Minum Minuman Berenergi saat Nyetir Ternyata Berbahaya, Ini Penjelasan Pakar
Meminum minuman berenergi saat nyetir rasanya sudah menjadi kebiasaan sebagian orang
Meminum minuman berenergi saat nyetir rasanya sudah menjadi kebiasaan sebagian orang
Minum Minuman Berenergi saat Nyetir Ternyata Berbahaya, Ini Penjelasan Pakar
Meminum minuman berenergi saat nyetir rasanya sudah menjadi kebiasaan sebagian orang.
Khususnya, saat sopir terasa lelah dan mengantuk dalam berkendara.
Namun ternyata, kebiasaan itu berbahaya. Tidak dianjurkan oleh para pakar.
Pakar gizi klinik dr. Raissa Edwina Djuanda, tak menyarankan masyarakat, khususnya pemudik yang mengendarai sendiri kendaraannya, untuk mengonsumsi minuman berenergi saat kelelahan.
"Minuman ini hanya memberikan efek stimulasi sementara, bukan mengatasi kelelahan," ujar dia yang tergabung dalam Perhimpunan Dokter Gizi Klinik Indonesia (PDGKI) cabang DKI Jakarta itu saat dihubungi dikutip dari Antara, Senin (15/4).
Raissa mengatakan, mengonsumsi minuman berenergi saat kelelahan merupakan hal yang berbahaya. Sebab, dapat menutupi rasa kantuk dan membuat seseorang kurang waspada saat mengemudi.
Menurut Raissa, minuman berenergi umumnya mengandung kafein, gula, taurin dan vitamin B.
Kafein dapat meningkatkan kewaspadaan dan fokus, tetapi efeknya hanya berlangsung beberapa jam.
Sementara gula, dapat memberikan energi dengan cepat, tetapi dapat menyebabkan kelelahan setelahnya.
Di sisi lain, taurin dan vitamin B belum terbukti memiliki efek yang signifikan pada performa mengemudi.
Walau begitu, Raissa tak melarang pengemudi meminum minuman berenergi asalkan tak dalam kondisi lelah.
Jumlahnya juga tidak berlebihan. Agar efeknya tidak mengganggu fokus dan konsentrasi serta sebaiknya 30 menit sebelum mengemudi.
Raissa menyarankan, orang dengan kondisi medis tertentu, seperti diabetes, hipertensi, atau penyakit jantung sebaiknya berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter jika ingin mengonsumsi minuman berenergi.
Raissa yang berpraktik di RS Pondok Indah – Puri Indah itu kemudian menyarankan, pemudik khususnya yang berkendara mobil pribadi agar memiliki waktu istirahat dan tidur yang cukup jika akan menempuh perjalanan jauh.
"Istirahatlah setiap dua hingga tiga jam sekali, hindari mengemudi jika merasa lelah, mengantuk dan tidak fit," ujar Raissa.
Sementara itu, Dinas Kesehatan DKI Jakarta mengingatkan pemudik yang menggunakan kendaraan pribadi untuk memanfaatkan posko pelayanan kesehatan yang tersedia di tempat pemberhentian guna menjalani pemeriksaan kesehatan sembari meregangkan otot.
"Sebisa mungkin cari pos kesehatan terdekat, biasanya di 'rest' area sudah banyak, dan bisa melakukan pemeriksaan kesehatan. Yang tidak kalah penting lakukan juga peregangan agar otot tidak kaku," kata Fungsional Pembimbing Kesehatan Kerja Muda di Dinas Kesehatan DKI Jakarta Neni Herlina Rafida.