Mbah Fanani, petapa di Dieng tiba-tiba menghilang
Merdeka.com - Mbah Fanani biasa menetap dalam tenda dekat pemukiman warga di Jalan Raya Dieng, RT 1 RW 1, Desa Diengkulon, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara. Pria 60 tahun itu disebut masyarakat Dieng telah melakoni pertapaan selama puluhan tahun. Kini Mbah Fanani tiba-tiba menghilang.
Informasi ini menjadi perbincangan beberapa warga. Kabarnya dia dijemput oleh belasan orang yang mengendarai mobil berpelat E pada Rabu (13/4), jelang tengah malam.
-
Siapa yang bertapa di gunung? Banyak pula yang menjadi pertapa atau asketis yang meninggalkan kehidupan duniawi dan mengabdikan diri kepada Tuhan.
-
Kenapa Mbah Sakinem meninggalkan desa? Mbah Sakinem bercerita, dulu ia dan keluarganya pergi meninggalkan desa dengan berjalan kaki saat hari masih malam.
-
Di mana Mbah Ji tinggal? Mbah Ji tinggal di rumahnya bersama istri dan anaknya. Di rumahnya tak ada listrik dari PLN. Dia menggunakan penerangan dengan alat tenaga surya yang didapatkan dari pemberian seorang Haji.
-
Siapa yang pernah bertapa di Bukit Pertapaan? Mengutip E-Journal Unair, beberapa tokoh masa silam yang pernah bertapa di sini yakni Dewi Kilisuci; Nyai Gadhung Melati, Istri Kebo Kanigoro; dan Dewi Rayung Wulan, istri Adipati Aryo Blitar 1.
-
Di mana lansia tersebut tinggal? Wanita tersebut tinggal di daerah El Sereno, Los Angeles, dan mengaku suara tersebut terdengar dari bawah rumahnya selama beberapa minggu terakhir.
Mbah Fanani ©2015 merdeka.com/desi aditia ningrum
Orang itu mengaku keluarga sehingga tidak ada warga yang menghalangi penjemputan. Mbah Fanani ikut rombongan ke dalam mobil meninggalkan Dieng.
Kapolsek Batur, AKP Sumono membenarkan tentang penjemputan Mbah Fanani sekitar pukul 22.30. Lima belas orang berpakaian serba putih turun dari mobil dan menghampiri tenda tempat pertapaan Mbah Fanani.
"Mereka mengaku sebagai pihak keluarga Mbah Fanani dari Cirebon, Jawa Barat," kata Sumono, Kamis (13/4).
(mdk/did)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Syawalan itu digelar di puncak bukit. Puluhan ribu warga hadir dalam acara itu
Baca SelengkapnyaWalaupun keluarganya sudah membujuknya untuk tinggal bersama mereka, namun Mbah Subeno tetap memilih tinggal menyendiri di sana.
Baca SelengkapnyaDulu prajurit TNI, pria ini kini hidup memprihatinkan hingga berstatus ODGJ. Berikut kisah selengkapnya.
Baca SelengkapnyaDi balik keasriannya, ada cerita kelam ketika puluhan rumah dibakar paksa oleh pemberontak. Dari 80 rumah yang ditinggali warga, kini tersisa hanya 10 bangunan.
Baca SelengkapnyaMbah Slamet sudah puluhan tahun tinggal di hutan itu. Berbagai macam gangguan pernah ia rasakan selama tinggal di sana
Baca SelengkapnyaIa mengaku lebih suka tinggal di makam karena suka dengan keheningan.
Baca SelengkapnyaSaat musim tanam tiba, para perantau itu pulang sebentar untuk menanam jagung dan selanjutnya pergi merantau lagi
Baca SelengkapnyaPotret rumah seorang pensiunan TNI AL yang ada di tengah hutan di Sumedang, Jawa Barat.
Baca SelengkapnyaKini, kampung itu hanya menyisakan rumah yang terbengkalai. Beberapa rumah tampak sudah ambruk.
Baca SelengkapnyaPria paruh baya itu memilih hidup sendirian, jauh dari hiruk-pikuk manusia dan peradaban dunia.
Baca SelengkapnyaMayat itu bernama Dg Rala (71), yang dilaporkan warga menghilang satu hari sebelumnya dari rumah.
Baca SelengkapnyaHingga kini, masih banyak orang yang melakukan pertapaan di sana.
Baca Selengkapnya