Momen Mencekam Rauf dkk Terjebak di Kampus Saat Berondongan Peluru 'Hujani' Sudan
Merdeka.com - Enam mahasiswa Indonesia asal Kaltim yang menempuh pendidikan di Sudan, pulang ke kampung halamannya hari ini. Ahmad Rauf (26), salah satu di antaranya bercerita tentang situasi mencekam saat konflik bersenjata pecah di Sudan.
Enam mahasiswa itu tiba di Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman (SAMS) Sepinggan Balikpapan, dan disambut Wakil Gubernur Kaltim Hadi Mulyadi di ruang VIP bandara. Mewakili Pemprov Kaltim, Hadi menyerahkan keenam mahasiswa itu ke pemerintah kabupaten dan kota.
Ahmad Rauf, mahasiswa Indonesia asal Penajam Paser Utara (PPU) kuliah di University Of Africa di Sudan jurusan Hadits sejak akhir 2018 lalu. Saat ini, dia duduk di semester VII.
-
Kapan bulan Ramadhan dimulai? Bulan Ramadhan telah tiba.
-
Kapan salat Jumat pertama di Ramadan 1445 H? Suasana saat pelaksanaan salat Jumat pertama pada Ramadan 1445 Hijriah di Pasar Tanah Abang, Jakarta, Jumat (15/3/2024).
-
Kapan umat Islam memasuki bulan Ramadan? Umat Islam sebentar lagi akan memasuki bulan suci Ramadan.
-
Kapan waktu puasa Syawal dimulai? Waktu pelaksanaan puasa Syawal dimulai pada tanggal 2 Syawal, yang merupakan hari setelah Idulfitri.
-
Kapan Malam 1 Suro? Tradisi ini memiliki latar belakang sejarah yang kaya, di mana masyarakat Jawa memperingati hari itu sebagai awal dari penanggalan baru dalam tradisi Jawa serta mengenang peristiwa penting dalam sejarah Jawa.
-
Kapan tepatnya Ramadhan datang? Ramadhan, bulan kesembilan dalam kalender Islam, adalah waktu yang penuh keberkahan dan spiritualitas yang ditunggu-tunggu kehadirannya.
"Awal mula itu tanggal 15 April pagi, pas puasa Ramadan, pecah konflik (perang) pagi-pagi," kata Rauf, ditemui wartawan, Jumat (5/5).
Kampusnya jadi Markas RSF
Rauf bersama rekannya saat itu berada di area kampus dan satu persatu berhasil dikumpulkan baik yang ada di asrama maupun yang sedang terpencar hingga 25 April 2023 dalam status siaga satu. Tidak disangka, di tengah kepanikan saat itu, belakang kampus mereka justru menjadi markas pasukan paramiliter Rapid Support Forces (RSF), kelompok yang terlibat konflik dengan tentara nasional Sudan.
"Seketika waktu itu di kampus tidak ada aktivitas sama sekali. Di belakang kampus kami, markas RSF yang dikepung tentara nasional meski jaraknya cukup jauh. Kami praktis juga terkepung di area yang memang banyak mahasiswa," ujar Rauf.
"Sekitar 20 kilometer persegi itu situasinya kedua pihak sedang berperang, terlibat baku tembak, dan RSF menguasai bandara sekitar kampus. Stasiun bahan bakar di sana dihancurkan. Tapi kalau internet, tidak dimatikan dan masih bisa berkomunikasi. Karena tentara mungkin juga butuh internet," terang Rauf mengingat kejadian itu.
Masih saat itu, Rauf berada di bangunan area kampus di lantai empat. Dia juga mendengar ledakan bom di sekitar kampus, di mana titik ledakan hanya berjarak sekitar 200-300 meter dari area kampus.
"Kami mahasiswa bersama TKW (Tenaga Kerja Wanita/Pekerja Migran Indonesia/PMI) dikumpulkan KBRI Sudan di suatu tempat. Karena memang kita berada di tengah konflik waktu itu," kenang Rauf.
