Mahasiswa Universitas Brawijaya kembangkan alat tingkatkan mutu gizi beras
Merdeka.com - Tiga mahasiswa Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya (FTP-UB) menciptakan alat untuk meningkatkan mutu gizi pada beras. Upaya peningkatan mutu gizi tersebut melalui proses pengolahan gabah menjadi beras pratanak.
Alat yang dikembangkan ini diberi nama ARSI (Automatic Rice Processing). Penciptaan ARSI dilatarbelakangi oleh banyaknya kandungan nutrisi pada beras yang terbuang akibat perlakuan pasca panen seperti penggilingan. Padahal, beras merupakan makanan pokok masyarakat Indonesia sehingga beras memiliki peranan cukup besar menyuplai nutrisi pada tubuh.
Oleh karena itu diperlukan upaya untuk memaksimalkan nutrisi pada beras. Peningkatkan kandungan gizi tersebut dapat digunakan sebagai salah satu upaya melaksanakan program SDGs. ARSI merupakan proyek Program Kreativitas Mahasiswa bidang Karsa Cipta yang dikembangkan oleh Mahasiswa Fakultas Teknologi Pertanian yaitu Novemi Inka, Choirima Ulfa, Moh. Fariq di bawah bimbingan dosen Endrika Widyastuti.
-
Kenapa mahasiswa tersebut membuat briket? Agar termanfaatkan dengan baik, ketiga mahasiswa Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Bogor itu lantas mengolahnya menjadi briket. Ini sekaligus memanfaatkan peluang karena bahan bakar ramah lingkungan seperti briket tengah memiliki nilai jual ekonomi tinggi di pasaran.
-
Apa yang diciptakan oleh tiga mahasiswa di Bogor? Tiga mahasiswa di Bogor, Jawa Barat, berhasil menciptakan inovasi lewat ampas kopi. Mereka ialah Dimas Aji, Dianto, dan Amar yang merasa tak ingin sisa kopi dari kafe yang dikelola terbuang sia-sia. Melalui kreativitas ketiganya, bahan bakar briket cetak yang terbuat dari ampas kopi itu tercipta.
-
Bagaimana Bulog meningkatkan penyerapan gabah dan beras? 'Di samping itu kami juga terus berkoordinasi dan bersinergi dengan kelompok tani, unit penggilingan dan mitra kerja pengadaan. Hal ini tentunya kami lakukan untuk mencapai hasil serapan yang maksimal pada momentum panen raya ini,' ujar Suyamto.
-
Mengapa mahasiswa UGM membuat batako dari kotoran sapi? Dinda Ramadhan mengatakan bahwa program Batako Bawono muncul karena permasalahan di Padukuhan Kulwaru, Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, yang kurang efektif dalam memanfaatkan dan mengelola limbah kotoran sapi.
-
Apa yang dibuat oleh mahasiswa UGM dari kotoran sapi? Mahasiswa merupakan agen perubahan. Mereka telah menciptakan berbagai inovasi yang memberi dampak perubahan di tengah masyarakat. Terbaru, mereka melakukan inovasi dengan menyulap kotoran sapi menjadi batako untuk bahan bangunan.
-
Kenapa mahasiswa UNY berinovasi dengan tempe? Ketua Panitia Festival, Julianti Salma mengatakan, tempe telah berhasil menarik perhatian karena kekayaan protein nabati dan nutrisinya. Oleh karena itu perlu inovasi yang dibuat, salah satunya adalah melalui festival tempe tersebut.
"Cara kerja ARSI dengan mengatur waktu dan temperatur yang sesuai untuk melalui tiga tahapan yaitu perendaman, pengukusan dan pengeringan sehingga dalam satu alat dapat melakukan tiga tahapan proses," ujar Novemi melalui siaran pers, Sabtu (30/6).
Ketiga tahapan tersebut menyebabkan kandungan nutrisi pada kulit gabah akan berdifusi ke dalam beras sehingga kandungan gizi dapat meningkat. ARSI ini memiliki berbagai keunggulan yang ditawarkan.
Selain mudah dalam pengoperasian sehingga tidak memerlukan pengawasan intensif dari petani, ARSI dilengkapi timer dan temperatur kontrol untuk mengatur otomatisasi alat, produk beras yang dihasilkan lebih higienis dibandingkan beras pratanak konvensional serta memerlukan waktu yang lebih singkat dalam proses pengolahannya.
"Penggunaan temperatur kontrol untuk mendeteksi suhu yang digunakan dalam proses pengolahan di mana saat suhu tidak sesuai maka alat otomatis berhenti bekerja dan saat suhu telah sesuai maka alat dapat bekerja kembali secara normal," papar Fariq.
"Pengontrolan suhu perlu dilakukan karena jika suhu tidak sesuai seperti saat pengukusan maka proses pengukusan tidak dapat berjalan dengan maksimal sehingga proses gelatinisasi pada beras tidak dapat tercapai," tambah Choirima.
"Selain itu, pengolahan beras pratanak menyebabkan beras mengalami gelatinisasi sebagian saat pengukusan dan retrogradasi saat pengeringan sehingga dapat terbentuk pati resisten yang mana pati resisten ini mampu menurunkan indeks glikemik beras yang mana cocok untuk penderita diabetes," ungkap Novemi.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Perum Bulog mengenalkan kepada masyarakat Beras Premium dengan merk Punokawan sebagai beras yang menghasilkan citarasa nasi yang pulen.
Baca SelengkapnyaInovasi ini muncul karena permasalahan warga desa yang kurang efektif dalam mengelola limbah kotoran sapi
Baca SelengkapnyaKegiatan ini untuk menjalankan instruksi Presiden Joko Widodo.
Baca SelengkapnyaUGM berupaya mengembalikan kejayaan rempah Maluku dengan serangkaian proyek penelitian. Proyek ini bekerja sama dengan Pemda Halmahera Utara.
Baca SelengkapnyaKetua Kelompok Tani Desa Pakandangan Sangra, Kecamatan Bluto, mengatakan, hibah alat ini akan sangat bermanfaat bagi kelompoknya.
Baca SelengkapnyaPeneliti di Universitas Yonsei Korea Selatan berhasil mengembangkan varietas beras baru yang unik.
Baca SelengkapnyaTeknologi ekstraksi asam humat dikembangkan UGM bekerja sama dengan PT Bukit Asam.
Baca SelengkapnyaAsap yang dihasilkan diklaim tidak banyak dan cenderung memiliki aroma unik, serupa kopi.
Baca SelengkapnyaKini tak perlu pusing dengan keberadaan limbah rumen
Baca SelengkapnyaDesa Gemolong bekerjasama dengan kampus UNS untuk menciptakan inovasi pabrik susu etawa
Baca SelengkapnyaBRI memberikan berbagai bantuan fasilitas dan infrastruktur Urban Farming bagi Kelompok Dasawisma Pisang.
Baca SelengkapnyaPemerintah terus mendorong peran strategis Bulog dalam menjaga ketahanan pangan nasional dan stabilitas pasokan.
Baca Selengkapnya