Penutur Mulai Gengsi, Eksistensi Bahasa Daerah di Sumsel Mulai Punah
Merdeka.com - Status bahasa daerah di Sumatera Selatan mengalami kemunduran. Jika terus terjadi, bukan tidak mungkin bahasa lokal akan punah dan ditinggalkan warganya.
Secara umum provinsi itu memiliki enam bahasa daerah, yakni bahasa Lematang, Komering, Melayu, Ogan, Kayuagung, dan Pedamaran. Dari jumlah itu, dua bahasa daerah masih berada dalam status aman, yakni bahasa Komering dan Ogan.
Bahasa Komering dituturkan di Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Timur, OKU, OKU Selatan, dan Ogan Komering Ilir dengan jumlah 470 ribu penutur. Sementara bahasa Ogan tersebar di OKU, Muara Enim, Banyuasin, dan Ogan Ilir dengan jumlah 1,5 juta penutur.
-
Dimana Bahasa Indonesia tersebar? Bahkan, penggunaan Bahasa Indonesia tersebar di 47 negara di dunia.
-
Apa negara dengan bahasa terbanyak? Papua Nugini adalah negara dengan bahasa paling beragam di dunia, dengan sekitar 840 bahasa yang digunakan, lebih dari dua kali lipat seluruh benua Eropa.
-
Dimana bahasa terbanyak di dunia? Asia memiliki paling banyak, 2.300, diikuti oleh Afrika dengan 2.144.
-
Negara mana yang memiliki bahasa terbanyak di dunia? Negara dengan jumlah bahasa terbanyak adalah Papua Nugini dengan 840 bahasa.
-
Bahasa apa yang paling banyak digunakan di Indonesia? Indonesia yang ternyata punya 707 bahasa berada di peringkat kedua.
-
Apa bahasa yang digunakan Suku Akit? Dalam interaksi sosial, Suku Akit memiliki bahasa sendiri yang menggunakan dialek Akit atau bisa disebut dengan bahasa Akit.
"Dari enam bahasa daerah, empat bahasa di antaranya mengalami kemunduran, hanya dua yang masih aman," ungkap Kepala Balai Bahasa Sumsel Karyono, Jumat (5/5).
Menurut dia, banyak faktor yang menyebabkan kemunduran dalam berbahasa daerah. Mulai dari sikap penutur bahasa daerah terhadap bahasanya, migrasi atau mobilitas sosial yang tinggi, perkawinan, dan bencana walaupun tidak begitu signifikan.
"Pada intinya, ada sikap gengsi dari penutur, mereka lebih memilih menuturkan bahasa lain ketimbang bahasa daerahnya," ujarnya.
Oleh karena itu, revitalisasi penting dilakukan sebagai upaya pelestarian dan pengembangan bahasa daerah kepada generasi muda sehingga menggunakan bahasa daerah dalam kesehariannya. Revitalisasi bahasa daerah juga dapat dilaksanakan dengan berbasis keluarga, sekolah, dan komunitas.
"Bahasa daerah adalah aset yang sangat berharga bangsa ini, yang menjadi salah satu jati diri bangsa. Makanya harus dilestarikan agar tidak punah," terangnya.
Agar tujuan ini terwujud, pihaknya mendorong pemerintah daerah untuk menguatkan peraturan daeran dan turunannya terkait penggunaan bahasa daerah atau bahkan menerbitkan perda khusus menyangkut bahasa daerah. Dinas Pendidikan juga memaksimalkan mata pelajaran muatan lokal untuk mentransformasikan bahasa daerah ke anak didik.
"Jika perlu diterbitkan peraturan gubernur sehingga bahasa daerah bisa dilestarikan sama anak cucu mendatang," katanya. (mdk/eko)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Manusia merupakan makhluk sosial yang hidup secara berdampingan dan saling membutuhkan.
Baca SelengkapnyaSalah satu penduduk asli yang mendiami Provinsi Riau yang memiliki bahasa melayu Riau yang unik, namun bahasa tersebut terancam hilang.
Baca SelengkapnyaTak diduga, salah satu provinsi di Indonesia dahulu ada yang bernama Sumatra Tengah. Kini daerah-daerahnya masih ada sampai sekarang.
Baca SelengkapnyaKelompok etnis yang berada di Tanah Rejang ini diakui sebagai salah satu penduduk asli Bengkulu pertama dan suku tertua.
Baca SelengkapnyaCara unik dilakukan Dosen di Fakultas Ilmu Budaya UGM dengan wajibkan Mahasiswa presentasi pakai Bahasa Daerah.
Baca SelengkapnyaBudaya menjadi aspek penting dalam pembangunan IKN.
Baca SelengkapnyaKonsep ini ditunjukkan agar kearifan lokal yang ada di IKN tetap terlihat jelas.
Baca SelengkapnyaMenurut catatan sejarah, keduanya memiliki pengaruh yang besar sebagai pelestari kebudayaan nenek moyang Kalimantan dengan angkatan militer laut yang kuat.
Baca SelengkapnyaIndonesia negara besar dengan total 17.000 pulau dengan keberagaman budaya yang harus dijaga dan dilestarikan.
Baca SelengkapnyaPenggunaan aksara Korea atau Hangeul membuat bahasa Cia-Cia yang hampir punah kini mendapatkan perhatian kembali yang lebih besar.
Baca SelengkapnyaPeningkatan penduduk miskin di Sulawesi disebabkan rendahnya pertumbuhan konsumsi rumah tangga.
Baca Selengkapnya