Magma terdeteksi makin menyembul di kawah Gunung Agung
Merdeka.com - Dari hasil pengamatan melalui penginderaan jauh satelit didapati jika di tengah kawah Gunung Agung terjadi pertumbuhan lava. Lava yang terus bertumbuh itu merepresentasikan adanya dorongan dari magma di dalam perut gunung setinggi 3.142 mdpl tersebut.
Hal itu diterangkan Kepala Sub Bidang Mitigasi Gunung Api Wilayah Timur Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Devy Kamil Syahbana, Rabu (6/12) malam. Ia menjelaskan jika saat ini magma di tengah kawah semakin naik menyembul ke atas.
"Dari deformasi yang sekarang teramati dari satelit bahwa di tengah kawah ini ada semacam pertumbuhan yang terus berlangsung. Artinya masih ada terus pertumbuhan lava baru," ujar Devy di Pos Pengamatan Gunung Api Agung di Desa Rendang, Karangasem, Bali.
-
Apa yang menyebabkan magma naik? Peningkatan tekanan gas yang terperangkap dalam saluran vulkanik mendorong magma untuk naik ke permukaan bumi.
-
Dimana lokasi Gunung Agung? Gunung Agung yang terletak di Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem ini memiliki ketinggian 3.031 mdpl.
-
Kenapa tekanan magma bisa tinggi? Tekanan yang terjadi akibat lempeng yang saling bertumpuk ini dapat mengakibatkan peningkatan tekanan di bawah gunung api, sehingga gunung tersebut dapat meletus.
-
Dimana letusan gunung berapi terjadi? Pertanyaan tersebut menjadi fokus perhatian para peneliti yang mengunjungi dataran tinggi luas dan berbatu di India Barat yang terbentuk oleh lava cair, di mana mereka melakukan pengeboran batu dan mengumpulkan sampel untuk dianalisis.
-
Bagaimana erupsi Gunung Semeru terlihat? Menurutnya, kolom abu vulkanik teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang ke arah barat daya, dan saat laporan tersebut dibuat, erupsi masih berlangsung.
Dia melanjutkan bahwa sisi kawah terlihat agak mengembang. Meski tak terlalu signifikan, namun Devy menyebut hal itu terjadi karena guncangan gempa low frekuensi yang meningkat beberapa hari belakangan.
"Gempa low frekuensi sendiri mengindikasikan adanya aliran fluida magma ke permukaan kawah Gunung Agung. Itu (gempa low frekuensi) seperti memompa," ucapnya.
Hanya saja, kata Devy, mengenai kawah yang semakin menyembul dan melebar bagian sisinya itu tak bisa dihitung seberapa diameternya.
"Tidak bisa kita ukur. Itu indikasi karena dia sedang dipompa fluida magmanya," imbuhnya.
Jika hal itu terus terjadi, kata dia, akan berakibat pada terjadinya pemecahan dan berdampak pada letusan. "Kalau itu terus terjadi dia bisa pecah, meletus seperti balon yang terus dipompa melebihi kapasitasnya," pungkas Devy.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Rentetan gempa dangkal juga terekam di Gunung Ibu.
Baca SelengkapnyaPuncak Gunung Merapi dipenuhi batu-batu berapi yang suhunya diperkirakan mencapai 1.000 derajat.
Baca SelengkapnyaErupsi Gunung Ruang Menguat, PVMBG Keluarkan Peringatan Tsunami untuk Warga Pulau Tagulandang Sulut
Baca SelengkapnyaDikenal sebagai negara kepulauan yang berada di Cincin Api Pasifik, Indonesia memiliki lebih dari 130 gunung berapi aktif.
Baca SelengkapnyaGunung api Iya merupakan gunung strato dengan sejarah letusan tercatat sejak tahun 1671.
Baca Selengkapnyahasil pemantauan visual dan instrumental menunjukkan adanya peningkatan aktivitas visual dan kegempaan pada Gunung Lewotobi Laki-laki.
Baca SelengkapnyaGunung Ibu diamati secara visual dan instrumental dari pos pengamatan gunung api yang berlokasi di Desa Gam Ici, Kecamatan Ibu, Kabupaten Halmahera Barat.
Baca SelengkapnyaMasyarakat diminta tidak mendekati pusat erupsi di kawah puncak dengan radius 3 kilometer.
Baca SelengkapnyaPada kurun waktu 15 hari, Gunung Raung sudah mengalami gempa tektonik sebanyak 71 kali.
Baca SelengkapnyaGunung Marapi mengalami perubah status dari Level II (Waspada) menjadi Level III (Siaga).
Baca SelengkapnyaGunung Dukoro memiliki salah satu kawah aktif paling spektakuler di Indonesia.
Baca SelengkapnyaHendra mengatakan, tinggi kolom asap letusan maupun hembusan maksimum 700 meter di atas puncak.
Baca Selengkapnya