Mayat Petani di Lahat dengan Tubuh Tak Lengkap Diduga Diterkam Harimau
Merdeka.com - Tim forensik Polda Sumatera Selatan telah melakukan autopsi terhadap jenazah Suhadi (57). Hasilnya, petani kopi dipastikan tewas akibat serangan binatang buas.
Kapolres Lahat AKBP Irwansyah mengungkapkan, meski telah diketahui penyebab kematiannya, tetapi belum diketahui jenis binatang buas yang menyerang korban.
"Laporan forensik, hasilnya positif karena binatang buas. Tapi tidak diketahui binatang apa," ungkap Irwansyah saat dihubungi merdeka.com, Selasa (23/12).
-
Mengapa sisa bangkai hewan ditemukan? Dr Russel meyakini, temuan sisa bangkai hewan di sejumlah lubang itu adalah bagian dari persembahhan terhadap dewa dan dewi dari masyarakat kala itu sebagai permohonan kesuburan dan panen sukses tanaman.
-
Di mana mayat itu ditemukan? Menurut Fathir lima mayat itu ditemukan pihaknya di sebuah ruangan lantai 15 UNPRI usai menggeledah kampus swasta tersebut.
-
Mengapa Harimau Sumatera diburu? Diburu karena Mitos Kucing besar ini sangat dihormati masyarakat sejumlah daerah di Sumatera. Penghormatan terhadap si belang bagai pisau bermata dua. Ada yang melindungi, tapi banyak pula yang memburunya karena mitos ingin mendapatkan kekuatan mistis dari hampir semua bagian tubuhnya, mulai dahi, kumis, taring, kuku, kulit, dan lainnya.
-
Dimana harimau jawa ditemukan? Harimau ini menghuni hutan-hutan dataran rendah, hutan belukar, dan ada kalanya berkeliaran hingga ke kebun-kebun petani di perdesaan lereng gunung di Pulau Jawa.
-
Hewan apa yang ditemukan? Penelitian ini menyoroti pentingnya pelestarian fosil dan penelitian paleontologi dalam mengungkap misteri masa lalu dan memberikan wawasan baru tentang keragaman hayati di planet kita. Spesies Mirip Kucing Fosil tersebut mengungkap spesies baru yang dinamai Fejfarictis valecensis oleh para ilmuwan, menjadikannya anggota awal Aeluroidea, kelompok mamalia karnivora yang muncul lebih dari 30 juta tahun lalu di berbagai benua
-
Bagaimana mayat ditemukan? Ia tak sengaja menemukan mayat tersebut saat melakukan patroli rutin.
Setelah diketahui penyebabnya, penyelidikan diserahkan ke Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) karena di luar ranah pidana. Sementara potongan-potongan tubuh korban, termasuk yang baru ditemukan hari ini, kembali dimakamkan di satu lobang.
"Bukan wewenang kita lagi. Kita lanjutkan penyelidikan jika bukan karena binatang buas," ujarnya.
Meski belum dapat disimpulkan jenis binatangnya, kata dia, informasi yang diterima dari BKSDA adalah harimau Sumatera. Dugaan muncul lantaran ditemukan jejak harimau di TKP dan ciri-ciri obyek yang ditimbulkannya.
"Informasi dari BKSDA dugaan kuat jenisnya harimau bukan binatang lain," tegasnya.
Hal senada disampaikan Kapolsek Mulak Ulu Lahat AKP Kasmini Dardah. Dugaan mengarah ke harimau Sumatera berdasarkan temuan jejak kaki raja hutan itu di sekitar potongan tubuh korban saat evakuasi hari pertama, Minggu (22/12).
"Ya, jejak binatang buas di lokasi ada, banyak juga di TKP. Diduga kuat milik harimau," kata dia.
Kasmini juga mendengar desas-desus ada warga yang pernah melihat harimau tak jauh dari TKP sebelumnya kejadian. Hanya saja, pihaknya tak bisa mengonfrontir lebih lanjut lantaran kabar itu didapat dari mulut ke mulut.
"Kabarnya begitu, tapi tidak tahu siapa yang melihatnya (harimau). Ini kan kabar-kabar saja," kata dia.
Terkait situasi terkini, Kasmini menyebut masyarakat masih merasa ketakutan masuk ke hutan. Pihaknya mengimbau petani lebih waspada ketika berkebun agar tak menjadi korban selanjutnya.
Jika tetap ingin ke kebun, diminta tidak sendirian, hindari berangkat terlalu pagi dan pulang terlalu sore.
"Dibilang mencekam tidak juga, cuma masyarakat masih takut saja," terangnya.
Diberitakan sebelumnya, potongan tubuh Suhadi ditemukan di kebun kopi miliknya tak jauh dari kediamannya di Desa Pajar Bulan, Kecamatan Mulak Ulu, Lahat, Minggu (22/12).
Korban pertama kali ditemukan oleh anaknya saat mengantar beras di kebun kopi tak jauh dari kampungnya, Minggu (22/12). Jasad korban tak lagi utuh dan sudah terpotong-potong dan terpisah di tempat berbeda, beberapa organ hilang.
Selama sepekan terakhir, korban menginap sendirian di kebun. Sambil memanen kopi, dia juga menunggu buah durian runtuh.
Diduga saat itulah terjadi serangan harimau yang membuatnya tewas.Kejadian ini menambah daftar korban akibat diterkam harimau di seputaran Gunung Dempo. Dalam kurun waktu dua bulan terakhir, total ada enam peristiwa, empat petani di antaranya tewas.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Diduga, sebelum dibuang ke saluran irigasi, bayi tersebut mendapatkan penyiksaan dari orang tuanya.
Baca SelengkapnyaKorban tergeletak di jalan menuju perkebunan warga. Korban adalah warga setempat inisial JL (31).
Baca SelengkapnyaPolisi menduga pria itu tewas akibat pembunuhan dan sengaja dibuang ke sungai.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Mayat bayi ditemukan tergeletak di kawasan Banjir Kanal Barat, Tanah Abang, Jakarta Pusat.
Baca SelengkapnyaKasus penemuan empat mayat itu masih diselidiki polisi.
Baca Selengkapnya"Korban ditemukan tewas dengan banyak luka. Diduga akibat pembunuhan," ungkap Kasi Humas Polres OKU Iptu Ibnu Holdon
Baca SelengkapnyaSebelum ditemukan tewas, korban pergi dari rumah sejak 6 Juni 2024.
Baca SelengkapnyaPeristiwa ini baru terjadi Jumat (3/5/2024) sekitar pukul 07.30 WIB di Dusun Sindangjaya, Kecamatan Rancah, Kabupaten Ciamis.
Baca SelengkapnyaMayat wanita paruh baya itu pertama kali ditemukan warga sekitar yang mencium aroma tidak sedap di sekitar lokasi penemuan.
Baca Selengkapnya