Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Menelusuri makna sejarah Jalan Malioboro

Menelusuri makna sejarah Jalan Malioboro Jalan Malioboro. ©2016 Merdeka.com

Merdeka.com - Jalan Malioboro merupakan jalan paling terkenal di Yogyakarta. Karena begitu terkenal dan identik dengan Yogyakarta sampai muncul idiom "belum ke Yogyakarta kalau belum ke Malioboro".

Ungkapan itu tidaklah berlebihan jika melihat sejarah dan filosofi jalan yang berada di sebelah selatan stasiun Tugu Yogyakarta itu. Sejarawan Keraton Yogyakarta, KRT Jatiningrat mengatakan, membicarakan Malioboro tidak bisa lepas dari awal mula berdirinya Keraton Yogyakarta. Sebab, Maliboro merupakan satu kesatuan dengan filosofi Keraton Yogyakarta.

"Orang Jawa itu kaya dengan simbol dan filosofi. Selalu ada makna di setiap perbuatan. Bicara Malioboro tentu tidak bisa lepas dari makna garis filosofis Tugu Yogyakarta, Keraton dan Panggung Krapyak," katanya saat ditemui merdeka.com di Keraton Yogyakarta, Senin (28/3).

Antara Tugu dan Keraton dihubungkan empat jalan, yakni jalan Margoutomo, Malioboro, Margomulyo dan Pangurakan. Margoutomo berarti jalan utama, Malioboro berarti obor wali, jalan mulia atau kebaikan, dan pangurakan berarti pelepasan.

"Jalan yang membentang dari Tugu Yogyakarta sampai Stasiun Tugu itu adalah Jalan Margoutomo, setelah itu jalan Malioboro sampai depan Terang Bulan, setelah itu Margomulyo sampai titik nol, dari titik nol ke Keraton itu namanya jalan Pangurakan," tambahnya.

sejarawan keraton yogyakarta krt jatiningrat

Sejarawan Keraton Yogyakarta, KRT Jatiningrat ©2016 Merdeka.com

Jalan Malioboro sendiri berarti Obor Wali yang bermakna bahwa manusia jawa harus mengikuti cahaya terang seperti yang diajarkan oleh Wali Songo yang membawa Islam ke Nusantara.

"Orang hidup seharusnya mencari pepadang. Pepadang ini artinya terang. Terang yang bagaimana? Ya yang sudah diberikan petunjuk oleh para Wali," ujarnya.

Meski demikian tidak mudah untuk mengikuti jalan terang yang menuju pada Allah tersebut. Ada godaan manusiawi yang menjadi tantangan. Simbol godaan itu ada pada pasar Beringharjo dan Kepatihan.

"Pasar itu cobaan, ada hal-hal duniawi di sana yang menjadi godaan. Ada harta dan wanita. Kalau Kepatihan bermakna kekuasaan. Ini simbol godaannya. Sebelum bisa sampai Jalan Malioboro ada godaan. Setelah lewat jalan Malioboro sampai Margoutomo dan baru sampai pada Tugu Pal Putih yang merupakan simbol Manunggaling Kawulo Gusti," terangnya.

Tidak hanya memiliki makna yang dalam, dalam perjalanannya Malioboro juga memiliki sejarah penting dalam perjuangan kemerdekaan. Jalan Malioboro menjadi saksi bisu perjuangan kemerdekaan Indonesia pada masa agresi militer belanda tahun 1949. Di ujung utara jalan Malioboro, tepatnya di depan Hotel Inna garuda, terdapat batu penanda batas penarikan tentara Belanda dari Yogyakarta sebagai ibu kota Indonesia pada waktu itu.

batu penanda batas penarikan tentara belanda dari yogyakarta sebagai ibu kota indonesia

batu penanda batas penarikan tentara Belanda dari Yogyakarta sebagai ibu kota Indonesia ©2016 Merdeka.com

Dalam perjalanannya Malioboro kini menjadi pusat ekonomi, politik dan kebudayaan. Roda perekonomian Yogyakarta salah satunya ditopang oleh Malioboro. Di Jalan Malioboro juga ada kantor DPRD Yogyakarta dan Kantor Gubernur yang merupakan simbol kekuasaan dan politik. Tidak hanya itu, Malioboro juga menjadi pusat kebudayaan dengan banyaknya cagar budaya yang ada di sana.

"Malioboro memiliki banyak peran dan makna. Bisa dibilang semua berpusat di Malioboro, ekonomi, pemerintahan, kebudayaan. Sekarang tinggal bagaimana masyarakat bisa memaknai Malioboro setelah tahu filosofi dan sejarahnya," pungkas Jatiningrat. (mdk/dan)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
5 Fakta Mall Tertua di Yogyakarta, Ternyata Dulu Tempat Pengobatan Penyakit Paru-Paru
5 Fakta Mall Tertua di Yogyakarta, Ternyata Dulu Tempat Pengobatan Penyakit Paru-Paru

Selain pengobatan penyakit paru-paru, dulu di lokasi ini juga terdapat gereja.

