Menara Kudus, simbol toleransi dan keberagaman warisan Sunan Kudus
Merdeka.com - Sejarah penyebaran agama Islam di nusantara sangat lekat dengan Kudus. Ada dua Sunan yang bermukim di Kudus, yakni Sunan Kudus dan Sunan Muria.
Selain meninggalkan warisan tradisi Islam, Sunan Kudus juga mewariskan Masjid yang berusia 468 tahun yang memiliki menara berbentuk candi. Selain menjadi tempat ibadah, Masjid Menara Kudus menjadi simbol pengalaman ratusan tahun mengelola keberagaman etnis dan agama masyarakat Kudus.
"Menara Masjid Kudus yang merupakan menara Masjid tertua di Jawa juga berbentuk candi sebagai bentuk asimilasi budaya di masa lalu. Bahkan di depan Masjid Kudus, terdapat Klenteng tempat ibadah kawan-kawan yang beragama Budha. Semuanya berbaur dengan rukun selama ratusan tahun," ujar Bupati Kudus Musthofa dalam keterangannya, Sabtu (27/5).
-
Dimana masjid tertua ini berada? Tim Arkeolog Israel menemukan sebuah masjid kuno langka di Kota Rahat, Badui Negev, Israel.
-
Dimana masjid kuno itu ditemukan? Situs arkeologi Alto da Vigia, di dekat Praia das Maçãs di garis pantai Sintra, mengungkap keberadaan masjid kedua yang berasal dari abad ke-11 dan ke-12 ini.
-
Apa yang unik dari masjid tertua ini? 'Yang unik di masjid ini adalah berkembangnya keramik abad ke-7 di situs tersebut, menjadikannya salah satu masjid paling awal di dunia.'
-
Dimana masjid tertua di Bekasi berada? Bukti lain dari Lemah Abang sebagai gerbang agama Islam bisa dilihat dari keberadaan Masjid Syiarul Islam yang berdiri di Jalan Raya Lemahabang.
-
Dimana masjid bersejarah itu berada? Situs ini merupakan sebuah masjid yang dibangun dari tanah dan batu oleh dinasti abad pertengahan yang berkuasa di Afrika Utara dan Spanyol.
-
Bagaimana tradisi Maulid Nabi di Kudus? Gunungan ini kemudian diarak dalam kirab dan didoakan oleh tokoh pemuka agama Islam. Setelahnya, isi dari gunungan tersebut dibagikan kepada warga setempat.
Selain memiliki menara masjid tertua di pulau Jawa, jelas dia, Masjid Menara Kudus juga dihiasi ornamen yang sangat kental dengan nuansa artikulasi budaya Hindu, Buddha, Jawa dan Tiongkok.
Di dalam komplek masjid terdapat pancuran untuk wudhu yang berjumlah delapan buah. Di atas pancuran itu diletakkan arca. Jumlah delapan pancuran, konon mengadopsi keyakinan Buddha, yakni 'Delapan Jalan Kebenaran' atau Asta Sanghika Marga.
Sementara menara masjid memiliki bentuk yang menyerupai candi Jawa-Hindu dan terbuat dari bata merah yang dipasang tanpa perekat semen. Menara setinggi 18 meter itu dihiasi 32 piring keramik bergambar yang kesemuanya berjumlah 32 buah.
Dua puluh buah di antaranya berwarna biru serta berlukiskan masjid, manusia dengan unta dan poon kurma. Sementara itu, 12 buah lainnya berwarna merah putih berlukiskan kembang.
Sunan Kudus juga meninggalkan warisan berupa tradisi mengonsumsi daging kerbau. Bagi sebagian besar warga Kudus, memotong sapi adalah hal yang dianggap melanggar tradisi.
"Kebiasaan masyarakat Kudus yang lebih memilih mengonsumsi daging kerbau ketimbang sapi lantaran patuh pada anjuran Sunan Kudus agar menghormati masyarakat Hindu," tandasnya.
(mdk/msh)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Masjid Kedung Menjangan juga dikenal sebagai masjid merah, selalui Masjid Sang Cipta Rasa yang sudah lebih dulu ada.
Baca SelengkapnyaMasjid ini menawarkan daya tarik arsitektur kuno dan percampuran budaya Jawa dengan Sunda
Baca SelengkapnyaKompleks ini menunjukkan budaya Hindu dan Islam yang magis
Baca SelengkapnyaAda simbol dua buah nanas di dalam masjid yang konon menggambarkan kondisi manusia.
Baca SelengkapnyaKonon, di titik inilah peradaban Islam pertama kali muncul dan diterima oleh seluruh lapisan masyarakat setempat.
Baca SelengkapnyaDenny Caknan ngotot dekorasi acara ngunduh mantu di Ngawi harus ada Candi Brahu. Ini fakta tentang Candi Brahu yang jarang diketahui.
Baca SelengkapnyaSunan Kudus merupakan salah seorang tokoh penyebar agama Islam di Pulau Jawa yang sangat berpengaruh.
Baca SelengkapnyaDulunya masjid ini menjadi salah satu rumah ibadah terbesar di Minangkabau dan menjadi sentra pengembangan dakwah Islam.
Baca SelengkapnyaSalah satu peninggalan Islam yang bercorak Tionghoa di Palembang ini tidak lepas dari keberadaan Laksamana Cheng Ho di masa lampau.
Baca SelengkapnyaMasjid ini dibangun diatas ukuran 13,1 m × 13,1 m yang terdiri dari 14 pintu jendela, 2 pintu besar, 8 tiang penyangga dan 1 tiang utama
Baca SelengkapnyaMasjid ini membawa misi toleransi di Kota Tangerang.
Baca SelengkapnyaMasjid Indrapuri ini dulunya merupakan sebuah candi Hindu yang akhirnya berubah fungsi menjadi masjid pada tahun 1618.
Baca Selengkapnya