Kronologi Bocah 8 Tahun di TTS Meninggal Usai Digigit Anjing Rabies
Merdeka.com - Satu korban gigitan anjing rabies di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Nusa Tenggara Timur (NTT), dinyatakan meninggal dunia, Jumat (23/6) kemarin.
Bocah berusia delapan tahun berinisial FM asal Desa Fae, Kecamatan Amanatun Selatan itu sempat dirawat satu pekan di Puskesmas Oinlasi. Ternyata korban digigit pada Bulan Februari lalu dan tidak divaksin antirabies (VAR).
Kronologi yang diterima merdeka.com dari Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten TTS, Ria Tahun menyebutkan, korban FM digigit bersama delapan orang lainnya oleh satu ekor anjing pada 10 Februari 2023 lalu.
-
Siapa yang paling sering menyebabkan kematian akibat rabies? Meskipun kematian akibat serangan hewan peliharaan jarang terjadi, WHO melaporkan bahwa sekitar 99% kasus kematian akibat rabies pada manusia disebabkan oleh anjing.
-
Apa yang dimaksud dengan rabies? Rabies adalah infeksi virus yang menyebar melalui gigitan hewan yang telah terifeksi sebelumnya. Virus rabies ini dapat masuk dalam kelompok rhabdovirus.
-
Di mana rabies bisa ditemui? Dalam hal ini, rabies bisa ditemui di 150 negara dan di semua benua, kecuali Antartika dan Arktik.
-
Apa penyebab rabies? Rabies disebabkan oleh virus yang masuk ke tubuh manusia melalui cakaran atau gigitan hewan yang terinfeksi virus rabies. Jilatan hewan yang terinfeksi ke mulut, mata, atau luka terbuka, juga bisa menjadi cara virus rabies menular dari hewan ke manusia.
-
Apa ciri sigung rabies? Sigung yang sakit memiliki ciri-ciri mengalami kesulitan dalam bergerak, mengeluarkan busa dari mulut, bernapas dengan berat, dan menunjukkan agresivitas yang luar biasa.
-
Bagaimana rabies menular? Rabies disebabkan oleh virus rabies, yang dapat ditularkan melalui gigitan atau cakaran hewan yang terinfeksi, seperti anjing, kucing, dan kelelawar.
"Seekor anjing tiba-tiba menggigit sembilan orang termasuk pemilik anjing bernama Martha Misa dan setelahnya meninggal dunia, namun menurut keluarga meninggal dunia akibat kanker," kata Ria Tahun, Senin (26/6).
Menurutnya, sembilan korban gigitan anjing masing-masing berinisial LS (64) yang digigit di bagian perut bagian kanan, namun tidak langsung dicuci lukanya, AM (6) digigit pada tangan kanan dan digaruk tepat di dahi. Saat itu luka bekas gigitan dicuci menggunakan air panas dan ditempel bubuk kopi.
Korban lain FM (13) digigit pada bagian bokong bagian kanan, namun lukanya tidak langsung dicuci. DA (12) digigit pada tangan dengan kondisi tergores dan berdarah namun tidak langsung dicuci. Korban SM (12) juga mendapatkan gigitan pada tangan namun tidak dicuci.
Sedangkan korban WMK (13) digigit anjing pada tangan kanan dan bokong bagian kanan, namun tidak langsung dicuci menggunakan air mengalir. Korban SJM (3) juga digigit pada tangan kiri serta pelipis kanan, dan langsung dicuci menggunakan air panas lalu ditaburi bubuk kopi.
"Kalau pemilik anjing bernama Martha Misa dinyatakan meninggal dunia setelah digigit. Sementara korban FM sempat dirawat di Puskesmas Oinlasi sebelum meninggal dunia," kata Ria Tahun.
Ia menjelaskan, anjing diduga hewan pembawa rabies (HPR) yang menggigit sembilan korban itu langsung dieliminasi dan dikubur warga setempat. Kondisi anjing pun berbadan gemuk, namun sangat liar perilakunya usai menggigit.
"Pemilik anjing Martha Misa meninggal dunia pada 27 Februari, tapi menurut keluarga karena kanker payudara yang diderita sejak tahun 2021. Tetapi kajian lanjutan belum dapat keterangan dan tidak ada informasi, atau pun yang terkena gigitan berobat ke puskesmas," ungkap Ria Tahun.
Semua korban baru diketahui terkena gigitan anjing rabies setelah korban FM diantar oleh ibu bersama tantenya ke Puskesmas untuk mendapatkan perawatan, dengan keluhan demam tinggi dan gelisah.
"Saat itu pasien (FM) diantar oleh ibu dan tantenya dengan keluhan demam dan lari sembarang (gelisah) sejak tiga hari lalu. Pasien demam sejak 13 Juni 2023 dan pasien juga tidak bisa tidur sejak 14 Juni 2023. Minum mulai gemetaran sejak tanggal 15 Juni 2023," ujar Ria Tahun.
Ironisnya, keluarga FM tidak pernah melapor setelah korban digigit anjing sehingga tidak pernah mendapatkan VAR. Pasien juga tidak memiliki riwayat trauma sebelumnya, namun hasil pemeriksaan saat tiba di Puskesmas yakni, kesadaran Halusinasi +, S: 39.3 derajat celcius, serta matanya cekung.
Ria Tahun menceritakan, saat diberikan air FM gemetaran namun masih bisa minum sedikit. Saat dikipaskan angin FM pasien ketakutan, pasien kemudian dikonsulkan curiga rabies dan disarankan supportif paliatif.
"Tujuh orang korban gigitan anjing yang belum muncul gejala sudah mendapatkan VAR," tutupnya. (mdk/cob)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bocah laki-laki itu digigit anjing pada Selasa, 6 Februari sekitar pukul 15.00 WITA.
Baca SelengkapnyaSeorang bocah berusia enam tahun berinisial AN tewas pasca-digigit anjing rabies di Desa Hikong, Kecamatan Talibura, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Baca SelengkapnyaMenurut Yohanes Sadipun, awalnya korban yang merupakan siswa sekolah dasar itu dicakar anjing rabies bersama dua temannya.
Baca SelengkapnyaVirus rabies kembali merebak dan menelan korban jiwa.
Baca SelengkapnyaKeluarga memilih agar korban menjalani rawat jalan sebelum meninggal dunia.
Baca SelengkapnyaKetiga korban terdiri dari dua pria dewasa dan bocah berusia 10 tahun.
Baca SelengkapnyaKorban pun tak berdaya digigit di bagian kepalanya.
Baca SelengkapnyaAkibat digigit anjing tersebut, mata bocah harus mendapatkan perawatan serius.
Baca SelengkapnyaKorban sempat dilarikan ke RSUD Puri Husada Tembilahan namun nyawanya tidak terselamatkan.
Baca SelengkapnyaKeluarga korban tidak membuat laporan dan pemilik anjing bertanggungjawab atas kejadian tersebut.
Baca SelengkapnyaSepanjang tahun 2023 ini, ada hampir 4.000 kasus gigitan hewan rabies di Sumut.
Baca SelengkapnyaPeristiwa memilukan itu terjadi minggu petang sekitar pukul 18.30 WIB.
Baca Selengkapnya