Perang suku di Mimika, 570 warga mengungsi ke Kabupaten Jayapura
Merdeka.com - Pertikaian berdarah antarkelompok sudah sepekan terjadi di Kampung Jile Jale SP III, Kwamki Narama, Kabupaten Mimika, Papua. Akibatnya, 570 warga setempat mengungsi ke Kabupaten Jayapura.
Ratusan warga atau pengungsi dari Kwamki Narama itu kini ditampung di lapangan asrama Toli, Palomo, Sentani, Kabupaten Jayapura dengan mendirikan tenda darurat.
Salah satu tokoh masyarakat sekaligus pengungsi, Jhony Wonda, menyatakan 570 warga yang mengungsi itu terdiri dari 250 kepala keluarga dan 320 anak-anak.
-
Siapa yang menjadi korban tewas? Korban meninggal dunia:1. Catur Pancoro (47) warga Tulangan, Sidoarjo.2. Hadi umar F (21), warga Mojo Lebak Mojokerto.3. Aditya Sapulete (38), warga Cungkup Pucuk, Lamongan.
-
Siapa yang tewas dalam kontak senjata? 'Adapun identitas KKB yang tewas yakni, Oni Kobagau, Jaringan Belau, Agustia, dan Ones,' tutur Faizal kepada wartawan, Rabu (24/1/2024).
-
Dimana bentrokan terjadi? Pada Minggu (15/10), sebuah bentrokan antar kelompok terjadi di Muntilan, Kabupaten Magelang.
-
Bagaimana korban meninggal? 'Dalam proses dari Lampung ke Jakarta ini (korban) pendarahan hebat. Pelaku juga mengetahui bahwa si korban sedang pendarahan. Pelaku ini mengetahui bahwa korban sedang pendarahan hebat, namun dibiarkan saja, sehingga korban kehabisan darah dan meregang nyawa,' kata dia.
-
Siapa yang gugur dalam pertempuran? Kabar pasti baru diterimanya dari Kapten Djajoesman, seorang anggota intel tentara di Jawa Timur yang merupakan sahabat baik Oetari. Menurut sang kapten, Soewanda memang telah gugur dalam suatu pertempuran seru yang terjadi di Klakah pada Juni 1949.
-
Siapa korban pembunuhan? Pelaku ditangkap oleh tim gabungan Resmob Polrestabes Semarang dan Jatanras Polda Jateng di hari yang sama dengan kejadian yaitu Senin (24/7). “Jadi kejadian jam 03.00 wib. Pelaku kami tangkap dalam pelariannya di Solo Jateng pukul 06.00 Wib.“
"Kami berangkat dari Mimika secara bertahap, dari Selasa (26/7) dan hari ini dengan menggunakan pesawat Sriwijaya Air dan Garuda Indonesia. Dan dalam akhir pekan ini akan ada lagi yang tiba di Jayapura," kata Jhony di Jayapura, Kamis (28/7).
Menurut Jhony, ratusan pengungsi itu merupakan warga jemaat GIDI dari lima gereja yang ada di Kwamki Narama. Mereka memang sengaja menghindari pertikaian antarkelompok.
"Kami berangkat ke Jayapura dengan menggunakan biaya sendiri, tanpa ada bantuan pemerintah. Kami juga butuh perhatian dari pemerintah daerah sini dan pemangku kepentingan terkait nasib kami," ujar Jhony, seperti dilansir dari Antara.
Dandim 1710/Mimika, Letkol Inf Windarto, menyatakan konflik di Kwamki Narama perlu mendapatkan perhatian serius karena sudah menjurus kepada konflik yang lebih luas. Dia beserta Forkompimda dan perwakilan tokoh masyarakat bertikai menggelar pertemuan kembali, guna mencari solusi penyelesaian masalah.
"Pertemuan itu dilaksanakan di Hotel Rimba Papua, Timika, Kabupaten Mimika, pada Rabu (27/7), untuk melanjutkan rangkaian upaya perdamaian yang telah dilakukan sebelumnya. Dengan bahasan upaya perdamaian dengan pihak kubu di bawah pimpinan Atimus Komangal secara adat," kata Windarto saat dihubungi melalui telepon seluler.
Buat mengantisipasi hal itu, Kodim 1710/Mimika meminta seluruh pemangku kepentingan menyelesaikan permasalahan melalui jalur perdamaian.
"Harapan kami kejadian itu dapat segera dicarikan jalan keluar yang terbaik sehingga ke depan tidak akan terulang kejadian yang sama," ucap Windarto.
Dalam pertemuan dihadiri Kapolda Papua, Irjen Pol Paulus Watterpauw, dan Danrem 174/ATW, Kolonel Inf Asep Setiawan, menghasilkan sejumlah kesepakatan. Yaitu tiga korban atau jenazah dari Kampung Tunas Matoa Ili Ale yang meninggal saat penyerangan pada 25 Juli lalu, akan dikremasi (dibakar) hari ini, sembari menunggu kedatangan Atimus Komangal.
Lalu, kesepakatan berikutnya adalah Paulus memberikan batas waktu penyelesaian kasus pertikaian hingga hari ini. Jika tidak ada, maka polisi akan bertindak.
"Untuk keputusan ketiga, Bupati Puncak siap menanggung biaya kepala korban dari Suku Dani dan memberikan bantuan sebesar Rp 150 juta kepada kelompok Atimus Komangal, Hosea Ongomang, dan Eska Kogoya. Dan pertemuan masih akan dilakukan untuk mencari titik temu dan kesepakatan bersama sehingga pertikaian dapat diselesaikan dengan cepat," kata Paulus. (mdk/ary)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dua Kelompok Bentrok akibat Lakalantas di Wouma, 2 Tewas dan 5 Luka-Luka
Baca SelengkapnyaDari 327 pengungsi, terdapat dua orang yang sakit parah yakni stroke dan pendarahan
Baca SelengkapnyaMoro Kogoya membenarkan bahwa perang itu terjadi di kawasan Mulia, Puncak Jaya, Papua.
Baca SelengkapnyaAkibat penyerangan yang dilakukan menyebabkan dua anggota Polres Lanny Jaya gugur yaitu Brigpol Triyuda Ardigantara dan Aiptu Hidayat,
Baca Selengkapnya2000 Orang Terkubur Hidup-Hidup karena Longsor di Papua Nugini, Negara Resmi Minta Pertolongan
Baca SelengkapnyaSejauh ini, dikatakan Kapolres Jakarta Utara tidak ada korban jiwa dari bentrokan warga itu.
Baca SelengkapnyaSebanyak 114 bangunan dan kendaraan dibakar saat pertikaian antar massa pendukung di Kabupaten Lanny Jaya.
Baca Selengkapnya327 warga telah dievakuasi pada gelombang ketiga Tim KRI Kakap-811 atau dari TNI Angkatan Laut. Dari jumlah itu, terdapat 192 wanita dan 135 pria.f
Baca SelengkapnyaBayu mengatakan informasi 3 KKB yang tertembak diperoleh dari informan dalam kelompok Yoswa Maisani.
Baca SelengkapnyaSalah satu polisi gugur saat bertugas mengevakuasi para korban.
Baca SelengkapnyaPesonel Polri rutin melakukan patroli di sepanjang desa.
Baca SelengkapnyaKerusuhan itu terjadi akibat provokasi yang dilakukan sejumlah pihak saat mediasi berlangsung.
Baca Selengkapnya