Orangtua korban minta program diksar Mapala UII harus diawasi ketat
Merdeka.com - Orangtua mahasiswa yang menjadi peserta diksar mapala UII yang dinamai The Great Camping (TGC), Imam Halim mengaku akan memperbolehkan putranya jika ingin melanjutkan menjadi anggota Mapala UII. Imam akan membolehkan anaknya tetap bergabung meskipun saat ini anaknya masih dirawat intensif di RS Jogja Internasional Hospital (JIH).
Imam menuturkan mahasiswa pecinta alam (mapala) merupakan kegiatan yang positif. Mapala juga dianggapnya memiliki andil besar pada pelestarian alam, sosial dan kemanusiaan.
"Setiap mapala pasti mempunyai sistem dan SOP. Selain itu Mapala juga mempunyai kode Etik Pecinta Alam sebagai pedoman. Ketika terjadi insiden seperti Great Camping, itu hanya oknum saja," ungkap Imam, Jumat (27/1).
-
Kenapa keluarga korban minta pelaku dipenjara? 'Kalau misal ada undang-undangnya saya minta untuk dipenjarakan saja. Biar ada efek jera. Karena itu anak telah melakukan kejadian yang sangat brutal,'
-
Siapa yang menekankan tentang wasiat? Salah satu tokoh yang membahas pentingnya wasiat adalah KH Yahya Zainul Ma'arif atau Buya Yahya.
-
Siapa yang beri saran itu? Laporan terbaru dari Tiongkok, salah satu pasar terbesar Apple, menyoroti kekhawatiran yang diajukan oleh beberapa toko resmi Apple.
-
Siapa yang dituntut? Seorang pria Inggris dihukum hampir 20 tahun penjara karena menggunakan kecerdasan buatan untuk mengubah foto asli anak-anak menjadi gambar pelecehan seksual yang menjijikkan.
-
Bagaimana DPR ingatkan orang tua? 'Karena itu motor kan pasti milik orang tua, nah kalau anak ini bawa itu kendaraan, pasti orang tuanya tau, dong? Kalau begitu, berarti ada pembiaran melakukan pelanggaran oleh orang tuanya juga. Karena sudah jelas, anak SMP pasti belum punya SIM,' tambahnya.
-
Siapa yang bertanggung jawab disiplin? Jika orang tua kandung mengambil tanggung jawab untuk disiplin, orang tua tiri dapat fokus pada ikatan dengan anak.
Imam mencontohkan kinerja dokter dengan kode etiknya untuk membandingkan mapala dan kode etiknya. Misalkan, lanjut Imam, dokter melakukan malapraktik, yang salah adalah oknumnya.
Imam melanjutkan, ke depan harus ada pengawasan yang lebih ketat dalam setiap kegiatan. Pengawasan perlu dilakukan agar tidak ada sistem, SOP dan kode etik yang dilanggar.
"Saya pikir jangan-jangan ada oknum yang emosional lalu melanggar SOP. Kita serahkan saja ke pihak berwajib. Supaya ke depannya tidak mewariskan yang demikian ini," pungkas Imam.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, selain 3 orang meninggal saat mengikuti diksar mapala UII, ada pula 10 orang peserta yang diharuskan menjalani rawat inap di RS JIH.
(mdk/tyo)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pihak STIP dituntut untuk tetap kooperatif dan transparan terhadap proses penyelidikan.
Baca SelengkapnyaKasus asusila ini tak hanya merusak masa depan anak, namun juga membuat mereka harus berurusan dengan hukum.
Baca SelengkapnyaNamun sekolah berasrama dan pondok pesantren tidak terlepas dari potensi terjadinya perilaku menyimpang oleh pelajar.
Baca SelengkapnyaKemenag akan memberikan sanksi berat bagi guru tersebut sebagai langkah untuk menegakkan disiplin dan memberi efek jera
Baca SelengkapnyaLangkah yang dilakukan yakni penanganan yang mengedepankan keadilan restoratif.
Baca SelengkapnyaKetua DPR RI Puan Maharani berharap ada program-program dari Pemerintah yang dapat mencegah terjadinya KDRT.
Baca SelengkapnyaKemendikbudristek mengatakan menentang segala bentuk kekerasan yang terjadi di satuan pendidikan kedokteran.
Baca Selengkapnya