Penampakan Cicak Spesies baru Diberi Nama Pecel Madiun, Apa Bedanya dengan Cicak yang Menempel di Tembok Rumah?
Cicak spesies baru ini ditemukan di Jawa Timur, tepatnya sekitar Maospati dan Mojokerto

Dalam dunia sains, penemuan spesies baru selalu menjadi berita menarik. Kali ini, tim peneliti dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) berhasil menemukan spesies cicak baru di Jawa Timur, Indonesia. Cicak ini dinamakan Cyrtodactylus pecelmadiun, terinspirasi dari makanan khas daerah tersebut, yaitu 'pecel Madiun'.
Penemuan ini dilakukan di sekitar Maospati dan Mojokerto, yang menunjukkan keragaman hayati yang luar biasa di Indonesia.
Cyrtodactylus pecelmadiun termasuk dalam genus Cyrtodactylus, yang dikenal sebagai cicak jarilengkung. Penemuan spesies ini tidak hanya menambah daftar kekayaan hayati Indonesia, tetapi juga menyoroti pentingnya penelitian biodiversitas di wilayah yang sudah banyak terpengaruh oleh aktivitas manusia.
Penelitian ini membuka peluang untuk memahami lebih dalam tentang ekologi dan perilaku cicak ini.
Spesies baru ini ditemukan di habitat perkotaan, seperti tanggul jembatan, tumpukan genteng, dan kebun di pemukiman desa.
Hal ini menunjukkan kemampuan adaptasi yang tinggi dari cicak ini terhadap lingkungan yang telah dimodifikasi oleh manusia. Keberadaan Cyrtodactylus pecelmadiun menjadi bukti bahwa meskipun lingkungan telah berubah, masih ada ruang bagi spesies baru untuk berkembang.
Klasifikasi dan Karakteristik Fisik
Cyrtodactylus pecelmadiun diklasifikasikan dalam genus Cyrtodactylus yang dikenal luas di kalangan peneliti. Karakteristik fisik cicak ini cukup menarik, dengan warna dasar coklat kehitaman. Ukuran tubuh cicak jantan dewasa dapat mencapai 67,2 milimeter, sementara betina sedikit lebih kecil, dengan panjang sekitar 59,0 milimeter.
Karakteristik sisik pada cicak ini juga cukup unik, terdiri dari:
- 18–20 baris tuberkular dorsal
- 26–28 baris tuberkular antara ketiak dan selangkangan
- 28–34 baris sisik perut
Bentukan itu menjadi ciri khas tersendiri cicak Cyrtodactylus pecelmadiun dan itu yang membedakannya dari cicak lainnya yang ada di Indonesia.
Kekerabatan dan Penelitian Lanjutan
Studi filogenetik menunjukkan bahwa C. pecelmadiun memiliki hubungan dekat dengan Cyrtodactylus petani, dengan jarak genetik berkisar antara 0,1 hingga 1,6 persen. Temuan ini menambah pemahaman tentang keragaman genetik dalam genus Cyrtodactylus dan memberikan wawasan baru bagi para peneliti.
Hasil penelitian mengenai Cyrtodactylus pecelmadiun telah dipublikasikan dalam jurnal Zootaxa edisi 16 Januari 2025. Publikasi ini menjadi langkah awal untuk penelitian lebih lanjut mengenai ekologi, perilaku, dan upaya konservasi spesies ini. Penelitian yang lebih mendalam sangat diperlukan untuk memahami peran cicak ini dalam ekosistem dan bagaimana kita dapat melindungi keberadaannya di tengah perubahan lingkungan yang cepat.