Kompolnas desak Kapolri cabut aturan tes keperawanan Polwan
Merdeka.com - Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) ikut menyoroti polemik tes keperawanan untuk seleksi penerimaan Polwan. Kompolnas mendesak Kapolri Jenderal Sutarman untuk mencabut aturan tersebut.
"Saya minta Kapolri mencabut aturan tentang pemeriksaan organ reproduksi tersebut. Untuk kehamilan dan penyakit bisa dilakukan melalui pemeriksaan darah. Sungguh tidak pantas perempuan diperlakukan seperti itu. Tes keperawanan menunjukkan polisi masih anggap perempuan sebagai obyek," kata Komisioner Kompolnas, Hamidah Abdurrachman, kepada merdeka.com, Rabu (19/11).
Menurut Hamidah, tes keperawanan calon Polwan itu sudah berlaku sejak Peraturan Kapolri 2009. "Perkap sudah lama dilakukan, harus direvisi. Tidak boleh lagi ada pemeriksaan organ reproduksi perempuan," ujarnya.
-
Apa yang dilakukan polwan? Polisi wanita atau yang biasa disingkat polwan adalah salah satu profesi yang banyak dicita-citakan. Menjadi aparat penegak hukum artinya Anda akan berkontribusi terhadap keamanan dan kenyamanan masyarakat, khususnya dalam menumpas tindak kejahatan.
-
Siapa polisi yang melakukan pencabulan? Korban menceritakan kejadian pahit yang dialaminya. Oleh pelaku yang belakangan diketahui berinisial Brigpol AK diminta masuk ke sebuah ruangan.
-
Siapa pelaku pemerkosaan? 'Kejadian ini berawal dari kejadian longsor di daerah Padalarang Bandung Barat. Kebetulan keluarga korban ini rumahnya terdampak sehingga mereka mengungsi ke kerabatnya (AR) untuk sementara,' ucap Kapolres Cimahi, AKBP Tri Suhartanto, Selasa (3/9).
-
Siapa saja yang bisa menjadi polwan? Tanpa pengecualian, semua wanita bisa mendaftarkan diri sebagai anggota polri, baik itu Tamtama, Bintara, Bintara Pembantu Penyidik, maupun Akpol.
-
Kenapa polisi mencabuli korban? Setelah melakukan pelecehan, pelaku memperlakukan korban seolah tak terjadi apa-apa. Korban dipersilakan keluar ruang dengan sebelumnya diancam agar tidak menceritakan kejadian tersebut kepada orang lain.'Setelah itu korban keluar dari ruangan tersebut dan menyuruh mereka pulang ke panti asuhan,' ujar Ipda Wahyu.
-
Siapa saja yang diperiksa polisi? Hari ini, tiga saksi diperiksa unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Tangerang Selatan, Jumat (23/2).
Hamidah menilai tes keperawanan itu tak elok dilakukan lantaran bisa melecehkan kaum perempuan. Tes seleksi seharusnya hanya pemeriksaan kesehatan dan tes-tes umum lainnya.
"Cukup pemeriksaan kesehatan secara umum dan periksa darah. Peserta diperiksa tinggi dan berat badan lalu kesehatan paru-paru, jantung, dan lain-lain. Nah, untuk Polwan cukup periksa urin untuk mengetahui hamil atau tidak. Kenapa harus diperiksa organnya?" keluh Hamidah.
Sementara itu Kapolri sempat membantah masih ada pemeriksaan keperawanan. Jenderal Sutarman menegaskan hanya ada pemeriksaan kesehatan bukan tes keperawanan.
(mdk/gib)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kompolnas juga meminta atasan polisi yang diduga lecehkan tahanan wanita disanksi etik.
Baca SelengkapnyaHampir di semua bidang layanan kepolisian banyak dikomplain oleh masyarakat.
Baca SelengkapnyaSanksi tegas yang dijatuhkan tidak hanya akan menguatkan proses pemulihan korban
Baca SelengkapnyaRaih cita-cita Anda menjadi polwan dengan syarat dan cara berikut ini.
Baca SelengkapnyaPuan meminta aparat kepolisian untuk menindak tegas semua pelaku KDRT dan kekerasan terhadap perempuan juga anak tanpa toleransi.
Baca SelengkapnyaSebuah video memperlihatkan seorang Kapolres yang menghukum Polwan karena belum menikah.
Baca SelengkapnyaPerkara ini awalnya telah dilakukan upaya perdamaian antara kedua belah pihak. Hanya saja tidak menemui titik terang
Baca SelengkapnyaMahyeldi meminta BPIP segera aturan pelarangan jilbab bagi anggota Paskibraka agar tidak memicu keresahan di masyarakat.
Baca SelengkapnyaBegini tradisi bagi polwan baru yang jarang diketahui.
Baca SelengkapnyaKomnas Perempuan mengidentifikasi masih ada sekurangnya 73 kebijakan dan berbagai praktek diskriminasi di sejumlah daerah.
Baca SelengkapnyaKasus kekerasan seksual di Indonesia hingga saat ini masih marak di lingkungan masyarakat maupun lingkungan pendidikan
Baca SelengkapnyaAktivis menyoroti pola-pola kekerasan terhadap perempuan yang tak kunjung disikapi secara serius oleh negara.
Baca Selengkapnya