Baca Selengkapnya
20 Wisata Jogja Terhits yang Wajib Disambangi, Ini Rekomendasinya
20 Wisata Jogja Terhits yang Wajib Disambangi, Ini Rekomendasinya

Tak akan ada habisnya menjelajahi kota yang satu ini. Sebab, selalu ada wisata terhits di antara yang paling hits lainnya!

Baca Selengkapnya
5 Rekomendasi Tempat Liburan di Yogyakarta, Lengkap dengan Harga Tiket Masuk
5 Rekomendasi Tempat Liburan di Yogyakarta, Lengkap dengan Harga Tiket Masuk

Jogja kini menjadi salah satu destinasi wisata turis domestik maupun asing.

Baca Selengkapnya
Sri Sultan Hamengku Buwono I Pindah ke Yogyakarta 7 Oktober 1756, Berikut Sejarahnya
Sri Sultan Hamengku Buwono I Pindah ke Yogyakarta 7 Oktober 1756, Berikut Sejarahnya

Sri Sultan Hamengku Buwono I adalah pelopor dalam berdirinya Kesultanan Yogyakarta.

Baca Selengkapnya
10 Potret Kondisi Jalan Malioboro Yogyakarta Tempo Dulu, Tetap Ikonik dan Masih Asri
10 Potret Kondisi Jalan Malioboro Yogyakarta Tempo Dulu, Tetap Ikonik dan Masih Asri

Jalan Malioboro tempo dulu benar-benar bikin nostalgia banget, masih didominasi becak dan sepeda. Simak yuk!

Baca Selengkapnya
Potret Lawas Jalan Malioboro Jogja Tempo Dulu, Jalanan Lengang & Pakaian Modis jadi Sorotan
Potret Lawas Jalan Malioboro Jogja Tempo Dulu, Jalanan Lengang & Pakaian Modis jadi Sorotan

Siapa sangka, Jalan Malioboro tempo dulu menyimpan sejuta cerita.

Baca Selengkapnya
Bentengnya Masih Berupa Pagar Kayu, Begini Penampakan Lukisan Benteng Baluwarti pada Abad ke-18
Bentengnya Masih Berupa Pagar Kayu, Begini Penampakan Lukisan Benteng Baluwarti pada Abad ke-18

Pagelaran dan Sitihinggil telah terbentuk walau masih sederhana.

Baca Selengkapnya
Mitos Taman Sari Jogja, Terdapat Lorong dan Sumur Penghubung
Mitos Taman Sari Jogja, Terdapat Lorong dan Sumur Penghubung

Mitos Taman Sari Jogja semakin menjadi daya tarik bagi wisatawan.

Baca Selengkapnya
10 Potret Kondisi Jalan Malioboro Yogyakarta Tempo Dulu, Tetap Ikonik Meski Zaman Terus Berubah
10 Potret Kondisi Jalan Malioboro Yogyakarta Tempo Dulu, Tetap Ikonik Meski Zaman Terus Berubah

Jalan Malioboro tempo dulu benar-benar bikin nostalgia banget. Simak yuk!

Baca Selengkapnya
Peristiwa 6 Agustus 1717:  Kelahiran Hamengku Buwono I, Arsitek Kerajaan dan Raja Pertama Kesultanan Yogyakarta
Peristiwa 6 Agustus 1717: Kelahiran Hamengku Buwono I, Arsitek Kerajaan dan Raja Pertama Kesultanan Yogyakarta

Selain Pendiri dan Raja Pertama Kesultanan Yogyakarta, Hamengku Buwono I juga sosok arsitek kerajaan.

Baca Selengkapnya
Mengunjungi Petilasan Gilanglipuro Bantul, Dulu Dipercaya Jadi Cikal Bakal Berdirinya Kerajaan Mataram Islam
Mengunjungi Petilasan Gilanglipuro Bantul, Dulu Dipercaya Jadi Cikal Bakal Berdirinya Kerajaan Mataram Islam

Di dalam petilasan ini terdapat sebuah batu besar yang digunakan sebagai tempat bertapa Panembahan Senopati

Baca Selengkapnya
Dulunya Jadi Ibu Kota Kerajaan Mataram Islam, Begini Filosofi Tata Kota Kawasan Kotagede di Masa Lampau
Dulunya Jadi Ibu Kota Kerajaan Mataram Islam, Begini Filosofi Tata Kota Kawasan Kotagede di Masa Lampau

Kota kuno Kotagede dibangun dengan konsep filosofi "Catur Gatra" dengan empat elemen penting yaitu keraton, pasar, alun-alun, dan masjid.

Baca Selengkapnya