KNKT Beberkan Hasil Investigasi Sementara Lion Air PK-LQP Jatuh di Karawang
Merdeka.com - Komite Nasional Kecelakaan Transportasi (KNKT) membeberkan hasil investigasi sementara terkait jatuhnya Lion Air PK-LQP nomor penerbangan JT610 di Perairan Karawang, Jawa Barat, beberapa waktu lalu. Hasil tersebut dibeberkan dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi V DPR, Kamis (22/11) hari ini.
Ketua Sub Komite Investigasi Kecelakaan Penerbangan KNKT Nurcahyo Utomo mengatakan setidaknya ada beberapa masalah selama penerbangan sebelum pada akhirnya pesawat Lion Air PK-LQP itu jatuh.
Pertama, Nurcahyo mengatakan ada perbedaan penunjukkan kecepatan antara pilot dengan co-pilot Lion Air PK-LQP nomor penerbangan JT610. Ini dibuktikan dengan adanya perbedaan ketinggian antara sisi kanan dan sisi kiri kendali pesawat.
-
Apa yang terjadi pada pesawat Pelita Air? Pesawat sudah di runway siap take off tetapi nggak jalan-jalan. Menurut info sementara ada penumpang yang berencana masukin bom ke kabin pesawat. Ini masih subject to confirmation,' katanya lewat akun X @GerryS.
-
Bagaimana pilot bertahan keluar pesawat? Meskipun mengalami tekanan yang sangat besar dengan kondisi tubuhnya yang terjepit di luar pesawat, Lancaster berhasil bertahan selama 20 menit sambil menunggu pesawat untuk melakukan pendaratan darurat.
-
Kenapa Pelita Air batal terbang? 'Kami sampaikan bahwa pesawat Pelita Air dengan no penerbangan IP 205 tujuan Jakarta mengalami keterlambatan penerbangan dikarenakan terdapat penumpang yang bercanda membawa bom,' katanya.
-
Dimana paus pilot terdampar? Lebih dari 30 paus pilot terdampar di pantai Selandia Baru dan berhasil diselamatkan pada 25 November 2024.
-
Kenapa pesawat AirAsia QZ8501 jatuh? AirAsia QZ8501 jatuh di Selat Karimata pada 28 Desember 2014 karena penyebab utamanya adalah kesalahan dalam manajemen penerbangan.
-
Kenapa pilot bisa keluar pesawat? Penyelidikan menyimpulkan bahwa kesalahan dalam pemasangan kaca depan pesawat selama pemeliharaan rutin sebelumnya telah menyebabkan kejadian ini terjadi.
"Kemudian pesawat mulai bergerak, kecepatan mulai naik, kemudian kecepatannya terpisah, antara kiri dan kanan tidak sama," ujar Nurcahyo.
Nurcahyo juga menjelaskan, saat pesawat terbang, pesawat tersebut mengalami stick shacker. Stick shacker adalah kondisi dimana kemudi di sisi pilot mulai bergetar. Getaran ini menjadi peringatan untuk pilot bahwa pesawat akan mengalami stall atau kehilangan daya angkat.
"Kemudian pesawat terus terbang kemudian sempat menurun sedikit kemudian naik lagi dan kemudian kira-kira terbang di ketinggian 5.000 kaki," tegasnya.
Namun di ketinggian ini, karena kondisi pesawat akan kehilangan daya angkat, melalui automatic systemnya, hidung pesawat otomatis turun.
"Jadi hal ini kemungkinan disebabkan karena angle of attack di tempatnya kapten menunjukkan 20 derajat lebih tinggi," terangnya.
Namun demikian, pilot Lion Air PK-LQP mencoba melawan situasi ini dengan tetap mencoba kembali menaikkan pesawat. Namun hal itu tidak bertahan lama hingga pada akhirnya pesawat kehilangan daya angkat dan jatuh.
"Dari data mesin yang kita peroleh bahwa antara mesin kiri dan kanan, hampir semua penunjuk mesin menunjukkan angka yang konsisten. Jadi kami bisa simpulkan bahwa mesin tidak terjadi kendala di dalam penerbangan ini," kata Nurcahyo.
Reporter: Ilyas PradityaSumber : Liputan6.com
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Cuaca Buruk, Lion Air Batal Mendarat di Aceh dan Kembali ke Bandara Kualanamu
Baca SelengkapnyaBatik Air menjadi sorotan karena pilot dan co-pilot tertidur saat mengemudikan pesawat.
Baca SelengkapnyaKNTK sementara melakukan pengecekan apa sebenarnya masalah utama sehingga pesawat batal terbang.
Baca SelengkapnyaPesawat Super Air Jet mengalami kerusakan atau muncul dari salah satu panel di ruang kokpit.
Baca SelengkapnyaKNKT akan memeriksa seluruh serpihan dan menganalisis percakapan pilot dengan petugas pengaturan lalu lintas udara untuk mengetahui penyebab jatuhnya pesawat.
Baca SelengkapnyaKNKT menerangkan, lokasi lapangan yang berada di dekat pesawat terjatuh itu memang posisinya ideal untuk melakukan pendaratan darurat.
Baca SelengkapnyaFaktanya, pesawat itu milik maskapai Lion Air PK-LRU yang tergelincir di Bandara Morowali, pada 11 Mei 2023. Bukan di Karawang.
Baca SelengkapnyaPihak Lion Air tetap akan memberikan kompensasi kepada para penumpang atas kejadian gagal berangkat karena kendala teknis tersebut.
Baca SelengkapnyaAkibat pilot dan kopilot Batik Air tertidur, pesawat melaju di luar jalur penerbangan dan tak merespons pusat pengendali wilayah (Area Control Centre/ACC).
Baca SelengkapnyaKomite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) mengklasifikasikan hal tersebut dalam kategori 'serius'.
Baca SelengkapnyaPesawat membawa 5 penumpang yakni Pendeta Saul Bagau, Melek Bagau, Debora Bagau, James Bagau dan seorang anak kecil.
Baca SelengkapnyaPenerbangan tersebut dioperasikan oleh dua pilot dan empat kru pramugari.
Baca Selengkapnya