Klitih, Rantai Kekerasan Jalanan yang Makin Meresahkan Warga Yogya
Merdeka.com - Rantai kekerasan jalanan atau klitih di Yogyakarta seolah tak pernah terputus. Anggota DPR RI Dapil DIY, Sukamta menilai, klitih merupakan fenomena yang berulang dan makin meresahkan.
Sukamta berharap pemerintah DIY bersama polisi bisa menemukan formula baru untuk mengatasi klitih. Sebab, kekerasan jalanan membuat resah warga Yogyakarta.
Fenomena klitih pernah ramai sekitar tiga atau empat tahun lalu. Para pelaku diketahui berstatus pelajar SMP.
-
Mengapa Arus Balik di Gunungkidul mengancam wisatawan? Arus ini lebarnya sangat sempit tapi sangat kuat untuk menarik ke lautan. Jadi dia terbentuk di sekitar garis pantai.
-
Apa yang terjadi di Jalan Raya Pantura Kendal? Puluhan pemuda dari dua kelompok terlibat tawuran di Jalan Raya Pantura Kendal, atau tepatnya di Desa Gondang, Kecamatan Cepiring, Kendal, Sabtu (3/11) pukul 02.00 WIB.
-
Dimana saja pemudik motor terlihat ramai? Mudik motor masih jadi primadona Jutaan pemudik dengan motor menyemut selama musim mudik 2023. Memadati ruas-ruas jalan demi bertemu keluarga di kampung halaman.
-
Mengapa Polres Bantul membuat ketoprak? 'Kita berharap melalui pagelaran ini, masyarakat tertarik menyaksikan dan menyimak karena di balik skenario cerita disisipkan pesan-pesan kamtibmas dalam rangka mencegah maupun memberikan informasi jenis-jenis kejahatan terbaru,'
-
Di mana kemacetan parah terjadi? Viral di media sosial kemacetan horor terjadi kembali di kawasan wisata Puncak Bogor, Jawa Barat, saat libur panjang akhir pekan.
-
Apa penyebab kemacetan parah di Jakarta? 'Kalau kemarin itu karena banjir di beberapa titik banjir. Kalau tadi malam hanya kepadatan karena aktivitas masyarakat untuk buka puasa, itu saja,' jelasnya.
"Pelaku yang melakukan 3 atau 4 tahun lalu sekarang sudah gede (dewasa). Sekarang muncul generasi baru sama dengan usia mereka dulu, anak-anak SMP. Saya kira perlu disikapi atau upaya yang sistematis," ujar Sukamta.
Permasalah klitih tiga atau empat tahun yang lalu mampu diselesaikan dengan baik oleh pihak kepolisian. Sukamta berharap agar Kapolda DIY, Irjen Pol Asep Suhendar yang baru saja dilantik mampu mengemban amanah menjaga kondusifitas wilayah DIY dengan baik.
“Kami berharap kepada Kapolda yang baru punya semangat yang baru dengan menggunakan metode baru supaya klitih ini tidak terulang. Pelaku yang dulu sekarang sudah beranjak dewasa, dan muncul lagi di usia yang sama seperti pelaku sebelumnya,” ungkap Sukamta.
Menurutnya, tak ada salahnya polisi menggandeng Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga maupun universitas. Perlu kerja sama lintas kelembagaan untuk memberantas klitih.
"Karang taruna, pramuka, sekolah bisa menjadi alat yang bagus untuk menumbuhkan kesadaran. Supaya tidak ada yang tergoda menjadi klitih," tegas Sukamta.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Korban ditemukan sekitar 100 meter dari lokasi kejadian dalam keadaan tidak bernyawa
Baca SelengkapnyaPengeroyokan itu terjadi di Jalan Gunung Soputan, depan Balai Pertemuan Bhumiku, Desa Pemecutan Kelod, Denpasar Barat, Bali pada Rabu (17/1) dini hari.
Baca SelengkapnyaTawuran Kembali Pecah di Jalan Jatinegara Jakarta Timur, Pengendara Terganggu
Baca SelengkapnyaJumlah kendaraan di Indonesia terus bertambah dari tahun ke tahun.
Baca SelengkapnyaKapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo mengatakan permasalahan geng motor menjadi pekerjaan rumah yang harus diselesaikan Polri
Baca SelengkapnyaSering dilewati truk pengangkut material proyek, dampak buruk dirasakan masyarakat dan lingkungan di Sumedang
Baca SelengkapnyaTujuh warga di Kabupaten Blora mengalami penganiayaan oleh karyawan perusahaan tambang setelah mereka mengajukan protes terkait pencemaran udara.
Baca SelengkapnyaSegala upaya telah dilakukan secara preemtif untuk mencegah terjadi tawuran.
Baca SelengkapnyaDeretan kasus di atas hanya segelintir. Tentu kondisi tersebut sungguh miris. Pelajar seorang tak lagi menunjukkan sikap sebagai seorang anak terpelajar.
Baca SelengkapnyaPengeroyokan itu terjadi di Jalan Raya Banjaran-Soreang, Rabu (20/12) lalu.
Baca SelengkapnyaPagi tadi tawuran kembali pecah. Padahal, hari minggu sebelumnya tawuran juga telah terjadi
Baca SelengkapnyaSelain para pendemo, warganet juga keluhkan kondisi jalan melalui media sosial
Baca Selengkapnya