Misteri Tulisan Darah 'Maaf Yah Teh' di Balik Kematian Tragis Ketua Mapala di Lubuklinggau
Tersangka sudah ditangkap dan saat ini sedang diperiksa.
Pembunuhnya adalah DD (23), teman indekos. Motifnya belum diketahui.
Misteri Tulisan Darah 'Maaf Yah Teh' di Balik Kematian Tragis Ketua Mapala di Lubuklinggau
Kematian FR (25) secara tragis, membuat banyak orang kaget dan berduka. Pembunuhnya adalah DD (23), teman indekos. Usai membunuh, dia menuliskan kata maaf di dinding menggunakan darah korban.
Orang yang paling terpukul adalah NI (33), wanita pemilik usaha seblak tempat korban dan pelaku bekerja. NI belum lama membuka usaha itu dan mempekerjakan korban sebagai pegawainya.
Untuk menghemat waktu dan tenaga, NI mengajak korban dan pelaku yang tak lain sepupunya asal Cianjur, Jawa Barat, tinggal bersama di indekos sekaligus tempat usaha seblak di Kelurahan Taba Jemekeh, Kecamatan Lubuklinggau Timur I, Lubuklinggau, Sumatera Selatan. Sebelumnya, korban tinggal bersama teman kampusnya tak jauh dari TKP.
Kronologi Temuan Jenazah
Pada 5 September 2023, NI pamit ke Cianjur untuk menjemput ibunya dan tinggal bersama di Lubuklinggau. Kemudian ia kembali ke indekos 8 September 2023 dengan menumpangi mobil travel dari Palembang.
Sesampai di kontrakan, saksi kaget tak ada aktivitas apa pun. Beberapa kali dipanggil dan pintu digedor, tak ada sahutan dari dalam rumah.
Cukup lama NI dan ibunya berada di depan kontrakan. NI pun mendatangi kos korban yang lama dengan harapan ada di sana.
Hasilnya nihil. Ia hanya bertemu dengan teman korban, BM. Penasaran apa yang terjadi, NI mengajak BM ke kontrakannya.
Mereka pun mengecek kamar belakang yang ditempati pelaku dan korban. Kamar terkunci dari luar sehingga BM lagi-lagi menjebolnya dengan arit.
Begitu masuk, tercium bau busuk menyengat. Mereka dibuat panik dan ketakutan melihat tulisan warna merah 'Maaf Yah Teh' di dinding kamar yang diduga dari darah.
NI dan BM penasaran dengan sosok di balik selimut yang tergeletak di kasur. Begitu dibuka, mereka syok menemukan korban sudah tewas dalam kondisi mengenaskan.
Teriakan saksi membuat warga berdatangan ke TKP. Polisi kemudian menuju lokasi dan selanjutnya mengevakuasi korban.
"Yang pertama kali menemukan korban adalah pemilik seblak dan teman kampusnya."
Kasatreskrim Polres Lubuklinggau AKP Robi Sugara, Senin (18/9).
Kedua saksi diperiksa dan didapati petunjuk kuat pelaku pembunuhan. Polisi mencurigai DD sebagai pelakunya karena tidak ada di lokasi dan penemuan tulisan darah menggunakan bahasa Sunda.
"Kecurigaan itu sangat kuat dan mulai dilakukan pengejaran," kata Kasatreskrim.
Petugas menyebar foto pelaku ke media sosial dan berkoordinasi dengan Polda Sumsel serta seluruh polres di Sumsel. Usaha itu berhasil setelah anggota Dit Intelkam Polda Sumsel mendapat informasi sosok yang mirip pelaku di Palembang.
"Tersangka kami jemput setelah diamankan dan sekarang masih dalam pemeriksaan."
Kata Kasatreskrim