Polisi Gerak Cepat Usut Siswa Terlambat Tewas Dihukum Lari Keliling Lapangan
Merdeka.com - Salah satu siswa SMP swasta di Kota Manado, Sulawesi Utara, meninggal diduga akibat kelelahan setelah menjalani hukuman fisik karena datang terlambat ke sekolah.
Korban bersama tujuh siswa lainnya dihukum dijemur di halaman sekolah selama 15 menit, kemudian harus keliling lapangan halaman sekolah sebanyak 20 kali.
Baru empat kali putaran, korban tersungkur dan tidak sadarkan diri. Korban sempat dilarikan ke Rumah Sakit Angkatan Udara, kemudian dirujuk ke rumah sakit lain hingga akhirnya dinyatakan meninggal di Rumah Sakit Malalayang.
-
Siapa yang gugur di halaman sekolah? Seorang pemuda TRIP bernama Moeljadi meninggal dunia di halaman sekolah dalam perjuangannya mempertahankan kemerdekaan RI.
-
Bagaimana mahasiswa di Sleman tewas gantung diri? Sang ayah pada mulanya datang ke kos korban untuk mengantar makanan pukul 09.00. Sampai di kos, ayah korban mengetuk pintu, namun tidak dibuka oleh anaknya. Ayah korban meninggalkan makanan yang dibawanya di meja depan kamar korban. Selesai kerja, sang ayah kembali ke kosan anaknya pukul 11.30 WIB. Namun pintu kosan korban masih tertutup. Sang ayah mulai curiga karena tak ada tanggapan saat pintu diketuk. Ia kemudian memanggil pemilik kos untuk meminta kunci cadangan, namun pintu tetap tidak bisa dibuka. Keduanya kemudian berinisiatif melepas engsel jendela kamar korban. Saat berhasil masuk, korban sudah ditemukan tergantung di pojokan kamar kos.
-
Kenapa siswa SMP itu mau bunuh diri? 'Korban juga pernah saat istirahat solat Jumat, yang muslim melaksanakan solat Jumat dan korban dikarenakan agama Hindu istirahat di kelas, pernah terlibat adu omongan dengan teman korban atas nama A yang seakan-akan membuat korban disalahkan karena melarang solat Jumat,' jelasnya. 'Akibat kejadian tersebut korban merasa dijauhi oleh teman korban, dan permasalahan ini tidak pernah di ceritakan ke guru BP atau guru lain dan akhirnya yang mendasari korban melakukan tindakan lompat dari ruang kelas,' tambahnya.
-
Bagaimana siswa SMP itu mencoba bunuh diri? 'Korban langsung melompat ke luar jendela, saat melompat korban sempat tersangkut di genteng lantai 2 Gedung SMPN 73, kkemudian jatuh ke lantai 1,' sambungnya.
-
Siapa yang bertanggung jawab atas kekerasan di sekolah? Satuan pendidikan harus menyadari mereka memiliki tugas dan fungsi perlindungan anak, selain tugas layanan pembelajaran.
-
Siapa mahasiswa yang tewas di Bali? Mahasiswa asal Tapanuli Utara, Sumatera Utara, Aldi Sahilatua Nababan (23) ditemukan tewas di kamar indekosnya di Bali.
Komisioner Bidang Pendidikan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Retno Listyarti mengapresiasi kepolisian yang bergerak cepat terhadap kasus tersebut.
"Polisi bertindak cepat tanpa menunggu laporan keluarga korban. Polisi juga yang mengarahkan keluarga korban untuk membuat laporan dan mengizinkan visum serta autopsi," kata Retno melalui pesan tertulis yang diterima di Jakarta, Minggu (6/10).
Retno mengemukakan polisi sudah melakukan olah tempat kejadian perkara dan meminta keterangan para saksi, termasuk siswa yang juga menjalani hukuman bersama korban.
Menurut Retno, polisi harus memastikan para saksi yang masih anak-anak itu mendapatkan pelindungan dan perlakuan sebagaimana diamanatkan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak.
"Apalagi, mereka akan bersaksi untuk guru dan sekolah mereka sendiri," ujarnya.
Dia menyayangkan sikap serta pernyataan pejabat Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Manado dalam kasus itu. "Pejabat tersebut menyatakan pihaknya akan memberikan pendampingan kepada semua, baik oknum guru maupun sekolah," tuturnya.
Retno mengatakan sikap tersebut tidak sesuai dengan Pasal 39 Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Pasal tersebut menyatakan pemerintah pusat dan pemerintah daerah wajib memberikan pelindungan hukum kepada guru ketika menjadi korban, bukan pelaku pidana.
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan seharusnya melakukan pemeriksaan kepada pihak sekolah dan menonaktifkan oknum guru yang diduga sebagai pelaku penyebab korban meninggal selama proses penyelidikan oleh polisi.
"Hal itu untuk menimbulkan efek jera dan terapi kejut bagi sekolah lain yang mungkin juga masih menerapkan hukuman fisik kepada siswanya," tuturnya.
Menurut Retno, sekolah korban juga seharusnya mendapatkan teguran keras, bahkan sanksi, atas peristiwa tersebut karena diduga masih menerapkan disiplin dengan pendekatan hukuman fisik yang membahayakan keselamatan anak.
"Kepala SMP tempat korban bersekolah membenarkan korban dan tujuh anak lainnya hari itu mendapatkan hukuman fisik karena terlambat sekolah. Dari penjelasan tersebut, diduga kuat hukuman fisik bagi anak yang terlambat biasa dilakukan," tandasnya. (mdk/did)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kemenkes sejauh ini belum mengetahui secara pasti soal penyebab meninggalnya siswa tersebut.
Baca SelengkapnyaBelum diketahui penyebab pelajar tersebut nekat mengakhiri hidupnya.
Baca SelengkapnyaKasus tersebut ditangani Kanit Laka Polresta Padang. Pelaku sedang diperiksa Polresta Padang.
Baca SelengkapnyaSiswa MTS itu mengalami luka bacok di leher dan sempat dibawa warga ke rumah sakit.
Baca SelengkapnyaPelajar SMP ditemukan tewas di belakang sekolahnya pada pagi tadi, Senin (9/10).
Baca SelengkapnyaSiswa kelas VII itu meninggal dunia karena tenggelam di Sungai Cileuluy saat Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS).
Baca SelengkapnyaAntara keluarga pelaku dan korban masih ada hubungan kekerabatan.
Baca SelengkapnyaSosok remaja anak pensiunan perwira Polisi belakangan menjadi sorotan lantaran tega membunuh bocah Sekolah Dasar (SD).
Baca SelengkapnyaSeorang siswa SD tewas tertimpa tembok roboh saat sedang berwudu di Masjid Raya Lubuk Minturun.
Baca SelengkapnyaPihak sekolah berkomitmen secepatnya akan menyelesaikan persoalan ini secara profesional.
Baca SelengkapnyaKapolsek Cengkareng, Kompol Hasoloan Situmorang mengatakan, pihaknya tengah mendalami dugaan adanya kelalaian dari pihak sekolah.
Baca SelengkapnyaPembunuh Siswa SMP Tewas di Lapas Palembang, Ada Bekas Jeratan di Leher dan Kaki
Baca Selengkapnya