Manfaatkan KUR, Petani Muda Ngawi Kembangkan Pertanian Hidroponik
Merdeka.com - Pertanian modern makin diminati oleh kalangan milenial, termasuk anak-anak muda di Kabupaten Ngawi, Jawa Timur. Petani muda yang tergabung dalam 'Cocok Pangan Project' ini sukses mengembangkan usaha pertanian hidroponik dengan komoditas Selada.
"Kami mulai sejak pandemi, sekitar 2 tahun lalu. Dan, selama setahun penuh ini (12 bulan), kami berhasil panen rutin setiap hari, melewati musim hujan dan kemarau, dengan rata-rata kapasitas produksi 15-20 kg/hari," kata Dicky, salah satu anggota Cocok Pangan Project.
Dengan kapasitas produksi seperti itu, Cocok Pangan mampu menghasilkan Selada hidroponik hingga sekitar setengah ton setiap bulannya. Hal itu dicapai dengan lahan seluas 200 meter persegi saja.
-
Siapa saja petani muda yang terlibat? Dua petani muda tersebut, Arvin Wijaya dan Steven, menjadi sosok di balik budidaya melon dengan buahnya yang terasa manis dan segar.
-
Apa yang dibudidayakan oleh petani milenial dari Klaten? Petani milenial yang satu ini memanfaatkan budidaya tumbuhan Alga Spirulina yang bermanfaat sebagai solusi krisis panganan hingga menjadi pupuk organik.
-
Dimana petani milenial ini bercocok tanam? Aksin saat ini bertani Pepaya California dengan masa tanam hingga panen selama tujuh bulan.
-
Siapa yang membantu petani milenial ini? Tak hanya lahan sendiri, Aksin juga memiliki petani yang bermitra dengannya. Bila ditotal, luas lahan dari petani mitra itu mencapai lebih dari 50 hektare.
-
Apa hasil panen petani milenial ini? Dari lahan tani seluas 8 hektare, dalam sekali panen ia bisa memproduksi 3 ton pepaya.
-
Bagaimana petani milenial ini belajar bertani? Dalam bertani pepaya, Aksin belajar secara autodidak. Ia belajar dari para peternak pepaya lain. Tak hanya ilmu yang didapat, ia juga mendapat banyak motivasi dari para mentornya.
"Keuntungan pertanian modern salah satunya itu. Intervensi teknologi memungkinkan kita bisa mengoptimalkan ruang. Juga bisa produksi rutin, seperti mesin, asalkan mau disiplin," lanjut Dicky.
Cocok Pangan Project diinisiasi oleh empat anak muda lulusan perguruan tinggi ternama dan memiliki minat pada pertanian. Kini mereka mengelola 2 greenhouse dengan kapasitas produksi 6.000-an lubang tanam yang terletak di Desa Kasreman, Kecamatan Geneng, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur.
Adapun pembiayaan untuk membangun pertanian hidroponik ini, Cocok Pangan memanfaatkan program Kredit Usaha Rakyat (KUR). Mereka mendapatkan akses kredit untuk membuat greenhouse dan instalasi hidroponiknya.
"Kami manfaatkan dana KUR. Prosesnya mudah kok, dan bunganya rendah, apalagi waktu itu ada program khusus pandemi, jadi lebih terjangkau," katanya.
Mudahnya akses pembiayaan itu mendorong Cocok Pangan untuk terus berkembang, apalagi peluang pasarnya masih sangat terbuka lebar.
"Saat ini kami masih merasa kecil, dan pengen nambah greenhouse lagi, tentu ingin berkembang terus. Peluang pasarnya juga masih bagus kok. Bahkan kalau bisa hingga skala industri," sambung Dicky.
Masa depan pertanian itu, menurut Dicky, salah satunya terletak pada pertanian modern. Dengan konsep pertanian-industri (industrial agriculture), hal itu akan memungkinkan pertanian yang selama ini dimaknai secara konvensional dengan bergantung pada alam, lalu dapat bergeser pada pertanian yang mampu berproduksi seperti mesin secara kontinyu.
"Pertanian modern (hidroponik) memungkinkan untuk itu. Konsep ini dapat menjadikan produksi pertanian yang berlimpah dengan luas lahan yang minim, bahkan bisa minimalkan dampak perubahan cuaca. Jadi produksi bisa terus jalan, apapun gejolak cuacanya," kata alumnus Universitas Indonesia ini.
"Kuncinya pada pendekatan sains, intervensi teknologi, tata laksana yang presisi, repetisi, dan skala yang masif. Konsep industri itu yang pengen kita bawa pada pertanian," pungkasnya.
Sebelumnya, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mendorong petani milenial untuk membangun sektor pertanian secara masif dan berkelanjutan. Menurutnya petani milenial merupakan tulang punggung pertanian di masa depan.
Dalam tujuan itu, Mentan menegaskan jika pemerintah sudah menyiapkan akses permodalan maupun sarana dan prasarana pertanian. Khusus untuk modal, Kementerian Pertanian menyiapkan program KUR sebagai dukungan terhadap jalannya usaha tani.
"Jika banyak petani milenial yang berhasil akses KUR, tentunya usahanya akan lebih berkembang. Jika usaha lebih berkembang, akan tercipta ketahanan pangan nasional," ujar Mentan Syahrul. (mdk/hhw)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Melalui pengelolaan integrated farming berbasis energi baru dan terbarukan (EBT), petani kini lebih mudah mendapatkan pasokan air untuk irigasi sawah.
Baca SelengkapnyaIngin bergabung dalam program Petani Milenial 2024? Cari tahu cara mendaftar, syarat lengkap, dan berkas yang harus disiapkan agar sukses dalam program ini.
Baca SelengkapnyaPetani muda yang tergabung dalam kelompok tani muda Fakatoto telah meraup jutaan rupiah dari budidaya cabai.
Baca SelengkapnyaHendi prihatin banyak para petani tembakau di desanya terlilit utang. Ia pun mengajak mereka untuk mengembangkan pertanian melon
Baca SelengkapnyaKementan menyebut, pemerintah berkomitmen mengawal regenerasi petani.
Baca SelengkapnyaMereka ingin mengangkat derajat taraf hidup petani agar lebih sejahtera.
Baca SelengkapnyaMetode penanaman yang dilakukan cukup variatif, yaitu dengan Hidroponik dan Aquaponik.
Baca SelengkapnyaGanjar meyakini, petani milenial akan banyak yang lahir jika dibarengi dengan keseriusan pemerintah dalam memberikan mendampingi.
Baca SelengkapnyaMiris, jumlah petani di Banyuwangi terus berkurang. Pemkab Banyuwangi janji beri modal bisnis pertanian anak muda.
Baca SelengkapnyaPadahal, generasi milenial memiliki potensi besar dalam mewujudkan program ketahanan pangan melalui pemanfaatan teknologi digital.
Baca SelengkapnyaBRI memberikan berbagai bantuan fasilitas dan infrastruktur Urban Farming bagi Kelompok Dasawisma Pisang.
Baca SelengkapnyaSetelah lulus SMA, Aji Saputra bingung mau melakukan apa. Akhirnya ia belajar pertanian dengan petani di desanya, kemudian memulai usaha pengolahan pupuk.
Baca Selengkapnya