Cerita Luhut di-Bully karena Tak Setuju OTT KPK
Luhut turut buka suara soal tudingan mengecilkan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Padahal, ia mengklaim KPK turut serta dalam pembentukan e-catalog.
Luhut pun mengaku pernah dihujat gara-gara tak setuju dengan praktik OTT. Pasalnya, dia menganggap itu sebagai aksi yang kampungan.
Cerita Luhut di-Bully karena Tak Setuju OTT KPK
Cerita Luhut di-Bully karena Tak Setuju OTT KPK
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan mengaku sudah jengah dengan praktik operasi tangkap tangan (OTT) tindak korupsi yang menghabiskan banyak biaya.
Sebab menurutnya, proses digitalisasi tidak hanya memangkas biaya, tapi juga bisa mengecilkan potensi praktik korupsi.
"Kita sudah lihat e-catalog kita sudah masuk secara bertahap akan mengurangi korupsi. OTT itu juga enggak akan terjadi lagi, pasti korupsi berkurang karena Anda deal dengan mesin," ujarnya di Hotel Fairmont, Jakarta, Senin (10/6).
Luhut pun mengaku pernah dihujat gara-gara tak setuju dengan praktik OTT. Pasalnya, dia menganggap itu sebagai aksi yang kampungan.
"Anda lihat sekarang mana, dulu saya di-bully, dibilang kenapa Pak Luhut itu enggak setuju OTT. Ya enggak setuju lah, kalau bisa tanpa OTT, kenapa bisa OTT?" ungkap dia sembari bercerita.
"Kan kampungan itu, nyadap-nyadap telepon, tau-tau nyadap dia lagi bicara sama istrinya, wah enak tadi malam mam katanya, kan repot-repot. Ya kan, sorry ya, itu kan enggak benar," sambungnya.
Lebih lanjut, Luhut turut buka suara soal tudingan mengecilkan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Padahal, ia mengklaim KPK turut serta dalam pembentukan e-catalog.
"Anda lihat, saya sudah bilang, orang masih bilang KPK itu di-bonsai, apanya di-bonsai? Itu yang bikin e-catalog itu kan KPK juga ikut, dengan kami kerjasama. Kita lakukan itu, sehingga orang tidak perlu lagi melakukan tangkap OTT-OTT," tuturnya.