Mensos Khofifah: Kebayang nggak? Wong salat di masjid disebut kafir
Merdeka.com - Sambil berteriak 'thoghut', seorang tak dikenal mengeluarkan sebilah sangkur dan menikam dua anggota polisi usai Salat Isya di Masjid Falatehan, Jakarta Selatan pada 30 Juni lalu. Lalu siapa yang bertanggung jawab atas kejadian semacam ini?
Saat menghadiri acara di Yayasan Pendidikan Ma'arif Nahdlatul Ulama (NU) Hidayatus Salam, Lowayu, Dukun, Gresik, Jawa Timur, Kamis (6/7), Menteri Sosial (Mensos) Khofifah Indar Parawansa mengatakan, masalah ini PR (pekerjaan rumah) semua tokoh agama, para orang tua, guru dan TNI/Polri.
"Kemarin, ketika hari Senin (3/7) masuk kantor hari pertama, saya ke Rumah Sakit Polri Keramat Jati. Saya temui dua anggota polisi yang tanggal 30 (Juni) lalu, selesai Salat Isya, tiba-tiba ada orang membawa sangkur sambil berteriak: kamu thoghut, kamu kafir kenapa salat di masjid?" kata Khofifah.
-
Siapa yang melakukan khitbah? Jika tertarik, terdapat kata-kata melamar wanita Islam yang sopan dan penuh makna bijak bisa menjadi rekomendasi Anda.
-
Siapa pelakunya? Orang ke-3 : 'Seperti biasa saya menjemput anak saya pulang sekolah sekitar jam tersebut'Karena 22 jam sebelum 5 April 2010 adalah jam 1 siang 4 april 2010 (hari minggu)
-
Siapa yang memimpin penyerangan Masjidil Haram? Juhayman al-Otaybi adalah seorang militan Islam yang memimpin kelompok pemberontak yang merebut Masjidil Haram di Kota Makkah, Arab Saudi pada 20 November 1979.
-
Siapa yang melakukan penganiayaan? Seorang bocah berusia 8 tahun di Semarang diduga dibakar teman sepermainannya.
-
Siapa pelaku penganiayaan? Viral Remaja Pukuli Bocah Lalu Mengaku sebagai Keponakan Mayor Jendera Sekelompok remaja tmenganiaya dan mencaci bocah di Bandung, Jawa Barat.
Dua anggota Polri itu masih dalam keadaan duduk berzikir. Bahkan menegadahkan tangan berdoa. "Kebayang nggak? Lah wong iniloh salat di masjid disebut kafir, disebut thoghut. Lah yang tidak salat bagaimana? Ini PR kita hari ini."
Jadi, lanjut Khofifah, PR kita bukan hanya melahirkan profesional-profesional di bidang ekonomi, di bidang Iptek, dan di bidang pertambangan. Tapi ini juga PR kita.
"Nah, kalau kita masuk pada fungsi pendidikan kita. Menyiapkan anak-anak dengan IP yang tinggi, itu wajib menurut saya. Karena memang daya saing dan kompetisi yang harus kita lakukan," tegas menteri yang juga Ketum Muslimat NU ini.
Namun, menurut Khofifah, bangsa Indonesia masih lebih membutuhkan peran para kiai NU. "Bagaimana posisi tafakkuffiddin ini kita mendapatkan guru yang benar. Kalau kita bergurunya ke gadget, orang bikin bom ituloh belajarnya cuma dari handphone, dari internet, dari laptop," ucapnya.
Tak hanya mendapat ilmu membuat bom. "Dari internet, orang bisa mengetahui berbagai jejaring dan dia bisa membaca orang yang mengajak untuk membunuh, mengajak orang yang anti kepada negaranya, dan untuk Indonesia yang mengajak orang yang anti-Pancasila. Itu mereka bisa membaca di mana saja," tandasnya.
"Maka hari ini PR kita. Pimpinan-pimpinan NU, pimpinan-pimpinan Ma'arif, pimpinan-pimpinan Muslimat, tidak cukup dengan hanya menyiapkan IP yang tinggi di sekolah-sekolah. Tapi bekali anak-anak ini hubbul wathon minal iman," sambung Khofifah.
Lantas bagaimana membangun ukhuwah wathaniyah? "Karena basis ukhuwah Islamiyah di NU, rasanya sudah kuat. Ukhuwah insaniyah di NU juga sudah sangat kuat. Bagaimana sekarang di NU mendesiminasikan ukhuwah wathaniyah. Ini PR kita," kembali Khofifah menegaskan.
Ada problem yang saat ini tengah terjadi. Ketika suasana aman dan tenang mulai ada yang mengganggu, kata Khofifah, siapa sebetulnya yang harus bertanggung jawab untuk membangun kedamaian, ketengan, dan kenyamanan kita semua?
"Ada TNI, ada Polri, ada Banser. Tapi harus kita bangun semua. Panjenengan (Anda) para ibu Muslimat, harus punya kemampuan mendeteksi: anak saya kalau pegang handphone ini berkomunikasi dengan siapa? Kalau keluar, dia rapat dengan siapa? Persoalan persoalan ini dulu sederhana. Tapi sekarang harus diwaspadai," tutup Khofifah.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pisau yang dipakai pelaku WK, berasal dari pelaku MZ.
Baca SelengkapnyaPelaku menikam korban sebanyak delapan kali dengan badik.
Baca SelengkapnyaAksi pelaku memukul dan mengancam menggunakan badik tersebut viral di media sosial.
Baca SelengkapnyaKeterangan keluarga pelaku diketahui, pelaku sering berdiam diri dan bengong.
Baca SelengkapnyaPolisi masih belum menjelaskan lebih rinci identitas pelaku. Sebab proses penyelidikan masih berjalan dan terduga pelaku dalam pengejaran.
Baca SelengkapnyaViral Penghuni Indekos di Tangsel Ngaku Diintimidasi saat Beribadah, Polisi Tetapkan 4 Tersangka
Baca SelengkapnyaAksi penganiayaan berujung penusukan tersebut diketahui terjadi saat kedua santri berinisial SF, 19, warga Rembang
Baca SelengkapnyaPelaku mencuri kotak amal masjid saat jemaah sedang salat magrib.
Baca SelengkapnyaPelaku sebelumnya melakukan aksi kejinya dengan menusuk punggung kanan korban menggunakan pisau lipat.
Baca SelengkapnyaKini pelaku diburu polisi untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.
Baca SelengkapnyaDiketahui korban sehari-hari berprofesi sebagai pedagang
Baca SelengkapnyaWarga Kelurahan Tanah Periuk, Lubuklinggau, Sumatera Selatan, heboh lantaran toa masjid mereka ditembaki orang tak dikenal.
Baca Selengkapnya