Para pendekar PSHT se-Solo Raya diminta tak terpancing provokasi
Merdeka.com - Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) Kota Surakarta dan sekitarnya mengimbau anggota tetap tenang dan tidak mudah terprovokasi oleh informasi tidak jelas, terkait benturan dengan anggota Barisan Muda Indonesia (BMI) di Kota Solo.
"Para ketua cabang PSHT baik di Kota Surakarta maupun enam daerah kabupaten sekitar agar selalu berkoordinasi dengan pengurus masing-masing wilayahnya, tetap kompak menjaga persaudaraan dan nama baik organisasi," kata Komisariat PSHT Keraton Surakarta Eddy Wirabhumi di sela pertemuan dengan ketua cabang PSHT di Solo, Kamis (20/11).
Seperti diberitakan Antara, dia menjelaskan berdasarkan hasil pertemuan dengan para ketua cabang PSHT di eks-Keresidenan Surakarta di Solo, Rabu (19/11) malam, seluruh pengurus cabang agar melakukan koordinasi ke jajaran di bawahnya, untuk menenangkan anggota agar Kota Solo tetap kondusif.
-
Bagaimana bentrokan itu berakhir? Kondisi tersebut bisa diurai setelah beberapa jam kemudian.
-
Dimana bentrokan terjadi? Pada Minggu (15/10), sebuah bentrokan antar kelompok terjadi di Muntilan, Kabupaten Magelang.
-
Dimana bentrokan antara PDIP dan PPP terjadi? bentrokan antara Laskar PDIP dengan Gerakan Pemuda Ka'bah (GPK) PPP pecah di kawasan Muntilan, Magelang, Jawa Tengah pada Minggu (15/10) sore hari tadi.
-
Siapa yang terlibat keributan? 'Minggu (7/7), terjadi perselisihan antara saudara MK dan DN di salah satu acara hajatan di wilayah hukum Polsek Majalaya,' demikian dikutip dari keterangan video.
-
Siapa yang terlibat dalam perseteruan ini? Keputusan ini muncul sebagai bagian dari perseteruan panjangnya dengan mantan suaminya, Atalarik Syach.
-
Siapa yang terlibat? Konflik pribadi adalah konflik yang melibatkan satu individu dengan individu lainnya.
Eddy Wirabhumi menjelaskan benturan anggota PSHT dengan BMI pada Senin (17/11), tidak ada hubungan secara organisatoris dengan organisasi PSHT se-Solo Raya.
Keluarga besar PSHT se-Solo Raya bersama Kepolisian Resor Kota Surakarta dibantu TNI telah berusaha semaksimal mungkin untuk menenangkan dan mengurangi kemungkinan ekses tindakan dari massa yang sebagian menggunakan atribut PSHT tersebut.
Berdasarkan investigasi, katanya, tindakan mereka dipicu oleh pengeroyokan yang mengakibatkan satu warga PSHT berasal dari Sragen tewas dan satu lainya luka berat, sedangkan pelaku sedang menjalani proses hukum di Pengadilan Negeri Surakarta.
Bahkan, kata dia, tindakan tersebut juga dipicu oleh kejadian lainnya yang terkait dengan pelemparan batu dan mengakibatkan dua warga PSHT Juwangi, Kabupaten Boyolali luka berat. Tindakan tersebut, diduga dilakukan oleh anggota BMI di depan posko BMI Nusukan.
Menurut dia, hal-hal tersebut membangkitkan solidaritas warga PSHT untuk melawan premanisme dan sekaligus mendorong kepolisian serta penegak hukum melindungi masyarakat dari premanisme.
"Kami selaku perwakilan PSHT Surakarta pada Selasa (18/11) malam, sekitar pukul 20,00 WIB, telah ada pertemuan oleh Muspida Surakarta dengan hadir ketua BMI. Pada pertemuan itu, Ketua BMI Deni Nurcahyo telah meminta maaf dan berjanji tidak mengulang perbuatannya lagi," kata Eddy Wirabhumi.
Dia menjelaskan, orang-orang yang melanggar hukum tetap akan diproses sesuai aturan. Menurut dia, upaya perdamaian tidak mengendorkan semangat organisasi untuk selalu membela kebenaran, bisa membedakan yang benar dan salah dengan sentiasa meningkatkan prinsip budi luhur dalam perilaku.
"Kami mengadakan pertemuan ini, demi menciptakan Kota Solo yang tenang, aman dan nyaman," katanya menegaskan.
Menurut Ketua PSHT Cabang Karanganyar Suhanto, perguruan pencak silat PSHT merupakan organisasi dengan ajaran pencak silat yang membentuk manusia berbudi luhur yang didasari oleh Pancasila. Oleh karena itu, para pengurus cabang warga PSHT agar dapat melakukan komunikasi ke bawah dan tetap menjaga nama baik organisasi.
Dalam pertemuan pengurus cabang warga PSHT se-Solo Raya tersebut, selain dihadiri Eddy Wirabhumi, juga Daminto selaku Ketua Cabang PSHT Solo, Joko Subroto (Sukoharjo), Marjono (Klaten), Warsono (Boyolali), Suhanto (Karanganyar), Reohana (Wonogiri), Surtono (Dewan Pertimbangan Sragen) dan Bimo (Sleman).
(mdk/mtf)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
PSHT menyinggung izin resmi yang telah disahkan oleh pemerintah
Baca SelengkapnyaKapolda menegaskan kerusuhan tersebut merupakan masalah komunikasi antara dua organisasi massa tersebut tidak ada kaitan dengan dua parpol.
Baca SelengkapnyaKabid Humas Polda Jawa Tengah Kombes Stefanus Satake Bayu Setiono, menuturkan peristiwa bermula dari gesekan di Batikan Pabelan
Baca SelengkapnyaSalah satu peserta konvoi memprovokasi dengan mengatakan ada dari anggota mereka ditangkap polisi.
Baca SelengkapnyaIa memastikan, tidak ada pengeroyokan terhadap dalam kejadian tersebut dan lebih kepada perkelahian.
Baca SelengkapnyaPanglima TNI Laksamana Yudo Margono mengatakan, jika pihaknya telah menurunkan Polisi Militer (POM) TNI di kawasan Pulau Rempang.
Baca SelengkapnyaAkibat kejadian tersebut terdapat kerugian enam unit sepeda motor yang dibakar massa, sedangkan korban jiwa dikabarkan nihil.
Baca SelengkapnyaProses pemulangan dikawal hingga perbatasan dan petugas juga masih disiagakan di lokasi kejadian.
Baca SelengkapnyaPolisi menyebut kondisi Kota Bitung saat ini aman dan terkendali.
Baca SelengkapnyaDengan suara knalpot bising menyulut emosi masyarakat sekitar, termasuk prajurit TNI.
Baca SelengkapnyaPascabentrokkan, tujuh pelaku berhasil ditangkap dengan masing-masing perannya.
Baca SelengkapnyaPolri dan TNI menegaskan persoalan bentrok telah selesai
Baca Selengkapnya