Pemilik Warung dan Sopir Truk Keluhkan Dampak Pengalihan Jalan di Inhu
Merdeka.com - Sejumlah pemilik warung dan sopir truk memprotes pengalihan rute kendaraan bertonase besar di Jalan Azki Aris Rengat-Kuala Cenaku, Kabupaten Indragiri Hulu, Provinsi Riau. Hal ini merupakan imbas dari proyek perbaikan jalan di kawasan tersebut.
Sopir mengeluhkan tidak bisa bekerja efektif, sedangkan pemilik warung berimbas sepi pembeli.
"Warung kami jadi sepi pembeli. Biasanya kan sopir-sopir itu singgah untuk makan dan istirahat. Tapi sekarang tak ada lagi, penghasilan kami hanya dari jualan ini, bagaimana kami mau makan dan sekolahkan anak-anak," kata Siti, salah seorang warga yang berjualan di lokasi, Minggu (12/9).
-
Kenapa warga demo jalan rusak? 'Ke mana uang pajak kami? Ke mana uang pajak kami? Bertahun-tahun kami merasakan jalan rusak yang seperti ini,' seru sang orator dalam sebuah video yang diunggah lewat Instagram @merapi_uncover.
-
Dimana warga demo jalan rusak? Pada Minggu (17/3), warga di sepanjang Jalan Godean, tepatnya di Desa Sumberarum, Kecamatan Moyudan, Sleman, bersama satuan Jaga Warga mengadakan arak-arakan dengan membawa banner.
-
Apa yang rusak di jalan tersebut? 'Kami meminta agar segera dibangun jalan dari Dusun Juron sampai Dusun Dawung, karena ini adalah akses yang paling penting bagi warga kedua dusun. Terutama masalah anak sekolah yang harus mereka perhatikan. Kalau mereka pakai matic, kondisi jalan yang licin berbahaya bagi mereka,' kata Sugiyanto, warga Desa Pandanharum, dikutip dari kanal YouTube Liputan6 pada Senin (5/2).
-
Bagaimana reaksi pengendara mobil saat diprotes? Pengemudi mobil itu justru membuka kaca sambil mengeluarkan pistolnya.
-
Di mana jalan rusak yang membuat warga harus menandu pasien? Sejumlah penduduk di Kecamatan Tutar, Kabupaten Polewali Mandar, Sumatra Utara, harus berjuang saat merujuk seorang warga sakit menggunakan tandu.
-
Apa yang bikin warga resah? Momen teror suara ketuk puntu rumah yang terekam di kamera CCTV ini bikin warga sekitar resah.
Siti mengeluhkan kondisi pandemi Covid-19 yang berdampak bagi usahanya. "Kami sudah sangat terdampak pandemi, kalau Dinas PUPR tak bisa membantu ekonomi kami, minimal jangan menutup jalan lah. Itu kemarin sopir truk sampai ribut dengan orang yang perbaiki jalan," katanya.
Dinas PUPRPKPP Riau melalui PPTK peningkatan jalan kapasitas Rengat-Kuala Cinaku, Brantas Hartono mengatakan, pengalihan kendaraan bertonase berat tiga sumbu ke atas ke jalan Sei Akar Bagan Jaya imbas dari peningkatan jalan Rengat-Kuala Cinaku.
"Jadi pengalihan ini merupakan kegiatan lanjutan tahap ketiga. Pengerjaannya tak sama dengan tahap kedua, mengingat kondisi badan jalan sangat sempit. Karena itu, kami harus melakukan kajian dan diskusi dengan pimpinan. Kesimpulannya menyampaikan surat ke Pemkab Inhu melalui Sekda untuk pengalihan rute," kata Brantas.
Menurut Brantas, pihaknya sudah melakukan pertemuan dengan Polres Inhu, Dishub, PUPR Inhu. Mereka juga mensosialisasikan dengan pemasangan spanduk baliho di lokasi kegiatan sejak 25 Agustus lalu.
Pada dasarnya, kata Brantas, pemerintah tidak menghambat investasi atau mengganggu operasional perusahaan dengan pengalihan rute ini. Dia menyebut, jika memang bisa lewat kendaraan bertonase besar dengan sumbu tiga ke atas, maka dibolehkan.
"Tapi kalau tidak bisa, kita putuskan bersama setelah pengecekan ini di beberapa titik. Semua kami lakukan juga demi keselamatan pengendara atau sopir. Takut jika kendaraan bertonase besar terguling sebab badan jalan sempit," bebernya.
Namun jika dilihat di lapangan secara bersama-sama, lanjut Brantas, badan jalan memiliki lebar 7-8 Meter. Hal itu dinilai tidak mengganggu aktivitas kendaraan yang lewat. Sebab, di lokasi pembangunan terdapat penjaga marka jalan. Bahkan buka tutup jalan juga dilaksanakan untuk melancarkan arus transportasi.
Lama pengerjaan peningkatan jalan itu mencapai 150 hari kerja. Jalan tersebut akan dibangun dengan rigid sepanjang 1,4 kilometer dengan lebar 7 meter. Namun tampak di lokasi pekerjaan tidak tampak semua dilakukan penimbunan di pingir jalan. Kendaraan pun akhirnya tak bisa lewat.
