Menpora Wacanakan Aktifkan Lagi Satgas Antimafia Bola
Merdeka.com - Isu pengaturan skor di Liga Indonesia kembali mencuat. Isu tersebut menjadi perhatian Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Zainudin Amali.
Sementara terkait pembentukan ulang satgas antimafia bola, Zainudin mengaku pihaknya akan berkomunikasi terlebih dahulu dengan PSSI. Tak hanya itu, pihaknya juga akan berkoordinasi dengan kepolisian.
"Besok pagi saya balik ke Jakarta, saya akan bicara dengan PSSI dan saya akan koordinasikan dengan pihak polisi," kata Zainudin usai membuka acara DBon di Hotel Myko Makassar, Minggu (7/11).
-
Bagaimana cara Kemenpora meningkatkan skill pemain sepak bola? 'Tentunya untuk selanjutnya kita akan bekali lagi dengan semangat dan juga fisik yang lebih prima. Untuk membangun suatu pembinaan yang baik yang tujuannya adalah learning to compete di masa depan,' tutupnya.
-
Siapa Menteri Olahraga pertama Indonesia? Secara mengejutkan, karier Maladi semakin meningkat tajam setelah dirinya ditunjuk oleh Presiden Soekarno untuk menjabat sebagai Menteri Olahraga pertama di Indonesia periode tahun 1950-1959.
-
Bagaimana sepak bola di Indonesia berkembang? Berkat PSSI, seiring berjalannya waktu banyak rakyat Indonesia yang bermain sepak bola baik itu di setiap sudut jalan hingga alun-alun.
-
Siapa pelatih Timnas Indonesia? Pasukan Shin Tae-yong sedang mempersiapkan diri untuk menghadapi pertandingan penting di Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia Ronde 3.
Zainudin mengatakan pihaknya mengapresiasi langkah Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) yang telah melaporkan temuan dugaan pengaturan skor ke pihak polisi. Ia berharap hal tersebut bisa segera memberikan hasil.
"PSSI sudah melakukan langkah-langkah bahkan melapor ke pihak kepolisian. Semoga langkah yang dilakukan PSSI bisa segera ada hasilnya," lanjutnya.
Zainudin mengaku yakin kepolisian akan bergerak cepat untuk mengungkap siapa dalang yang melakukan pengaturan skor di Liga Indonesia. Ia merasa yakin ada pihak yang terlibat dalam pengaturan skor di Liga Indonesia.
"Saya yakin pihak kepolisian akan cepat mendapatkan siapa menjadi otak itu. Kalau tidak ada otaknya, enggak mungkin," kata dia.
Ia berharap nantinya kepolisian bisa mengungkap otak pengaturan skor di Liga Indonesia. Hal tersebut agar ada efek jera.
"Dan tidak terulang karena kita harap sepak bola kita semakin baik. Kepercayaan masyarakat soal persepakbolaan kan sekarang semakin tumbuh, jangan sampai rusak karena ulah 1-2 orang," harapnya.
Ia berharap bisa mendapatkan masukan dari PSSI agar sepak bola Indonesia semakin maju dan tidak ada mafia bola.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Erick Thohir mengatakan pendirian Satgas Independen Antimafia Bola menjadi bagian transformasi sepak bola Indonesia berdasarkan kesepakatan dengan FIFA.
Baca SelengkapnyaPentingnya sepak bola yang bebas dari mafia agar transformasi sepak bola di Indonesia bisa terwujud.
Baca SelengkapnyaSatgas tersebut terus melakukan analisis terhadap sejumlah pertandingan.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi mengapresiasi upaya Polri dalam memberantas judi online dalam sepak bola.
Baca SelengkapnyaPengungkapan Mafia Bola Tanpa Pandang Bulu, Erick Thohir Tegaskan PSSI Transparan dan Siap Diinvestigasi
Baca SelengkapnyaUsai mendapat arahan Jokowi, Erick Thohir langsung membentuk Satgas Mafia Bola.
Baca SelengkapnyaSatgas Anti Mafia Bola menetapkan dua orang tersangka baru dalam kasus match fixing.
Baca SelengkapnyaPara tersangka terancam penjara 5 tahun dan denda sebanyak Rp15 juta.
Baca SelengkapnyaSatgas Antimafia Bola Polri mengembangkan kasus judi bola online terkait situs SBOTOP. Situs ini diduga mensponsori salah satu klub sepak bola di Indonesia.
Baca SelengkapnyaJokowi mendorong Kemendagri untuk merevisi peraturan agar APBD bisa digunakan untuk Liga 3.
Baca SelengkapnyaSatgas Anti Mafia Bola Polri telah melengkapi berkas perkara pengaturan skor pertandingan di Liga 2 pada tahun 2018
Baca SelengkapnyaPSSI berencana melayangkan surat protes kepada Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) buntut kepemimpinan wasit Ahmed Al Kaf yang merugikan Timnas Indonesia.
Baca Selengkapnya