Proses Evakuasi
Sekitar 8 mobil tiba menjemput Rauf dan rekan mahasiswa lainnya bersama PMI di Sudan. Semua WNI saat itu dievakuasi lewat perjalanan darat 12-13 jam menuju Port Sudan, sebagai tempat paling aman saat itu. Langkah berikutnya, WNI kemudian dievakuasi ke Jeddah dalam 4 gelombang keberangkatan.
"Setibanya di Jeddah, disambut KBRI Jeddah dan diinapkan di hotel. Tiga hari di Jeddah, kami kemudian diberangkatkan ke Jakarta menggunakan pesawat Garuda Indonesia dan pesawat TNI," sebut Rauf.
"Tidak ada korban dari mahasiswa maupun TKW Indonesia dari kejadian itu. Pemerintah melalui KBRI sudah bergerak cepat mengevakuasi kami," tambah Rauf.
Setibanya di Jakarta, ke semua WNI di mana menurut Kemenlu berjumlah 929 orang ditempatkan di Asrama Haji Pondok Gede untuk menjalani pemeriksaan kesehatan lebih dulu.
"Setelah itu, kami diinapkan di mes Pemprov Kaltim di Jakarta dan disambut baik di sana selama tiga hari. Karena waktu itu tidak dapat tiket ke Balikpapan, akhirnya dapat tiket dan sampai dengan selamat di Balikpapan hari ini," jelas Rauf.
Ingin Bisa Kembali Selesaikan Pendidikan
Rauf sendiri berkeinginan kelak apabila situasinya memungkinkan dapat kembali ke Sudan menyelesaikan pendidikannya.
"Mohon doanya kami bisa melanjutkan perkuliahan. Harapannya bisa balik ke Sudan karena perkuliahan sudah tahun terakhir, semester VII. Harapannya bisa lanjut kuliah," jelas Rauf.
"Kejadian di Sudan itu terkait penggulingan pemerintahan yang sah. Ada demo-demo (unjuk rasa). Puncaknya tahun ini. Korban sipil berjatuhan imbas ledakan altileri militer," demikian Rauf menggambarkan sedikit situasi konflik di Sudan.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pertempuran Terus Berkecamuk di Sudan, 100 Orang Tewas dalam 2 Pekan
Baca SelengkapnyaPada 1947, umat islam Tanah Air berperang melawan Belanda pada hari ketiga puasa.
Baca SelengkapnyaDi Kota Padang, terjadi peristiwa bersejarah pada 27 November 1945 di sebuah sekolah bernama Sekolah Teknik Simpang Haru.
Baca Selengkapnya74 tahun berlalu, ini kisah Peristiwa Situjuah yang renggut banyak pejuang Pemerintah Darurat RI.
Baca SelengkapnyaSaat diinterogasi, Utoh mengakui perbuatannya. Pelaku menganiaya Jamilah di dalam sampan saat berlayar di sungai.
Baca SelengkapnyaBentrokan antar pemuda terjadi di Kelurahan Pai terjadi pada pukul 00.20 Wita, Jumat (15/3).
Baca SelengkapnyaRelawan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 3 Ganjar Pranowo-Mahfud MD dikeroyok anggota TNI di Boyolali.
Baca Selengkapnya"Jangan mentang-mentang orang kaya bisa menganiaya anak kami seperti itu," kata ibu korban.
Baca SelengkapnyaPolisi menangkap 16 pelaku bentrok mahasiswa antarfakultas di Universitas Islam Makassar (UIM) yang menyebabkan sejumlah ruang sekretariat rusak.
Baca SelengkapnyaMunaslub itu akhirnya menetapkan Anindya Bakrie sebagai ketua dan menggeser posisi Arsjad Rasjid.
Baca SelengkapnyaRencana tawuran di depan Puswil Aceh, para pelaku malah serang warung kopi
Baca SelengkapnyaSerangan biadab Israel yang menghantam kamp pengungsian di Rafah membuat warga Jalur Gaza ketakutan. Tak ada lagi tempat aman bagi mereka.
Baca Selengkapnya