Pasang spanduk Rizieq, 11 pemuda di Buleleng mengaku hanya iseng
Merdeka.com - 11 Pemuda yang memasang sepanduk bergambarkan M Rizieq Syihab di pagar masjid Desa Tegallinggah, Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng Bali menyerahkan diri ke aparat desa. Kedatangan 11 remaja itu menyampaikan permohonan maaf telah menimbulkan kontroversi dan keresahan di masyarakat.
Kepala Desa Tegallinggah, Ketut Mudarna membenarkan adanya 11 pemuda desa setempat yang mendatangi bale desa. Bahkan saat mereka datang, saat itu ada Camat Sukasada Made Dwi Adnyana dan Kapolsek Sukasada Kompol Ketut Darmita. Di hadapan Kepala Desa Tegallinggah, mereka menyampaikan kronologi pemasangan spanduk tersebut.
"Spanduk bergambar Ketua Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq itu kami pasang usai mengkuti malam takbiran, Sabtu (24/6) lalu," kata Imam Akbar salah seorang dari 11 pemuda tersebut, Kamis (6/7).
-
Apa yang dilakukan pemuda Tebing Tinggi? Peristiwa Pertempuran di Tebing Tinggi, Perjuangan Berdarah Pemuda Indonesia Melawan Penjajah Pasca kemerdekaan menjadi masa-masa pemuda Indonesia berjuang untuk mengusir penjajah kolonial Jepang.
-
Siapa yang terjaring razia? Hasilnya, puluhan muda-mudi yang bukan suami istri terjaring razia saat asyik berduaan di sejumlah kamar kos.
-
Kenapa muda-mudi terjaring razia? Petugas juga memergoki pemuda bersama 2 orang wanita dalam satu kamar.
-
Apa yang dilakukan pelaku? Mereka juga meminta Y agar menyerahkan diri agar dapat diperiksa. 'Saya imbau kepada yang diduga pelaku berinisial Y yang sesuai dengan video yang beredar agar menyerahkan diri,' kata Rahman saat dikonfirmasi, Minggu (28/4).
-
Apa yang ditemukan pemuda di Rembang? Awalnya saat sedang berburu, seorang pemuda di Desa Kebonagung Kecamatan Sulang, Rembang, memergoki adanya kucing hutan di pinggir sungai yang terletak di sebelah barat desa. Namun saat dikejar, kucing hutan itu masuk bersembunyi di dalam lubang.
-
Kenapa pemuda Purwakarta ngabuburit di pinggir rel? Menariknya di sana mereka bisa mendapat jodoh jika beruntung. Ini yang membuat tren ngabuburit bergeser, dari semula ke pasar Ramadan menjadi di pinggir rel yang unik.
Imam Akbar pun dengan polos mengaku spanduk berukuran 2 x 1 adalah miliknya yang diberikan teman dari Jawa.
"Spanduk itu saya bawa dari Jawa, usai mengikuti pendidikan di pondok pesantren sekitar 2014 silam," terangnya.
Ketika malam takbiran, Imam bersama belasan remaja lainnya membawa spanduk itu berkeliling desa dengan menggunakan mobil untuk menyambut perayaan Idul Fitri Syawal 1438 Hijriah.
Kemudian, usai malam takbiran, spanduk itu dipasang di tembok Masjid Nurul Huda. "Tidak ada maksud apa-apa. Murni hanya iseng guyonan belaka," akunya.
Di hadapan Camat Dwi Adnyana, sebelas remaja ini mengaku tidak ada niat sedikitpun untuk mendirikan ormas FPI di Buleleng. Mereka pun mengaku kagum terhadap sosok Rizieq, namun bukan terhadap ormas yang didirikannya.
"Tidak ada niat sedikitpun kami untuk mendirikan ormas FPI, itu tidak ada. Kami hanya kagum, jujur tidak tahu jika akan berdampak seperti ini. Melalui forum ini, kami meminta maaf kepada masyarakat Tegallinggah, ini kami lakukan tanpa ada telanan dari manapun," bebernya.
Setelah mengetahui jika spanduk itu menimbulkan polemik di masyarakat, kemudian spanduk tersebut langsung dibakar bersama temannya.
Pengakuan serupa juga disampaikan Malik Abdul Aziz. Selama ini, dirinya tidak mengetahui jika pemasangan spanduk itu ada aturannya.
"Saya juga minta maaf, sudah melakukan tindakan gegabah. Kami orang awam, dan ini pelajaran buat kami kedepan sekaligus pengalaman untuk tidak mengulang hal serupa," singkatnya.
Dalam surat pernyataan bermatrai itu, memuat tentang permohonan maaf serta tidak akan mengulangi perbuatan serupa, dan siap menerima sanksi hukum apabila terbukti terlibat dalam kegiatan ormas radikalisme yang dianggap bertentangan dengan Pancasila, UUD 1945 dan NKRI.
Sementara itu, Kepala Desa Tegallinggah Made Mudarna langsung menggelar pertemuan di kediamannya bersama Kapolres Buleleng, AKBP Made Suka Wijaya dan Ketua Komisi II DPRD Buleleng Mangku Budiasa.
Pertemuan yang berlangsung tak lebih dari sejam itu dilakukan untuk menyikapi persoalan yang sempat menimbulkan keresahan di masyarakat, bahkan menjadi perbincangan hangat hingga di media sosial.
"Sekarang masalahnya sudah clear, saya juga senang belasan pemuda tersebut sepakat untuk tidak mengulangi perbuatan dengan membuat surat pernyataan. Kami tetap menolak radikalisme. Kami akan tetap pantau setiap waktu, sehingga desa kami tetap aman," tutup Kepala Desa Tegalinggah.
Terkait ini kasus yang sebelumnya diserahkan ke ranah hukum. Oleh pihak warga desa diselesaikan secara kekeluargaan, sehingga 11 pemuda tersebut tidak harus menjalani proses hukum.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pria itu mengaku emosi pada pihak polsek karena penanganan kasus yang dilaporkannya.
Baca SelengkapnyaSeorang caleg dan beberapa orang lainnya menyalakan petasan di lingkungan masjid hingga membongkar jalan warga viral di media sosial.
Baca SelengkapnyaPada video itu tampak empat pemuda berdiri berjejer. Salah satunya membacakan permohonan maaf sambil memegang ponsel.
Baca SelengkapnyaPolisi menangkap 11 remaja yang terlibat tawuran di Palembang. Seorang ditahan karena membawa senjata tajam, sedangkan 10 lainnya harus menjalani rehabilitasi.
Baca SelengkapnyaSelain dirusak, baliho itu sempat dibakar dan pengerusakan itu diperkirakan terjadi pada Sabtu (2/12) dini hari tadi.
Baca SelengkapnyaSehingga informasi awal soal bus yang ditembak tidak benar. karena pelaku melempar batu ke arah bus.
Baca SelengkapnyaKetua DPD PDIP Bali, Wayan Koster, mengaku tidak mengetahui soal adanya spanduk sindiran terhadap Gibran
Baca SelengkapnyaPolisi memutuskan tidah menahan para pelaku dan hanya dikenakan wajib lapor.
Baca SelengkapnyaGibran datang ke Bali. Sejumlah spanduk dipasang di Kota Denpasar
Baca SelengkapnyaSalah satu pegawai melihat dan memviralkan ke media sosial.
Baca SelengkapnyaPolresta Serang masih menyelidiki kasus tersebut dan berkordinasi dengan tim siber Polda Banten.
Baca SelengkapnyaKegiatan balap liar masih marak dilakukan remaja di Indonesia.
Baca Selengkapnya