Deedee) dan Mathilda Dwi Lestari (Hilda) yang berhasil menapakkan kaki di puncak Gunung Everest. Dengan kesabaran yang luar biasa, mereka berdua dapat mengibarkan bendera merah putih di puncak tertinggi di dunia.
Sumber: Liputan6.com (mdk/ega)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Naila tak bisa melanjutkan perjalanan. Dia pun dievakuasi oleh Tim SAR setempat
Baca SelengkapnyaSeorang pendaki mengalami hipotermia saat menuruni puncak Gunung Bawakaraeng.
Baca Selengkapnya13 pendaki tersebut terpisah menjadi dua kelompok. Masing-masing 10 orang dan 3 orang.
Baca SelengkapnyaSebuah video memperlihatkan seorang perempuan yang mengalami hipotermia dan ditolong oleh pendaki lain.
Baca SelengkapnyaSaat kejadian, rombongan korban sempat mengirim video kondisi korban ke kerabat dan keluarga.
Baca Selengkapnyahipotermia menyebabkan otot kaki kiri Gigih kaku sehingga tidak bisa berjalan saat menuruni medan terjal
Baca SelengkapnyaDi perjalanan turun itulah, petaka dialami Vio. Dia tiba-tiba saja tersesat di jalur penurunan.
Baca SelengkapnyaPendaki Wanita Dievakuasi Usai Tergelincir di Gunung Klabat
Baca SelengkapnyaEmpat pendaki yang sempat dikabarkan tersesat di Gunung Sanghyang, Kabupaten Tabanan, Bali, akhirnya ditemukan dalam keadaan selamat.
Baca SelengkapnyaDalam keadaan gelap gulita, mereka tunggang langgang menyelamatkan .
Baca SelengkapnyaTim SAR gabungan saat ini tengah berjuang membawa turun 8 pendaki yang meninggal dunia saat terjadi erupsi di Gunung Marapi.
Baca SelengkapnyaBelasan pendaki tersebut merupakan jemaah Majelis Buni Kasih.
Baca Selengkapnya