Mengapa partai politik di Indonesia identik dengan korupsi?
Merdeka.com - Partai politik di Indonesia selalu identik dengan korupsi. Banyak pejabat dengan kekuasaan memimpin negara justru masuk bui karena memakan duit rakyat. Lalu benarkah partai politik sulit lepas dari jeratan korupsi?
Pengamat Politik dari Universitas Pelita Harapan Emrus Sihombing mengatakan, merajalelanya korupsi di partai bukan lain karena pengelolaan partai yang terbilang cenderung kepada siapa saja yang mempunyai kontribusi dan kedudukan besar di partai tersebut.
"Seperti salah satu kontribusi yang termasuk ialah dana. Karena partai kita itu masih ditentukan sejauh mana kontribusi dana yang dikeluarkan dalam kedudukan, seperti dana terhadap partai. Sehingga siapa yang mengalirkan dana paling banyak, dia lah yang mempunyai kewenangan. Hal ini mendorong orang tersebut berperilaku menyimpang seperti korupsi," kata Emrus saat dihubungi, Jumat (2/10).
-
Siapa yang akan mengelola kekayaan Indonesia? 'Saya Prabowo-Gibran dengan Koalisi Indonesia Maju kami bertekad untuk menjaga kekayaan Indonesia dan tidak hanya menjaga kami ingin mengelola, kami ingin mengurus, kami ingin mengatur kekayaan itu supaya nilai tambahnya bisa dinikmati oleh seluruh rakyat Indonesia,' ujar dia.
-
Siapa orang terkaya di Indonesia? Adapun Prajogo Pangestu seorang pengusaha yang masuk posisi pertama sebagai orang terkaya di Indonesia dengan kekayaan bersih sekitar 55,6 miliar dollar AS atau sekitar Rp862,8 triliun (dalam kurs Rp 15.519 per USD).
-
Siapa yang memiliki kekuasaan tertinggi di Perseroan Terbatas? Dalam sebuah organisasi Perseroan Terbatas terdapat Direksi, Komisaris, dan para pemegang saham.
-
Siapa yang berperan dalam pelaksanaan Pilkada di Indonesia? Pilkada memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk menilai kinerja pemimpin yang sedang menjabat.
Emrus menjelaskan, mengelola partai di Indonesia itu ibarat mengelola suatu perusahaan. Yakni siapa yang paling banyak mengeluarkan dana, itu yang kedudukannya kuat.
"Namun sebetulnya jika partai itu menang, karena memang nyata kontribusi dana sebenarnya boleh saja. Sah saja. Karena memang secara Undang-undang dibolehkan. Tapi uang itu harus mereka relakan untuk sumbangan sukarela. Untuk bukti sebagai pengabdian. Bukan karena kedudukan, terus bisa menentukan kadernya nanti menjadi misal calon DPR, Gubernur," paparnya.
Dirinya berharap, partai politik di Indonesia bisa dibangun dengan kepemimpinan atas dasar ideologi dan kewibawaan. Sehingga apa yang dijabat murni berdasarkan tanggung jawab terhadap perjuangan bangsa dan daerah.
"Harusnya mereka yang mengabdi itu bukan atas dasar karena kekayaan saja. Tapi dipertimbangkan atas keideologian dan kewibawaan. Itu yang harusnya tertanam di parpol. Bukan lagi karena orang kaya, terus bisa menjabat," ucapnya.
Lanjut Emrus, di Indonesia sampai saat ini belum ada parpol dengan murni ideologi. Murni mensejahterakan dan mengharumkan nama bangsa.
"Yang membawa ideologi keagamaan seperti ketua umum saja kemarin masih terlibat, seharusnya kan tidak boleh Rp 1 rupiah pun. ini menjadi tidak heran jika kader-kader lain juga terlibat. Saya berharap orang yang punya jabatan ini bukan melulu hanya mempertimbangkan cost dan reward. Saya rindu parpol bersih-bersih, yang tidak ada kontribusi dana yang mengatur kewenangan," tutupnya. (mdk/hhw)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Menurut Mahfud, kelompok tersebut paling banyak korupsi di Indonesia.
Baca SelengkapnyaAkibat konflik of interest yang kian marak, berimbas pada indeks persepsi korupsi di Indonesia yang terus memburuk.
Baca SelengkapnyaLuluk menilai jika hal yang disampaikan Anies merupakan pengetahuan umum sebaiknya diabaikan saja.
Baca SelengkapnyaIkhsan pernah melakukan penelitian saat pemilihan Walikota Serang, Banten tahun 2013 dan mendapati salah satu calon membayar Rp5 miliar.
Baca SelengkapnyaMenko Polhukam Mahfud MD mengungkap tantangan demokrasi di Indonesia saat ini. Salah satunya, pada pengambilan keputusan negara.
Baca SelengkapnyaKeadaan ini jelas kontraproduktif dengan cita-cita membangun peradaban bangsa.
Baca SelengkapnyaJusuf Kalla menjawab terkait dugaan kecurangan pemilu
Baca SelengkapnyaSelain itu, Mahfud mengatakan Indonesia memasuki tahap kartelisasi, demokrasi kartel
Baca SelengkapnyaIndonesia telah menerapkan empat jenis demokrasi menurut sejarah.
Baca Selengkapnya"Tampak jelas betapa nilai pancasila dan etika di dalam berpolitik dan mentaati hukum itu terjadi degradasi yang amat sangat,"
Baca SelengkapnyaPadahal, kata Titi, demokrasi sejatinya sistem nilai yang harus ditegakkan dengan prinsip kebebasan dan kesetaraan untuk semua.
Baca SelengkapnyaTernyata, dana ini tidak mengalami pergerakan yang signifikan, namun terjadi perputaran dana hingga mencapai triliunan rupiah
Baca Selengkapnya