Pasien suspect difteri di Medan bertambah
Merdeka.com - Jumlah pasien suspect difteri yang dirawat di RSUP H Adam Malik, Medan, bertambah. Tiga orang yang memiliki gejala penyakit itu kembali masuk ke rumah sakit pemerintah pusat itu.
Dua pasien baru itu masing-masing RS (19), laki-laki asal Lubuk Pakam, Deli Serdang, dan DNS (24), perempuan asal Namo Gajah, Deli Serdang. Kedua pasien dewasa itu mengeluh sulit menelan dan terdapat selaput putih pada pangkal tenggorokan.
Kedua pasien kini dirawat di Ruang Khusus Infeksi Menular RSUP H Adam Malik. Sebelumnya 3 pasien yang masih anak-anak juga dirawat di sana.
-
Siapa saja yang bisa terkena difteri? Meskipun difteri tidak terlalu berbahaya, namun penyakit ini termasuk penyakit menular sehingga bisa menginfeksi siapa saja yang berada di sekitar penderita atau lingkungan yang sedang mengalami banyak kasus difteri.
-
Apa itu difteri? Difteri adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Corynebacterium diphtheria yang menyerang hidung, tenggorokan, atau kulit.
-
Siapa yang dirawat di rumah sakit? Mantan Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohamad, saat ini dirawat di rumah sakit akibat infeksi pernapasan.
-
Apa penyebab penyakit difteri? Difteri adalah penyakit menular yang terjadi karena bakteri C. diphtheriae. Racun yang dihasilkan bakteri ini yang menyebabkan orang menjadi sangat sakit.
-
Siapa yang rentan tertular difteri? Faktor-faktor yang meningkatkan risiko tertular difteri antara lain: Tidak mendapat vaksinasi difteri secara lengkap Tinggal di area padat penduduk atau yang buruk kebersihannya Bepergian ke daerah yang tingkat difterinya sedang tinggi Memiliki daya tahan tubuh lemah, misalnya karena menderita AIDS
-
Kapan gejala difteri muncul? Gejala difteri biasanya muncul 2 sampai 5 hari setelah seseorang terinfeksi.
Ketiga pasien suspect difteri itu yakni SM (12) warga Dolok Sanggul, Humbahas; NM (15), warga Asahan; dan MRH (7), warga Medan.
Namun, hasil laboratorium terhadap SM dan NM telah diterima pihak rumah sakit. "Hasil untuk 2 pasien sudah datang dari Jakarta. Sejauh ini hasilnya dinyatakan negatif untuk keduanya. Tapi untuk yang lain kita masih menunggu," kata dr Ayodhia Pitaloka Pasaribu yang merawat pasien suspect difteri.
Dia menjelaskan, dua pasien yang dinyatakan negatif sudah diperbolehkan pulang. "Akan kita pulangkan hari ini karena sudah mendapat hasil dari Jakarta. Yang satu lagi dalam kondisi baik tapi kita menunggu konfirmasi dari Jakarta," jelas Ayodhia.
Terkait penyediaan Anti Difteri Serum (ADS) di RSUP H Adam Malik, Ayodhia menyatakan jumlahnya mencukupi. Mereka terus berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Provinsi Sumut untuk penyediaan serum ini.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sejumlah pasien demam berdarah dengue sampai saat ini masih menjalani rawat inap.
Baca SelengkapnyaKasus pertama cacar monyet terjadi pada Agustus 2022 lalu. Pasien itu pun sudah dinyatakan sembuh.
Baca SelengkapnyaDifteri pertama kali terdeteksi di Pamekasan pada tahun 2018 silam.
Baca SelengkapnyaRumah sakit di Mojokerto kewalahan menampung pasien anak. Sejumlah anak sakit tak kebagian kamar.
Baca SelengkapnyaDalam sehari ada sekira 60 jemaah haji yang mendapatkan pelayanan rawat jalan.
Baca SelengkapnyaSebanyak 12 Jemaah Lansia Alami Demensia, Kini Dirawat di KKHI Mekkah
Baca SelengkapnyaTerdapat tiga kasus cacar monyet di DKI Jakarta, kasus pertama ditemukan Agustus 2022 lalu.
Baca SelengkapnyaPenyakit difteri kembali ditemukan di Garut, Jawa Barat. Seorang warga Kecamatan Samarang dilaporkan meninggal dunia setelah mengalami gejala difteri.
Baca SelengkapnyaNgabila berujar, empat kasus ini merupakan temuan yang berbeda dan tak berkaitan satu sama lain.
Baca SelengkapnyaPenderita DBD di Depok melonjak drastis di Februari hingga 119 kasus
Baca SelengkapnyaPeristiwa tersebut terjadi saat mahasiswa baru Sekolah Vokasi Undip mengikuti kegiatan pengenalan di kampus.
Baca SelengkapnyaSeluruh pasien merupakan laki-laki berusia 23-50 tahun. Semuanya tertular melalui kontak seksual.
Baca Selengkapnya