Mengenal Vaksin HPV yang Sempat Membuat Maudy Ayunda Menyesal
Alumnus Oxford University itu mengaku termasuk terlambat mendapatkan vaksin HPV karena baru divaksinasi di usia 20an.
Maudy Ayunda mengaku senang bisa ambil bagian dalam kampanye edukasi seputar vaksin Human Papilomavirus (HPV).
Mengenal Vaksin HPV yang Sempat Membuat Maudy Ayunda Menyesal
Alumnus Oxford University itu mengaku termasuk terlambat mendapatkan vaksin HPV karena baru divaksinasi di usia 20an.
Ia baru menyadari pentingnya vaksinasi itu ketika menempuh pendidikan di luar negeri.
"Aku itu termasuk yang mendapatkan vaksinnya itu bukan di umur yang optimal. Harusnya lebih awal dan itu penyesalannya cukup besar. Aku sampai bingung kok bisa baru tahu mengenai isu ini pas sekolah di luar negeri, dan semua teman perempuan aku sudah vaksin," kata bintang film Perahu Kertas itu dalam acara Ngobrolin HPV Live!: Night at the Library di Perpustakaan Jakarta, Taman Ismail Marzuki (TIM), Kamis, 25 April 2024.
Berdasarkan pengalaman pribadinya, ia pun tergerak untuk ikut mengampanyekan pentingnya vaksinasi HPV. Ia ingin lebih banyak perempuan Indonesia yang terpapar informasi mengenai HPV sejak dini.
"Aku saja merasa seharusnya ada seseorang yang kasih tahu aku bahwa sebaiknya di umur tertentu mulai vaksin HPV. Jadi, aku mau membantu meningkatkan kesadaran terhadap HPV, kanker serviks, dan penyakit lainnya," ujarnya.
Dalam kesempatan itu, Direktur Pengelolaan Imunisasi Kementerian Kesehatan, dr. Prima Yosephine mengumumkan Rencana Aksi Nasional Eliminasi Kanker Serviks pada 2023. Vaksinasi menjadi salah satu langkah menekan penyakit akibat HPV di Indonesia.
Apa Itu HPV?
HPV merupakan penyebab berbagai penyakit, salah satunya kanker serviks. Selain itu, infeksi HPV juga dapat menyebabkan penyakit berbahaya lainnya, seperti kanker anus, kanker penis dan kutil kelamin yang juga bisa menyerang laki-laki.
Berdasarkan data GLOBOCAN 2022, kanker serviks yang disebabkan oleh infeksi HPV merupakan salah satu jenis kanker dengan jumlah kasus baru tertinggi di Indonesia dengan jumlah 36.964 kasus baru. Sementara menurut WHO, HPV juga menjadi penyebab sekitar 70 penyebab dari kasus kanker serviks yang dialami perempuan.
dr. Hanny Nilasari, Sp.D.V.E., Subsp. Ven., Spesialis Dermatologi Venerelogi dan Estetika Konsultan Venerologi menjelaskan bahwa HPV dibagi menjadi dua golongan, yaitu High Risk dan Low Risk. Pada golongan high risk, dapat menyebabkan berbagai penyakit yang dapat berisiko fatal atau mematikan, termasuk kanker serviks.
"Jika kita merujuk kepada data insidensi kanker serviks di Asia Tenggara dari GLOBOCAN, Indonesia berada di peringkat pertama di mana ada dua wanita meninggal setiap jam dan 100 kasus baru kanker serviks setiap. Sedangkan golongan yang low risk, infeksi HPV dapat menyebabkan kutil kelamin," kata dr. Hanny.
Edukasi Seputar HPV
dr. Hanny menekankan, mengingat baik pria maupun wanita dapat terinfeksi HPV, vaksinasi HPV menjadi langkah preventif terpenting untuk menurunkan angka risiko terinfeksi HPV. Mereka yang aktif secara seksual berisiko lebih tinggi, terutama jika memiliki banyak pasangan seksual.
"Selain itu, individu yang tidak divaksinasi juga memiliki risiko lebih tinggi terkena infeksi HPV karena tidak terlindungi," ia menambahkan.
Ia pun mengajak masyarakat Indonesia untuk berhenti menganggap topik tentang seksualitas tabu untuk dibicarakan, agar informasi lengkap terkait pencegahan HPV dapat diketahui oleh lebih banyak orang, "Stigma terkait dengan topik seksualitas dan ketabuan juga dapat menjadi hambatan dalam meningkatkan kesadaran masyarakat terkait HPV. Padahal, HPV ini dapat dicegah dengan dua cara, yaitu vaksinasi HPV dan skrining rutin dengan pap smear," katanya.
dr. Prima pun berharap lebih banyak pihak di Indonesia berpartisipasi mengeliminasi kanker serviks di Indonesia. Acara hari ini adalah salah satu bentuk dukungan nyata untuk mengedukasi masyarakat mengenai pentingnya melakukan pencegahan penyakit terkait infeksi HPV. Karena dengan melakukan vaksinasi, kita dapat mencegah berbagi penyakit dengan aman dan efektif," kata dia.
Kapan Sebaiknya Vaksinasi HPV?
Mengutip kanal Health Liputan6.com, Jumat, 26 April 2024, menurut Harvard Medical School, paling tidak ada dua vaksin yang perlu dilakukan sebelum menikah dan punya anak yakni vaksin Human Papilloma Virus (HPV) dan dan Measles Mumps and Rubella (MMR). Hal ini pun diiyakan oleh dokter spesialis penyakit dalam konsultan alergi dan imunologi Iris Rengganis.
"Vaksin HPV dan vaksin MMR penting untuk didapatkan oleh mereka yang akan memasuki jenjang pernikahan, karena manfaatnya yang dapat memberikan perlindungan tidak hanya kepada calon mempelai tapi juga pada calon keturunan agar tetap sehat dan berkualitas," kata Iris.
Vaksin HPV ini sudah bisa diberikan saat usia 9 tahun. Pada anak, vaksinasi HPV diberikan dalam dua dosis vaksin HPV. Lalu, bagaimana dengan yang berusia di atas 9 tahun? Vaksinasi HPV pada 16 tahun ke atas atau usia dewasa membutuhkan 3 dosis vaksin HPV dengan jeda 0, 1, dan 6 bulan.
Advisory Committee on Imunization Practices (ACIP) juga menyarankan vaksinasi untuk semua orang hingga usia 26 tahun jika belum mendapatkan vaksinasi lengkap sebelumnya. Sementara untuk orang dewasa berusia di atas 26 tahun (27-45 tahun), ACIP merekomendasikan pengambilan keputusan klinis bersama dokter untuk vaksinasi HPV. Hal ini lantaran perlindungannya mungkin tidak semaksimal jika vaksinasi diberikan sebelum usia 26 tahun. Tetap lebih baik daripada tidak mendapatkan vaksinasi sama sekali.