Kisah Wawan selamat setelah terbenam lumpur selama 9 jam
Merdeka.com - Bencana longsor di Dusun Jemblung, Desa Sampang, Kecamatan Karangkobar, Banjarnegara, Jawa Tengah, menyisakan kisah yang menggetarkan hati. Adalah Wawan Wahyuni, warga Desa Sampang yang mencoba bertahan selama 9 jam dalam lautan lumpur yang perlahan menutupi dirinya, tak lama ketika longsor terjadi di dusun tersebut.
Wawan bercerita, saat itu ia sedang berada di rumah kakeknya yang berada di Dusun Jemblung, sebelum longsor menghantam pemukiman yang berada di bawah kaki bukit. Ketika sore menjelang maghrib, ia sempat mendengar seperti ada suara letusan gunung sebanyak tiga kali.
"Saya sempat melihat ke arah bukit, ada semacam asap yang keluar, kemudian api," katanya.
-
Siapa saja yang selamat? Basarnas Makassar mencatat 11 orang selamat, dua meninggal dunia, dan 24 lainnya masih dalam pencarian.
-
Dimana keluarga ini tinggal? Rumah yang ia tempati merupakan warisan orang tuanya. Jalan berliku harus dilalui untuk sampai di rumah Kasimin. Perjalanan kemudian harus dilanjutkan dengan berjalan kaki menuruni tebing.
-
Siapa yang bisa membahagiakan keluarga? Bisa membuat keluarga bahagia adalah salah satu momen paling membahagiakan dalam hidup ini.
-
Siapa kakak dari Bima? Meskipun kembar dan dilahirkan secara bersamaan, Cynthia Lamusu menganggap Tatjana sebagai kakak bagi Bima.
-
Bagaimana Ginanjar menunjukkan kebahagiaan bersama keluarganya? Raut bahagia terpancar dari wajah Ginanjar dan istri. Apalagi sejak kehadiran sang buah hati yang kini tumbuh besar.
-
Apa yang sukses dari keluarga petani itu? Dalam unggahan tersebut disebutkan orang tua Leo adalah seorang petani yang hidup sederhana. Video itu sudah ditonton hingga lebih dari 2 juta kali dan mendapatkan banyak respons positif dari warganet.'Yang hebat bukan anaknya tapi ortunya,' tulis akun tiktok @_delxxx dalam kolom komentar.'Keren orang tuanya… ,' tulis akun @nuning_callista.
Saat itu, ia melihat banyak warga berhamburan dan melarikan diri. Di saat panik itulah, ia kemudian berlari bersama warga lainnya. Namun saat itu, ia melihat kakek dan neneknya yang sudah kesulitan menghindari lumpur yang sudah turun. Tak tega melihat sang kakek dan neneknya terjebak, pria penyandang disabilitas yang menggunakan kaki kiri palsu ini, memilih untuk menolong kedua orang yang disayanginya.
Namun tak disangka, longsoran kembali datang dan membuat kakek serta neneknya hilang ditelan lumpur. Wawan berusaha menolong pun ikut terperangkap dalam lumpur. Saat itu, ia mengaku lumpur nyaris membekap seluruh tubuhnya, kecuali di bagian leher. Karena tanah yang menimbun masih lembek, Wawan berusaha mengeluarkan kedua tangannya yang sempat ikut tertimbun.
Saat itu, ia melihat sebatang pohon ketela yang tidak jauh dari dirinya. Harapan untuk selamat dirasakannya, sedikit demi sedikit Wawan berusaha mengorek lumpur yang telah menutupi tubuhnya. Saat itu, ia berusaha untuk terus bernapas dan berteriak minta tolong sambil menunggu bantuan datang.
"Saya berteriak minta tolong sejak pukul 18.00 WIB sampai bantuan datang untuk menolong sekitar pukul 24.00 WIB," ucapnya.
Asa untuk tetap hidup pun terus semakin menyala. Saat itu, ia melihat sebuah cahaya lampu senter dari arah warga dan relawan. Ketika itu, harus menunggu tim relawan yang melintasi beratnya medan lantaran lumpur yang menutupi seluruh areal permukiman.
"Saat itu relawan hanya bermodal papan yang diestafetkan untuk menjangkau saya. Saya juga diminta untuk tidak banyak bergerak agar tidak lemas, kalau ada apa-apa saya hanya disuruh teriak," jelasnya.
Sekitar pukul 02.00 WIB, Wawan berhasil dievakuasi oleh enam relawan yang membawanya ke tempat yang aman. Dingin dan gelap yang dirasanya saat itu pun tak bisa dihindari. Segera setelah itu, Wawan dibawa ke Puskesmas Karangkobar untuk mendapat perawatan insentif.
"Saya sangat senang bisa selamat, tetapi empat saudara saya yakni kakek, nenek, paman dan keponakan tidak bisa diselamatkan," tuturnya. (mdk/ren)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Abdul Rahman kehilangan kedua orang tua dan 4 adiknya yang tewas akibat kecelakaan.
Baca SelengkapnyaTak ada yang mau menolong, aksi heroik nelayan lindungi anak-anaknya saat terombang ambing di lautan selama 2 jam ini viral.
Baca SelengkapnyaKasi Operasi Kantor SAR Padang, Hendri mengatakan, empat orang tersebut terdiri dari Ibu dan 3 anaknya.
Baca SelengkapnyaAN berusaha menyelamatkan istrinya, RZ (30) dan anaknya, FH, yang masih berusia lima tahun, agar tidak hanyut.
Baca SelengkapnyaDaya tampung ojek perahu yang tenggelam idealnya ditumpangi 14-15 orang. Tetapi pada saat kejadian peristiwa diisi 40 lebih orang penumpang.
Baca SelengkapnyaNF awalnya berenang di Waduk Tanah Merah bersama empat temannya yang lain.
Baca SelengkapnyaKetiganya meninggal pada 31 Maret 2024 lalu usai diterjang luapan sungai saat mencari ikan
Baca SelengkapnyaSaat musim hujan tiba, kampung itu benar-benar terisolir karena jalan ke sana terhalang aliran air sungai yang deras
Baca SelengkapnyaKeempat remaja tersebut mandi di Pantai Pancer atau dikenal juga Pantai Perawan Desa Sidoasri.
Baca SelengkapnyaMomen kru kapal evakuasi enam nelayan yang terombang-ambing di lautan karena kapalnya tenggelam ini bikin warganet terharu.
Baca SelengkapnyaKereta gantung dengan 8 penumpang terjebak di atas jurang setelah salah satu talinya putus. Upaya penyelamatan yang menegangkan pun berlangsung hingga 15 jam.
Baca SelengkapnyaSetiap orang tentu ingin menghabiskan hari tua dengan tenang. Berbeda dengan kisah hidup Wagimin.
Baca Selengkapnya