Musim penghujan, Desa Adat Pecatu gelar upacara memohon turun hujan
Merdeka.com - Ada yang sedikit aneh rasanya melihat ritual upacara yang selalu digelar setiap tahunnya oleh Desa Adat Pecatu, di Kuta Selata, Bali, ini. Bagaimana tidak, desa adat ini menggelar prosesi upacara Melasti mohon turun hujan justru di saat musim penghujan saat ini.
Menurut warga sekitar, upacara melasti mohon hujan ini sudah menjadi tradisi yang digelar setiap satu tahun sekali di saat bulan mati atau tilem kalima yang kebetulan jatuh pada Selasa (29/11).
"Kebetulan saja jatuhnya tanggalan disaat musim penghujan. Di zaman sebelumnya sangat sulit adanya hujan turun, karenanya digelarlah upacara ini. Dan, ini sudah menjadi tradisi kami rutin setiap tahunnya," ungkap Pak Komang, warga setempat di Desa Pecatu.
-
Bagaimana ritual memanggil hujan? Dipercaya mengarak kucing, binatang yang secara tradisional tidak menyukai air, akan memikat para dewa hujan untuk mendatangkan hujan yang penting bagi tanaman dan hidup mereka.
-
Dimana tradisi Menahan Hujan berlangsung? Tradisi Menahan Hujan merupakan tradisi yang dilakukan oleh masyarakat di Desa Mulyoagung, Kecamatan Singgahan, Kabupaten Tuban.
-
Kenapa tradisi Memitu dilakukan? Tradisi ini tak sekedar menampilkan rasa bahagia dan ucapan syukur, namun turut dilaksanakan dengan sejumlah simbol yang dikaitkan dengan makna kebaikan.
-
Apa yang dilakukan dalam tradisi Mauludan di Desa Kemuja? Kegiatan dilakukan dengan berkumpulnya masyarakat di masjid pada malam hari sebelum 12 Rabi’ul Awwal dan membacakan kisah hidup tauladan Nabi Muhammad SAW, memanjatkan salam dan shalawat sepanjang malam.Selanjutnya, akan dilakukan ritual doa bersama yang diakhiri dengan menyantap makanan dengan seluruh masyarakat yang disebut dengan Tradisi Nganggung.
-
Mengapa masyarakat Tuban melakukan tradisi Menahan Hujan? Tradisi Menahan Hujan merupakan tradisi yang dilakukan oleh masyarakat di Desa Mulyoagung, Kecamatan Singgahan, Kabupaten Tuban. Tradisi ini diselenggarakan oleh masyarakat ketika sedang menggelar acara hajatan untuk mencegah turunnya hujan saat hajatan berlangsung.
-
Apa makna dari tradisi Menahan Hujan di Tuban? Tradisi Menahan Hujan sebenarnya bukan menghentikan turunnya air hujan, tetapi memindahkan hujan atau awan yang dapat menyebabkan hujan ke daerah lain seperti daerah hutan atau daerah perkebunan.
Upacara ini dilaksanakan di Pantai Labuan Sait ini. Seluruh warga desa ini tumpah ruah mengikuti jalannya upacara penuh hikmat dan sakral. Bahkan nampak sejumlah warga yang kesurupan tatkala prosesi upacara berlangsung.
Bendesa Adat Pecatu Made Sumerta memaparkan, pemelastian ini merupakan rangkaian atau eedan dari Upacara Nagutiin yang digelar Tanggal 14 November dan Ngusaba Tanggal 22 November lalu.
"Hari ini ada pemelastian di pantai Labuan Sait, untuk memohon kepada Ida Batara Segera agar turun hujan. Dan, masyarakat bisa memulai bercocok tanam," papar Bendesa yang juga anggota dewan Badung ini.
Ritual ini sambungnya sudah digelar secara turun temurun sejak dahulu setiap sasih kelima atau saat bulan Tilem 'bulan mati' Kalima. Pada pemelastian ini, kata Sumerta, juga dilakukan prosesi nedunang (pemanggilan) Ida batara untuk menanyakan apakah upacara ini sudah benar terlaksananya atau tidak. Selain itu juga meminta petunjuk apa kira-kira kekurangan yang ada.
"Kami di alam nyata ini masih dengan keterbatasan. Karenanya ada proses nedunang (pemanggilan) atau Ida Betara turun merasup ke raga manusia. Harapan kita agar upacara bisa berjalan dengan baik dan sesuai dengan pelaksanaan untuk kemakmuran masyrakat," pungkasnya.
Setelah pemelastian, pada malam harinya dilakukan upacara di pura puseh yagg disebut dengan istilah 'memiut'. Ini dilalakukan dalam rangka memohon kemakmuran dan rasa syukur atas dikabulkannya upacara mohon hujan.
Nampak dalam proses di pantai Sait sore tadi, sejumlah pemuda yang kerasupan menghunus keris menghujamkan ke raganya. Bahkan teriakan dan tangisnya menambah kesakralan dari upacara ini.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tradisi Mantu Kucing dilakukan oleh masyarakat di Dusun Njati, Pacitan, Jawa Timur sejak 1960-an.
Baca SelengkapnyaTradisi Menahan Hujan merupakan tradisi yang dilakukan oleh masyarakat di Desa Mulyoagung, Kecamatan Singgahan, Kabupaten Tuban.
Baca SelengkapnyaFestival Erau sudah dikenal sebagai festival rutin yang dilaksanakan Suku Kutai di Kutai Kartanegara.
Baca SelengkapnyaSebagai tanah penuh keajaiban, Kabupaten Kutai Timur tak hanya kaya akan Sumber Daya Alam.
Baca SelengkapnyaBukan hanya gunungnya saja yang menyimpan misteri dan legenda, namun masyarakatnya juga memiliki ritual yang begitu unik.
Baca SelengkapnyaRitual adat Kebo-keboan Alas Malang yang digelar masyarakat Desa Alas Malang, Kecamatan Singojuruh, Banyuwangi, Minggu (30/7), berlangsung meriah.
Baca SelengkapnyaAngin puting beliung berputar-putar tepat di tengah jemaah salat istisqa di Banyuwangi.
Baca SelengkapnyaSebelum arak-arakan gunungan, warga terlebih dahulu menggelar pengajian, pentas wayang kulit, hingga ziarah ke makam leluhur.
Baca SelengkapnyaTradisi warga Karundang Tengah, Kecamatan Cipocok Jaya, Kota Serang, Banten ini terbilang unik.
Baca SelengkapnyaUpacara Melasti pagi ini merupakan kegiatan rutin tahunan yang masuk ke dalam rangkaian perayaan Nyepi.
Baca SelengkapnyaKeberadaan Telaga Buret membuat sejumlah desa di Tulungagung tak pernah alami kekeringan.
Baca SelengkapnyaMelihat tradisi unik kebo-keboan yang ada di Banyuwangi, Jawa Timur.
Baca Selengkapnya