Misteri Penyebab 7 Mayat Remaja di Kali Bekasi, Tak Bisa Berenang atau Mabuk?
Selang tiga hari, dua dari tujuh mayat itu kemudian berhasil teridentifikasi oleh pihak Dokkes RS Polri Kramatjati. Sementara lima sisanya masih didalami.
Penemuan tujuh mayat mengambang di kali kawasan Jati Asih, Bekasi Kota, pada Minggu (22/9) sempat membuat geger warga sekitar. Ketujuh mayat tergeletak tanpa identitas.
Selang tiga hari, dua dari tujuh mayat itu kemudian berhasil teridentifikasi oleh pihak Dokkes RS Polri Kramatjati. Sementara lima sisanya masih didalami.
Penemuan tujuh mayat remaja itu kini dikaitkan dengan peristiwa sebelumnya. Yakni, adanya sekelompok remaja yang disinyalir akan tawuran.
Para remaja itu disebut-sebut kocar-kacir saat petugas kepolisian menggerebek markas mereka.
Beberapa diantaranya ada yang kabur mengarah ke rumah warga, lalu sebagiannya ada yang nekat terjun ke kali Bekasi agar lolos dari kejaran polisi.
Siapa sangka, dari pengejaran tersebut malah berubah petaka dengan ditemukannya tujuh mayat mengambang.
Berikut urutan kejadian hingga menarik perhatian Komisi III DPR:
Minggu 22 September
Penemuan Mayat hingga Kapolda Metro Cek TKP
Salah seorang warga yang pertamakali menemukan ketujuh mayat tersebut, Syekhu menceritakan pertama kali dia melihat mayat-mayat itu mengambang pukul 05.30 Wib.
"Awalnya saya lagi nyari kucing saya, terus saya biasa ke sini karena anak-anak juga suka main ke sini dan biasanya kalinya bersih gitu doang," katanya.
Kemudian dia melihat beberapa objek mengapung yang semua dikira boneka dan kasur.
"Saya manggil tetangga saya, itu orang atau bukan buat memastikan soalnya tadi ada posisinya berdempetan dan ternyata benar itu mayat," katanya.
Saat itu, awalnya dia melihat ada tujuh mayat mengambang.
"Itu mau naik ada lima terus, saya pulang total saya lima pertama kali, tapi infonya ada tujuh atau delapan," katanya.
Ditemukannya ketujuh mayat itu pun membuat Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol Karyoto datang langsung melihat lokasi penemuan mayat.
Usut punya usut ketujuh mayat itu rupanya adalah sekolompok remaja yang kalang kabut dari kejaran kepolisian karena kedapatan berkumpul untuk melakukan tawuran.
"Menurut informasi sekilas adalah bahwa ini adalah sah satu yang menjadi kemarin malam itu yang sudah diambil keterangan, memang mereka menceburkan diri ke sungai, karena adanya ketakutan, adanya patroli yang lewat atau menegur," ucap Karyoto.
Karyoto menjabarkan, ada anggota saat itu sedang berpatroli di sekitar kawasan tersebut. Patroli ini merupakan upaya antisipatif yang dilakukan jajaran kepolisian dalam mencegah terjadinya tawuran.
Sementara itu, buntut dari patroli itu, belasan orang yang diduga hendak tawuran diamankan petugas. Dari jumlah itu, tiga orang ditetapkan sebagai tersangka.
"15 Orang (diamankan) yang ditetapkan tersangka tiga orang karena membawa sajam," ucap dia.
"Kalau dia siap tawuran kan pasti bawa alat, kalau memang betul-betul tujuannya mereka kumpul untuk tawuran," tandas dia.
Karyoto juga turut berbelasungkawa atas meninggalnya tujuh korban. "Secara pribadi saya perihatin atas meninggalnya adik-adik kita, kalau saya bilang anak-anak saya juga seumur itu, anak-anak kita, adik-adik kita, ini sangat perihatin," terang Karyoto.
Karyoto mengatakan, proses penyelidikan sedang berjalan.
23 September 2024
Polisi Jelaskan Kronologi Penangkapan Sejumlah Remaja Hendak Tawuran
Kasat Reskrim Polres Metro Bekasi Kota, Kompol Audy Joize Oroh mengungkap adanya sekelompok remaja hendak tawuran.
"Kami dapatkan beberapa informasi terkait bahwa pada hari Sabtu sekitar pukul 03.00 wib dini hari para saksi dan korban berdasarkan informasi berkumpul di sekitar Jalan Cipendawa di bedeng atau gubuk di depan PT gudang semen Merah Putih Jatiasih," kata Kompol Audy Joize Oroh kepada wartawan, Senin (23/9).
Saat itu, ada sekitar 30 kendaraan di lokasi tersebut dan 60 orang. Selain itu, kata dia, tempat tersebut juga digunakan untuk minum-minum alkohol.
Pada saat beberapa orang di lokasi langsung tunggang langgang melihat kehadiran anggota kepolisian. Bahkan beberapa diantaranya juga nekat lompat ke kali Bekasi.
Sementara itu, Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi menyebut dari 22 remaja yang telah diamankannya itu, empat diantaranya nekat menceburkan diri.
Namun pada akhirnya, keempat remaja tersebut dapat diselamatkan tim patroli. Selain itu, disita juga 30 unit motor dan 21 bilah sajam serta minuman beralkohol dikemas dalam plastik hitam.
Satu remaja Positif Konsumsi Obat-obatan
Kepada 22 remaja yang diamankan itu, polisi juga sempat melakukan rangkaian tes urine. Hasilnya, didapatkan 1 orang positif mengkonsumsi obat-obatan keras.
Tiga Orang Ditetapkan Tersangka
Setelah dilakukan pemeriksaan lebih lanjut, rupanya polisi telah menetapkan tiga orang tersangka dari 22 remaja yang diamankan.
"Ditemukan adanya dugaan tindak pidana membawa senjata tajam tanpa hak yang akhirnya ditetapkan 3 tersangka," ujar mantan Kapolres Metro Jakarta Selatan itu.
24 September 2024
Komisi III Cek Lokasi
Rombongan Komisi III dipimpin Wakil Ketua Komisi III Habiburokhman mengecek lokasi penemuan 7 mayat remaja.
Habiburokhman ditemani Aboe Bakar Al Habsyi, I Wayan Sudirta, Nazaruddin Dek Gam dan Arteria Dahlan.
Saat itu, Komisi III menyoroti para korban ini diceburkan atau tercebur ke Kali Bekasi.
2 Mayat Teridentifikasi
RS Polri berhasil mengidentifikasi 2 mayat yang ditemukan di kali Bekasi.
Untuk mayat pertama yakni Muhammad Rizki seorang remaja umur 19 tahun. Almarhum tinggal di Kampung Bojong Menteng RT 01 RW 01, Kelurahan Bojong Menteng Rawalumbu, Kabupaten Bekasi.
Untuk jenazah kedua adalah remaja laki-laki juga bernama Ahmad Dwi, laki-laki (16), alamat Bantar Gebang Utara, RT 02, Rw 04, Kel. Bantar Gebang, Kota Bekasi, berdasarkan data gigi, sidik jari, medis dan properti.