"Jika dibandingkan dengan pekerjaan rijit tahun lalu, tidak diberlakukan pengalihan rute kendaraan. Ini ada apa? Masyarakat yang berprofesi sebagai sopir mengeluh akibat perubahan rute tersebut. Di tengah pandemi covid-19 justru membuat para sopir semangkin tertekan," kata Rudi salah satu sopir truk.
Pengecekan dan kajian akan dibuatkan berita acara yang ditandatangani pihak terkait. Hasilnya, badan jalan tidak memungkinkan untuk dilalui kendaraan bertonase berat dengan sumbu tiga ke atas.
Menanggapi putusan itu, mandor angkutan CPO PT Sumber Kencana Inhu, Tariono mengaku keberatan dengan penutupan jalan Azki Aris, Kota Rengat. Selain jauh, sopir yang tinggal di Rengat juga harus memutar sangat jauh dari jalan Sei Akar Bagan Jaya ke Rengat.
Apalagi, kata Tariono, kontrak angkutan CPO dengan jumlah 80 angkutan setiap hari tidak bisa dihentikan. Sebab, kontrak itu sudah disepakati dan tidak bisa lagi dilakukan perubahan.
"Sehingga kalau tidak bisa melewati jalan Azki Aris Rengat, tentu kami akan mengalami kerugian. Kini kami terpaksa mencari solusi melakukan penambahan uang operasional," katanya
Sementara itu, Mastur alias Asun, pemilik kendaraan dump truck mengaku tidak akan menyerah dan optimistis bisa melewati jalan tersebut tanpa mengganggu pekerjaan jalan Azki Aris.
Menurutnya, dump truck bisa lewat di jalan selebar 7 meter sampai 8 meter. Karena, uji coba yang dilakukan oleh pihak Dinas PUPR Provinsi Riau harus dilakukan dengan mobil dump truck standar pabrik. Maka dari itu, jika mobil pengangkut yang diuji tidak bisa, maka mobil itu tidak standar lagi.
"Jika pengalihan ini tetap dilakukan, PUPR Provinsi Riau harus mengeluarkan surat resmi dan sampaikan kepada para pengusaha angkutan. Kenapa ini baru diberlakukan, sedangkan selama ini tidak, ada apa ini? Perekonomian kita sudah hancur di tengah pandemi covid 19 jangan para sopir di buat susah dan pengusaha juga ikut susah," kata Asun.
Sementara itu, tokoh masyarakat Indragiri Hulu Adnan Saravih menilai kontraktor proyek jalan Azki Aris tidak profesional. Sebab jika dihitung bahan bakar kendaraan truk, maka kerugian akan terlihat.
"Berara kilometer per liter bahan bakar, kalau dialihkan ke yang lebih jauh. Bisa-bisa kerugian yang dialami sopir truk sangat fantastis. Usahawan bayar pajak miliaran rupiah," katanya.
Dia menyebutkan, proyek jalan bukan hanya di Azki Aris, tapi juga dikerjakan di lokasi lain. Namun, proyek jalan tidak harus mengalihkan rute perjalanan.
"Mana ada yang main stop dan pengalihan rute. Karena bisa separuh-separuh dibuat, sehingga tidak menghambat operasional transportasi. Jalan Lintas APBN dari zaman dulu belum pernah terjadi pengalihan jalan untuk semua kendaraan. Pengambilan keputusan yang berwenang harus melalui kajian analisa yang baiklah," jelasnya. (mdk/cob)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Warga Parung Panjang berharap jalan rusak parah segera diperbaiki
Baca SelengkapnyaSelama ini banyak kendaraan pengangkut logistik dan mobil yang berkepentingan ke lokasi penampungan imigran etnis Rohingya di Kuala Parek.
Baca SelengkapnyaSering dilewati truk pengangkut material proyek, dampak buruk dirasakan masyarakat dan lingkungan di Sumedang
Baca SelengkapnyaLalu lintas truk angkutan material proyek pembangunan di wilayah Pantura, Kabupaten Tangerang memicu kemarahan warga.
Baca SelengkapnyaSejumlah warga, khususnya pengguna sepeda motor, terpaksa selap-selip di antara truk-truk besar untuk menembus kemacetan.
Baca SelengkapnyaIshak sebagai salah seorang perwakilan warga Parung Panjang meluapkan perasaannya kepada Mulayadi selaku pimpinan Komisi V DPR.
Baca SelengkapnyaWarga menyebut Peraturan Bupati soal jam operasional truk tambang di wilayah Kosambi sekadar pajangan. Mereka minta pemkab tutup aktivitas tambang.
Baca SelengkapnyaKursi Camat Parungpanjang diisi oleh Chairuka Judhyanto yang sebelumnya menjabat Camat Ciomas.
Baca SelengkapnyaWarga berebut jarah susu dari truk yang alami kecelakaan di Indramayu. Aksi ini bikin miris warganet.
Baca SelengkapnyaWarga sudah berulang kali mencari keadilan dengan cara melapor ke pemda setempat. Tetapi suara hati mereka dianggap angin lalu.
Baca SelengkapnyaSebelumnya warga sudah sempat memperbaiki jalan tersebut, namun akhirnya rusak kembali.
Baca SelengkapnyaTol Puncak-Cianjur itu memang sudah ada petanya. Tinggal dilaksanakan saja.
Baca Selengkapnya