Nyepi di Desa Temukus, salat Jumat tanpa pengeras suara
Merdeka.com - Di Klungkung mengenal adanya Nyepi Segara dan di Buleleng. Ada dua desa yang menggelar Nyepi.
Dua desa itu Bejuning dan satu lagi Temukus, Kecamatan Banjar, Buleleng. Keduanya menggelar Nyepi pada Jumat (17/3).
Menariknya dua desa ini pertama kali menggelar upacara Penyepian, di luar Hari Raya Nyepi pada umumnya.
-
Di mana Nyepi dirayakan? Meskipun hari raya Nyepi sering diidentikkan dengan keheningan, namun Surabaya menawarkan beragam destinasi liburan yang tetap dapat dinikmati oleh para pengunjung. Berikut deretan destinasi liburan yang dapat dikunjungi saat hari raya Nyepi di Surabaya:
-
Apa yang dirayakan saat Nyepi? Meskipun hari raya Nyepi sering diidentikkan dengan keheningan, namun Surabaya menawarkan beragam destinasi liburan yang tetap dapat dinikmati oleh para pengunjung.
-
Kapan Nyepi dirayakan? Meskipun hari raya Nyepi sering diidentikkan dengan keheningan, namun Surabaya menawarkan beragam destinasi liburan yang tetap dapat dinikmati oleh para pengunjung. Berikut deretan destinasi liburan yang dapat dikunjungi saat hari raya Nyepi di Surabaya: Klenteng Sanggar Agung, Kenjeran
-
Mengapa Nyepi dirayakan? Meskipun hari raya Nyepi sering diidentikkan dengan keheningan, namun Surabaya menawarkan beragam destinasi liburan yang tetap dapat dinikmati oleh para pengunjung.
-
Bagaimana cara merayakan Nyepi? Meskipun hari raya Nyepi sering diidentikkan dengan keheningan, namun Surabaya menawarkan beragam destinasi liburan yang tetap dapat dinikmati oleh para pengunjung.
-
Kapan Rizky Febian merayakan Nyepi di Bali? Rizky Febian merayakan Nyepi Tahun Baru Saka 1946 dengan Mahalini di Bali, kampung halaman kekasihnya.
Suasana hening dan sunyi menyelimuti Desa itu. Bahkan, Pecalang-pecalang Desa Pakraman Temukus menjaga setiap pintu masuk gang ke rumah-rumah warga, dengan ditutup memakai kayu.
Nyepi di Desa Temukus ini, merupakan rentetan dari kegiatan Upacara Pecaruan Balik Sumpah Desa Pakraman Temukus.
Nyepi di Desa ini dilakukan, karena 'Leteh (kekotoran) Desa yang disebabkan adanya kematian warga secara berturut-turut dan adanya beberapa kejanggalan lainnya yang terjadi di luar akal manusia.
Warga pun, menjalankan penyepian ini dengan khusuk tanpa ada yang keluar rumah.
Menurut salah seorang warga setempat, Arya mengatakan, Nyepi ini baru pertama kali dilakukan. Menurutnya, penyepian ini dilakukan memang berdasarkan kesepakatan krama (warga adat).
"Pertama kali ini, ya seperti Nyepi biasanya. Ini setelah desa kami ada musibah kematian secara berturut dan ada kematian tidak wajar," kata Arya.
Nyepi di Desa Temukus berlangsung selama sehari. Bahkan, selama melaksanakan Nyepi, sekolah, usaha-usaha maupun pertokoan yang ada di Desa itu, ditutup.
Hanya saja, untuk siswa yang sedang menggelar ujian, tetap dilangsungkan seperti biasa.
"Kalau sekolah yang ujian, tetap berlangsung seperti biasa. Ada juga musala di sini, kan kebetulan salat Jumat sekarang, mereka tetap sembahyang, tapi tidak menggunakan alat pengeras suara," ujar Pecalang Desa Pakraman Temukus, Made Astika, ditemui di sela-sela menjalankan tugasnya.
Menurut Astika, Nyepi ini merupakan rentetan dari upacara Pecaruan. Berdasarkan kepercayaan orang Bali, kata dia, Desa Temukus harus menggelar upacara Pecaruan secara besar, untuk menghilangkan leteh di desanya.
"Ya, karena leteh. Karena kepercayaan orang Bali, harus digelar ini. Ini pertama kali, upacara Pecaruan yang biayanya besar mencapai Rp 500 juta, urunan dari krama dan beberapa usaha yang ada di sini," jelas Astika.
Sementara Bendesa Desa Adat Temukus, Made Sumista menjelaskan, upacara penyepian ini merupakan, wujud dari penyucian diri krama Desa Temukus, usai menggelar upacara Pecaruan Balik Sumpah.
Sumista tidak menampik, upacara penyepian ini dilakukan, karena Desa mengalami Leteh (kotor).
"Ya, ini baru pertama kali, tidak setahun sekali, bisa 25 tahun atau 20 tahun sekali. Proses Nyepi, sama seperti Nyepi pada umumnya, krama tidak boleh keluar dan melakukan aktivitas. Saat Nyepi secara umum, desa kami juga akan tetap melaksanakan. Ini nyepi khusus," pungkasnya.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Presiden Jokowi mengucapkan Selamat Hari Raya Nyepi 2024 kepada seluruh umat Hindu yang merayakan.
Baca SelengkapnyaVideonya viral dan menuai pujian karena ia bisa menghargai tradisi di Bali.
Baca SelengkapnyaSaat dzikir, mereka mematikan lampu masjid agar prosesi ibadah itu berjalan lebih khusyuk
Baca SelengkapnyaPada hari raya Lebaran, mereka tidak melaksanakan salat Idulfitri. Pelaksanaan salat mereka ganti dengan membersihkan makam leluhur.
Baca SelengkapnyaAsal-usul Desa Mertelu dibuktikan dengan adanya petilasan Migit Tiban yang berasa di Dusun Beji, Desa Mertelu.
Baca SelengkapnyaBegini penampakan masyarakat Islam Bonokeling di Banyumas Jawa Tengah. Masih memegang kepercayaan Jawa Kuno.
Baca SelengkapnyaTradisi ngirab selalu dilaksanakan untuk memperingati hari Rebo Wekasan.
Baca SelengkapnyaKong Fuk Miau, kelenteng yang berdampingan dengan Masjid Jami yang menjadi simbol nyata toleransi sesama umat beragama.
Baca SelengkapnyaUpacara Melasti pagi ini merupakan kegiatan rutin tahunan yang masuk ke dalam rangkaian perayaan Nyepi.
Baca SelengkapnyaJemaah salat Jumat di Kalimantan Tengah viral karena salat di atas perahu, begini potretnya.
Baca SelengkapnyaSejumlah aturan telah ditetapkan demi berlangsungnya perayaan Nyepi secara sakral di Pulau Bali.
Baca SelengkapnyaDesa tersebut berlokasi di Ohoibadar, Kabupaten Maluku Tenggara.
Baca Selengkapnya