Peringati hari kelahiran Bung Karno, Puti buka bersama makan nasi tumpeng
Merdeka.com - Hari lahir Bapak Proklamator Indonesia sekaligus Presiden RI pertama, Ir. Soekarno tanggal 6 Juni 2018, diperingati dengan menggelar syukuran di rumah tempat lahir Bung Karno di Surabaya, tepatnya di Jalan Peneleh.
Peringatan kelahiran digelar oleh DPC PDI Perjuangan Kota Surabaya tersebut dihadiri cucu Bung Karno yakni Puti Guntur Soekarno yang sekarang mencalonkan diri sebagai Wakil Gubernur Jawa Timur.
Kehadiran Mbak Puti panggilan akrab Puti Guntur Soekarno itu menjadi kado istimewa, meski terlihat sederhana. Sebab, sesuai dengan kelahiran Soekarno pada 6 Juni 1901, maka sekarang sudah menginjak usia 117 tahun.
-
Kapan Soekarno dilahirkan? Srimben pernah berkata kepada Soekarno kecil, kelak dirinya akan jadi pemimpin besar karena ia lahir saat fajar menyingsing.
-
Apa nama asli Soekarno? Soekarno dahulu terlahir dengan nama Kusno.
-
Apa yang dilakukan Soekarno saat proklamasi? Bung Karno menggambarkan upacara itu sangat sederhana. Bendera pertama yang dikibarkan adalah jahitan tangan Ibu Fatmawati. Tiangnya dari batang bambu yang ditancapkan beberapa saat sebelumnya ke tanah. Tidak ada musik, tidak ada orkestra, hanya lagu Indonesia Raya yang dinyanyikan bersama. “Alhamdulillah, Bendera Republik Sekarang Telah Berkibar.“ “Kalau pun ia diturunkan lagi, itu harus melalui mayat dari 72 juta bangsaku. Kami tak akan melupakan semboyan revolusi: Sekali Merdeka tetap Merdeka!“ tegas Bung Karno.
-
Di mana Ir. Soekarno diasingkan? Melansir dari situs indonesia.go.id, pada tanggal 6 Februari 1949, Ir. Soekarno, Agus Salim, Mohammad Roem, dan Mr. Ali Sastroamidjojo pun diasingkan ke Muntok yaitu Pesanggrahan Menumbing.
-
Di mana Bung Karno dilahirkan? Tiga tahun pasca kelahiran Soekarmini, pada 6 Juni 1901 Srimben melahirkan Soekarno di sebuah rumah sederhana di sekitar Makam Belanda kampung Pandean III Surabaya.
-
Kapan Soekarno diasingkan di Bengkulu? Masa pengasingan Soekarno mulai tahun 1938 sampai 1942 ini telah muncul jalinan asmara dengan Fatmawati setelah sang presiden aktif dalam kegiatan kepemudaan Bengkulu.
Usia itupun diperingati dengan menyediakan 117 nasi tumpeng dan dimakan, sebagai menu buka bersama Puti Guntur Soekarno. Sehingga, Jalan Peneleh pun harus ditutup karena begitu tingginya antusiasme warga Surabaya yang ingin mengikuti acara tersebut.
Puti bersama keluarga dan kader PDI ©2018 Merdeka.com
Ribuan warga, tumplek blek memadati Jalan Peneleh dan Jalan Pandean IV, jalan dimana rumah lahir Bung Karno berada.
Mbak Puti yang datang bersama suaminya, Joy Kameron dan kedua anaknya, Syandria dan Syahandra Kameron, dengan ramah menyapa dan menyalami warga Surabaya yang duduk lesehan di sepanjang jalan menunggu waktu berbuka puasa datang.
Tujuan pertama Mbak Puti adalah rumah Bung Karno. Dia dan keluarganya masuk ke kamar Bung Karno lalu berdoa yang dipimpin oleh Joy Kameron.
"Dalam kesempatan ini saya juga mau meluruskan sejarah, bahwa kelahiran Bung Karno itu di Surabaya, karena masih banyak yang mengatakan Bung Karno ini lahir di Blitar," kata Mbak Puti
Mbak Puti melihat antusiasme warga untuk mengikuti syukuran tumpengan ini adalah bentuk keguyuban dan kegotongroyongan para Soekarnois dan warga Surabaya yang cinta pada Bung Karno. (mdk/hhw)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Capres Prabowo Subianto berziarah ke makam Presiden RI ke-1 Soekarno
Baca SelengkapnyaPrabowo bersama rombongan berziarah ke makam Bung Karno.
Baca SelengkapnyaTry tiba sekita pukul 08.20 WIB dan nampak mengenakan pakaian adat Jawa dan blangkon.
Baca SelengkapnyaSiapa sangka anak yang lahir saat fajar menyingsing ini menjadi sosok yang berjasa dan dikenang sepanjang masa.
Baca SelengkapnyaMegawati tiba di Bandara H Hasan Aroeboesman sekira pukul 13.50 WITA
Baca SelengkapnyaSetibanya Prabowo di area Makam Bung Karno, warga sangat antusias ingin bertemu, bersalaman ataupun berfoto dengan Prabowo.
Baca SelengkapnyaKampanye di Ende, Ganjar Pranowo Napak Tilas di Rumah Pengasingan Bung Karno
Baca SelengkapnyaAcara tersebut diselenggarakan pimpinan MPR RI di Ruang Delegasi Lantai 2 Gedung Nusantara V MPR RI, Jakarta, hari ini.
Baca SelengkapnyaProklamasi Kemerdekan 17 Agustus 1945 digelar dengan sangat sederhana. Bahkan Sukarno pun tak pernah membayangkan peristiwa besar digelar dengan sederhana.
Baca SelengkapnyaSepanjang hidup Bung Karno hanya untuk didedikasikan bagi persatuan dan kesatuan bangsa dan negara.
Baca SelengkapnyaSebuah potret lawas yang merekam aktivitas sang Proklamator beredar di media sosial.
Baca SelengkapnyaSetiap tahun, anak dan cucu Bung Karno ini tak pernah melewatkan kesempatan nyekar ke makam.
Baca Selengkapnya