Pengacara Jessica sebut kesimpulan JPU mengada-ngada

Merdeka.com - Ketua tim penasihat hukum terdakwa Jessica, Otto Hasibuan mengatakan, ada beberapa tuntutan Jaksa Penuntut Umum (JPU) yang dinilainya mengada-ngada. Menurut Otto, tudingan JPU itu salah satunya soal Jessica menuangkan sianida ke kopi Vietnam yang diminum Mirna.

"Cuma tadi yang kita hanya kaget saja, ada hal-hal yang menurut saya tidak benar ya. Masa dia bilang bahwa Jessica memasukkan suatu lima gram. Kapan itu? Anda sendiri nonton terus kan? Anda sendiri nonton, dari mana muncul itu? Haduh. Kok ada, keterangan saksi kan semacam di putar-putar gitu ya," ungkap Otto di sela-sela persidangan di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Rabu (5/10).

Otto melanjutkan ahli digital forensik Mabes Polri M. Nuh al Azhar sekalipun tak pernah menyebutkan terdakwa Jessica menuangkan racun sianida sebanyak 5 gram. Otto malah mempertanyakan dari mana JPU tahu 5 gram racun sianida dimasukkan ke dalam es kopi Vietnam yang diminum Mirna.

"Pak Nuh sendiri ahlinya tidak pernah mengatakan bahwa dia melihat di CCTV, Jessica itu mengambil sianida lima gram. Lima gram lagi, berarti dia hitung. Kalau sudah diketahui lima gram berarti ada dong barangnya dong? Kan itu aja gampang kita terapkan, berarti ada barangnya, ya kan? Kalau ada barangnya berarti jaksa lihat barangnya, ditimbang dong berarti kan? Jadi ini saya kira kesimpulan yang luar biasa, beraninya jaksa itu, luar biasa sekali saya tidak menyangka begitu," terang Otto.

"Bahkan Nuh sendiri, dengan percobaannya dia mengambil tas sesuatu dan tidak berani juga mengatakan dimasukkan ke dalam gelas, dia membawa tangannya ketas gelas kan begitu," sambung Otto.

Meski demikian, Otto mengaku dirinya enggan menyebutkan pembacaan kesimpulan oleh JPU tadi merupakan manipulasi. Namun disisi lain pernyataan jaksa tidak sesuai dengan faktanya.

"Kalau saya bilang manipulasi kan enggak enak, tapi ya itu enggak benar lah menurut saya. Kemudian ada keterangan saksi tadi Lia kalau enggak salah ya, dia bilang dibacakan padahal enggak pernah dibacakan, gitu loh," tutur Otto.

"Jadi saya pikir banyak sekali lah yang enggak benar di datanya itu, jadi kelihatannya ini memaksakan diri," imbuhnya.