Menteri Luhut Soal OTT KPK Dianggap Tidak Sukses: Pemikiran Kampungan, Ndeso
"Saya sangat tidak setuju, itu kampungan menurut saya kalau pemikiran itu, ndeso," kata Luhut
"Saya sangat tidak setuju, itu kampungan menurut saya kalau pemikiran itu, ndeso," kata Luhut
Menteri Luhut Soal OTT KPK Dianggap Tidak Sukses: Pemikiran Kampungan, Ndeso
Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyebut pihak-pihak mengkritik terkait penangkapan orang-orang yang terjaring tindak pidana korupsi dilakukan KPK mulai sedikit dan dinilai tidak sukses, merupakan pemikiran kampungan.
Luhut berpendapat dengan sedikitnya KPK dalam melakukan penangkapan koruptor justru semakin menghemat pengeluaran uang negara.
"Jangan drama-drama yang ditangkap KPK mesti, kalau kurang jumlah yang ditangkap berarti enggak sukses, saya sangat tidak setuju, itu kampungan menurut saya kalau pemikiran itu, ndeso,"
kata Luhut di KPK, Jakarta Selatan, Selasa (18/7).
Disisi lain, Luhut memuji lembaga anti rasuah yang dipimpin oleh Letjen (Purn) Firli Bahuri terbilang sukses dari rekam jejaknya. "Jadi kepemimpinan daripada pak firli, jangan hanya liat sedikit sedikit, mesti liat overall. kalau ada yg kurang, di surga aja kalo lengkap, di dunia ini pasti ada yang kurang," ucap Luhut
"Pemikiran modern makin kecil yang ditangkap tapi makin banyak penghematan itu sukses storynya," tegas dia.
Meskipun dalam Indeks Persepsi Korupsi (IPK) di tubuh KPK disebut merosot tajam hingga 65,1 persen sejak tahun 2021. Luhut tak setuju jika hal itu dikaitkan dengan kurangnya penangkapan oleh lembaga antirasuah. "Ya itu yang menurut saya tidak benar. Ini semua kerjaan dalam pencegahan, dan itu menghemat ratusan triliun dan itu meningkatkan pajak. Itu dilihat, jangan drama-drama saja tadi ditangkap," tambah dia.Lebih lanjut, Menko Marves itu turut mengapresiasi KPK yang tak lagi gencar menindak koruptor melalui operasi tangkap tangan (OTT). Berkurangnya OTT yang dilakukan KPK karena sistem pencegahannya berhasil.
"Kalau OTT-nya ndak ada malah lebih bagus. Berarti pencegahannya lebih baik," kata Luhut.
Ia setuju dengan pendekatan pencegahan dan pendidikan antikorupsi yang dilakukan Firli Bahuri cs. Menurut Luhut, tak ada kebanggaan dari lembaga yang giat menggelar operasi senyap.
"Memang harus ke situ (pencegahan dan pendidikan). Kita ngapain bangsa ini kita pamer-pamer OTT, OTT melulu, bangga lihat itu. OTT Rp50 juta, Rp100 juta. Kau ndak pernah cerita berapa mereka (KPK) menghemat triliunan, triliunan," kata Menteri Luhut.