Polisi sebut bom bantul berjenis low explosion
Merdeka.com - Bom yang meledak di Dusun Sawahan, Desa Sumber Karangnongko, Kecamatan Jetis, Kabupaten Bantul, DIY pada Selasa (1/11) dan memakan korban seekor kerbau milik Bakdi Barto Atmojo diperkirakan berdaya ledak rendah. Meski, suara ledakan terdengar hingga radius 1 kilometer.
"Menurut ahli meski ledakan terdengar hingga radius 1 kilometer dan menggetarkan area sekitar tempat kejadian, bom di Bantul masuk kategori low explosion (daya ledak rendah)," jelas Kepala Satuan Reserse Kriminal (Kasat Reskrim) Polres Bantul, AKP Anggaito Hadi Prabowo kepada merdeka.com, Rabu (2/11).
Meskipun berdaya ledak rendah, bom di Bantul dianggapnya masuk ke dalam kategori teror. Namun, kepolisian belum bisa memastikan apakah kejadian itu masuk aksi terorisme murni atau bukan.
-
Dimana bom itu diyakini berada? Hal ini diduga karena nuklir ini berada di sebuah pantai lepas di pulau Tybee, Georgia, sebab selama beberapa waktu di daerah ini tercatat memiliki tingkat radioaktif yang tinggi.
-
Apa yang meledak di Bekasi? Gudang peluru di Bantargebang, Bekasi meledak. Api membumbung tinggi. Ledakan juga terjadi berkali-kali.
-
Bagaimana bom itu hilang? Pada tanggal 5 Februari 1958, dua pesawat jet milik Angkatan Udara, bertabrakan. Salah satu pesawat tersebut membawa bom termonuklir Mark 15, karena peristiwa ini kemudian bom tersebut hilang dan belum ditemukan sampai sekarang.
-
Dimana kebakaran sering terjadi di Bantul? Di Kecamatan Banguntapan saja, sudah terjadi 10 kali kebakaran dengan objek rumah dan lahan sepanjang Juli ini.
-
Kerusakan apa yang terjadi akibat gempa Bantul? Bupati Halim menambahkan dampak dari gempa tersebut sebagian besar mengakibatkan kerusakan rumah ringan, rata-rata pada bagian atap. Sementara itu bangunan utama tetap utuh.
-
Apa saja yang terbakar di Bantul pada Juli 2023? Pada Rabu (19/6) terjadi lima kali kebakaran yaitu di tumpukan limbah pabrik garmen, Kebakaran karena korsleting di Banguntapan, kebakaran rumah di Badegan, Bantul, kebakaran rumah di Wonokromo, Pleret, dan kebakaran lahan di Sitimulyo, Piyungan.
Jika dimasukkan ke dalam kategori teror, maka penyelidikan kasus bom Bantul melibatkan Densus 88. Selain itu, penyelidikan kasus turut melibatkan Tim Laboratorium Forensik (Labfor) Polda Jawa Tengah.
"Pelibatan Densus 88 dan Tim Labfor Polda Jateng merupakan bagian dari prosedur penanganan. Sebab bom Bantul kami masukkan kategori teror," jelas Anggaito.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, bom di Bantul meledak setelah terinjak oleh seekor kerbau. Akibatnya kerbau itu mengalami luka karena tertancap paku dan serpihan logam pada bagian kaki dan perut. Kerbau yang tertancap paku itu akhirnya mati, Selasa (1/11) sekitar pukul 23.00 WIB.
(mdk/tyo)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ledakan di bangunan barang rongsokan itu terjadi sekitar pukul 09.00 WIB.
Baca SelengkapnyaLedakan diduga bersumber dari sisa temuan bahan ledakan yang akan dimusnahkan.
Baca SelengkapnyaWarga juga sempat melihat ada benda yang meluncur ke atas seperti mercon namun tidak meledak di atas.
Baca SelengkapnyaDua brimob dikabarkan dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Polda Jatim usai ledakan di Markas Gegana Satbrimob.
Baca SelengkapnyaBukit lumpur itu sudah berkali-kali meletus dan menelan korban jiwa.
Baca SelengkapnyaKejadian itu terjadi saat para pekerja galian sedang menggali tanah di sekitar area.
Baca SelengkapnyaApet memastikan tidak ada warga yang menjadi korban dari peristiwa ini.
Baca SelengkapnyaJumat (30/6) malam, wilayah Bantul dan sekitarnya diguncang gempa yang tidak berpotensi tsunami tapi harus tetap diwaspadai.
Baca SelengkapnyaKorban mengalami luka cukup parah sehingga tubuhnya harus diamputasi.
Baca SelengkapnyaDensus 88 turun tangan mendalami insiden ledakan di Klapanunggal
Baca SelengkapnyaDekat dengan pusat gempa, ternyata Bayah punya 6 fakta ini yang jarang diketahui.
Baca SelengkapnyaPangdam Jaya Mayjen TNI Mohamad Hasan memastikan tidak ada korban jiwa akibat Gudang Amunisi
Baca Selengkapnya