Kisah Raden Saleh dan Masjid Biru di Jerman
Merdeka.com - Pertama kalinya karya-karya Raden Saleh dipertontonkan di Galeri Nasional Indonesia, Jakarta mulai kemarin, 3 Juni hingga 17 Juni 2012. Kesempatan bagi para penikmat seni untuk menyaksikan adikarya Raden Saleh, termasuk "Penangkapan Diponegoro."
Raden Saleh adalah pelopor seni lukis modern Indonesia. Dia mengawali masa perintisan seni lukis Indonesia. Bimbingan didapatkan dari pelukis Belgia Antonio Payen dan pelukis Belanda A Schelfhouf dan C Kruseman. Dia adalah generasi pertama orang Jawa yang menimba ilmu di Eropa.
Pameran kali ini salah satunya berkat andil Goethe Institut. Rupanya, salah satu latar belakang minat Jerman terhadap Raden Saleh adalah adanya catatan periode ketika Raden Saleh tinggal di Jerman.
-
Siapa yang membangun masjid itu? Situs ini merupakan sebuah masjid yang dibangun dari tanah dan batu oleh dinasti abad pertengahan yang berkuasa di Afrika Utara dan Spanyol.
-
Siapa yang membangun Masjid Sememen? Masjid Sememen Kauman merupakan peninggalan dari Khotib Sememi.
-
Kenapa Friedrich Silaban membangun Masjid Istiqlal? Letaknya berseberangan dengan Katedral, dua bangunan ikonik ini menjadi bukti bahwa menghargai keberagaman haruslah dijunjung tinggi, sekaligus simbol kerukunan antar umat beragama.
-
Dimana masjid bersejarah itu berada? Situs ini merupakan sebuah masjid yang dibangun dari tanah dan batu oleh dinasti abad pertengahan yang berkuasa di Afrika Utara dan Spanyol.
-
Kapan Masjid Sememen dibangun? Sesepuh Masjid Sememen, Mujtahid Arismiadi mengatakan bahwa Masjid Sememen dibangun pada tahun 1890.
-
Kapan masjid itu dibangun? Situs arkeologi Alto da Vigia, di dekat Praia das Maçãs di garis pantai Sintra, mengungkap keberadaan masjid kedua yang berasal dari abad ke-11 dan ke-12 ini.
Raden Saleh tinggal di Jerman, tepatnya di Maxen, Dresden pada kurun 1839-1845. Sebelumnya, dia 10 tahun di Den Haag. Ada masalah dengan pemerintah Belanda, dia akan dikirim pulang ke Jawa. Raden Saleh menolak dan memilih pergi ke Dusseldorf dan Berlin, sebelum hinggap di Maxen, sebuah desa, sejam perjalanan dari Dresden.
Di Maxen, Raden Saleh tinggal di kastil milik Friedrich Anton Serre, pensiunan walikota, tuan tanah dan juga penampung seniman.
Raden Saleh mengakui pengaruh Serre dalam hidupnya. Serre dianggapnya sebagai guru dan orangtua kedua. Kesan Raden Saleh terhadap Serre ditulisnya dalam kitab Injil sebelum meninggalkan Dresden. "Kenang-kenangan untuk Mayor Serre dan istri, yang saya cintai dan hargai sebagaimana orangtua kedua saya."
Serre pun rupanya terkesan pada Raden Saleh. Untuk menghormati Raden Saleh, pada tahun 1848 dia membangun masjid kecil yang kemudian diberi nama Masjid Biru. Di Masjid Biru itu, tertera tulisan aksara Jawa, "Muliakan Allah dan cintailah sesama manusia."
Dikutip dari buku A Magic Gecko oleh Horst Geerken, sekarang Masjid Biru itu sudah direnovasi. Masjid itupun bisa dikunjungi oleh mereka yang ingin mengenang sang maestro Raden Saleh. (mdk/bal)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pria ini merupakan arsitek Masjid Istiqlal yang kini menjadi primadona dan ikon dari Kota Jakarta dan masjid terbesar di Asia Tenggara.
Baca SelengkapnyaMengingat usianya yang begitu tua, masjid ini punya sejarah yang panjang
Baca SelengkapnyaDi Kota Medan terdapat masjid berusia ratusan tahun yang hingga kini masih berdiri kokoh.
Baca SelengkapnyaMasjid ini jadi sisa peninggalan Kesultanan Banten yang masih tersisa.
Baca SelengkapnyaPelukis kelahiran Semarang ini adalah salah satu pioner lukisan yang beraliran romantisme.
Baca SelengkapnyaKabarnya masjid ini dulu pernah digotong manual agar tidak digusur.
Baca SelengkapnyaBegini sejarah Masjid Ats Tsauroh Serang yang bergaya pendopo kuno
Baca SelengkapnyaMasjid lawas ini punya desain bangunan yang unik dan terdapat makam kuno.
Baca SelengkapnyaPendiri masjid ini berpesan bahwa merusak masjid adalah hal tabu.
Baca SelengkapnyaKasad Jenderal Dudung Abdurachman membangun sebuah masjid megah di komplek makam Sunan Gunung Jati bernama Masjid Syarif Abdurrahman.
Baca SelengkapnyaMasjid Quba menjadi saksi bisu perjalanan awal Islam di Madinah.
Baca SelengkapnyaMasjid ini dulunya merupakan bagian dari kompleks alun-alun Surabaya
Baca Selengkapnya